![]() |
Semangat Rindu: Penuhi Harapan Ayah dan Ibu |
Oleh: Tgk. Nasrollah Murni
S ebagai seorang penuntut ilmu yang jauh dari kampung halaman, tentunya terdapat berbagai macam gejolak hati yang dirasakan oleh penuntut ilmu itu sendiri.
Mulai dari kerumitan dalam melatih kesabaran,
belajar menjadi pribadi yang mandiri, serta mampu bertahan meyakini hati saat
gejolak rindu terus membuntuti.
Lantas, apa
yang akan kita lakukan dengan semangat rindu itu? Apakah kita penuhi harapan
ayah dan ibu atau sebaliknya?
Di kala
berhadapan dengan banyak cobaan dan rintangan, tentu besar pula pengaruh sabar yang mesti ditanamkan dalam hati, guna mencapai dengan baik terhadap apa saja
yang diharapkan.
Terlebih lagi, di sana ada harapan orang tua yang menjadi tanggung jawab bagi anak demi membahagiakan mereka. Baca Juga: Mengenali Peran Primer Orang Tua Kepada Anak
Berada dalam pondok pesantren yang berfungsi sebagai tempat menuntut ilmu adalah alternatif utama dalam proses menggapai impian itu.
Impian menjadi anak yang baik, shalih
dan shalihah yang paham ilmu agama, serta memiliki tata krama dan sopan santun
yang baik.
Hal ini
menjadi substansi utama dalam pengaruh pendidikan ilmu agama.
Mengapa tidak? Tingkah kebiasaan yang diterapkan oleh penuntut ilmu
di pondok pesantren menjadi patokan utama baginya ketika suatu saat nanti dia
akan memulai berkiprah dalam masyarakat.
Dia akan mampu
menerapkan nilai-nilai agama dalam masyarakat sekitar, terlebih utama untuk
keluarganya sendiri. Baca Juga: Fakta Jarang Diketahui Tentang Ayah Rasulullah
Hasil itu juga
menjadi bagian dari salah satu alasan terwujudnya kebahagiaan dan kebanggaan
yang dirasakan oleh orang tua.
Mereka melihat
pujaan hatinya, buah hati yang sangat disayangi telah menunjukkan kepribadian
yang layak seperti yang diajarkan dalam agama.
Dia mampu
memberikan kesan terbaik dalam perjalanan hidupnya dan telah berjuang dengan
semangat yang tinggi sampai menghasilkan kebanggaan bagi orang tuanya dengan
memahami ilmu agama.
Perlu disadari, berjuang dalam hal menuntut ilmu agama memang tidak mudah untuk dijalani. Di dalamnya terdapat banyak tantangan dan cobaan.
Bahkan diterpa
berbagai macam godaan sehingga menjadi bagian dari ujian itu sendiri terhadap
penuntut ilmu agama.
Ini kerap
sekali menjadi masalah serius tentang mengapa kebanyakan dari penuntut ilmu
lebih memilih untuk berhenti karena tidak mampu lagi bertahan dengan berbagai
macam alasan.
Dengan mempertimbangkan beberapa akar masalah di atas, di sini sedikit kita beri penjelasan mengenai tentang arah dan tujuan seorang penuntut ilmu.
Di sisi itu
juga bagaimana solusi yang harus dipilih agar ia mampu menggapai
harapannya dan tidak akan memilih untuk berhenti belajar.
Namun, tidak
bisa menghindari dari banyak tantangan dan pikiran negatif yang terus terbesit
dalam hatinya.
Penuntut Ilmu Adalah Pejuang Agama
Pentingnya mendalami ilmu agama memang tidak dapat dibantah lagi, karena segala sesuatu yang dikerjakan di dunia ini tidak pernah terlepas dari pedoman ilmu agama.
Baik dari segi ibadah maupun kegiatan dalam masyarakat. Hakikatnya setiap
penuntut ilmu adalah pejuang agama.
Prinsip dalam
menerapkan ilmu agama juga mesti selalu ada dalam benak hati setiap orang agar
apa yang akan dilakukan akan terus berpijak dan pedoman berlandasan dengan ilmu
agama. Sehingga manusia semakin terarah pada jalan
yang benar dan tidak terjerumus dalam kesalahan.
Maka, dengan
penerapan itulah secara tidak langsung kita telah membantu menjalankan
pesan-pesan serta amanah yang telah disampaikan oleh Rasulullah SAW kepada
seluruh umat manusia. Dalam tanda kutip melestarikan dakwah pada masa
Rasulullah SAW di era Modern.
Dengan
melestarikan dakwah Rasulullah pula, kita sudah menjadi bagian dari manusia
yang sedang berjuang dalam mengukuhkan agama di atas permukaan bumi ini.
Penuntut Ilmu Adalah Harapan Orang Tua
Iya, ketika
orang tua mengantar dan mengizinkan anaknya untuk menuntut ilmu di pondok
pesantren, di dalam hati orang tua ada harapan besar bagi anak-anaknya.
Mereka
berharap agar anaknya kelak menjadi anak yang shalih dan shalihah. Mereka kelak
menjadi anak yang taat pada agama serta patuh pada orang tua. Baca Juga: Orang Tua Bercerai, Anak Ikut Siapa?
Memiliki
Kemampuan dalam memahami ilmu agama dan mampu menerapkannya dalam kehidupan,
itu merupakan sebuah kebanggaan bagi orang tua ketika melihat anaknya
menunjukkan perilaku baik, memiliki adab serta etika.
Sedangkan
berbicara tentang prestasi lain atau yang berbentuk penghargaan itu adalah
bonus. Mengapa demikian? karena dalam hati orang tua sendiri prestasi adalah
tentang apa yang diperlihatkan oleh anak kepada mereka yaitu berupa adab dan
etika.
Melalui cara
dia berbicara dengan sopan santun dan sikap yang diperlihatkan dari seorang
anak membuktikan bahwa dia memiliki pribadi yang baik dan berakhlak. Dan itu
merupakan bagian dari salah satu prestasi yang dapat membanggakan orang tua.
Salah satu
peran yang tidak boleh hilang dari anak sebagai bagian dari harapan orang tua
adalah Ketika mereka masih hidup berusaha untuk mampu memberikan kebanggaan
dengan tingkah laku yang baik.
Begitu juga
ketika mereka sudah tiada, si anak juga tanpa berhenti mengirimkan doa kepada
orang tuanya bahkan tanpa henti meniatkan pahala di balik kebaikan apa pun yang
dikerjakan.
Rindu Orang Tua antara Pulang dan Lanjut Berjuang
Di balik
kesabaran dan kesungguhan penuntut ilmu dalam menjalankan tugasnya di pondok
pesantren, kita juga tidak bisa memungkiri tentang timbulnya perasaan rindu dan
keinginan untuk pulang ke rumah dan berhenti berjuang walaupun masih di tengah
jalan.
Karena
menuntut ilmu tidak cukup dengan waktu yang singkat tetapi butuh waktu yang
lama. Sedangkan keinginan yang terus bergejolak dalam jiwa penuntut ilmu
terkadang terus bergumam dalam hatinya untuk memutuskan pulang ke rumah dan
berhenti dari menuntut ilmu.
Dan ini
menjadi bagian dari cobaan yang harus dilewati, karena apa pun pikiran yang
timbul dengan tujuan berhenti berjuang itu adalah bagian dari cobaan itu
sendiri.
Dengan cobaan
yang sedemikian rupa, perlu diingat bahwa perasaan rindu kepada orang tua di
saat sedang menuntut ilmu adalah bagian dari cara menghilangkan rasa malas dan
jenuh.
Sebab pada
dasarnya hal utama yang harus dipikirkan oleh penuntut ilmu adalah mengerjakan
apa saja yang bisa memberikan manfaat agar orang tuanya mendapatkan pahala dari
apa yang dikerjakannya.
Maka
wajar-wajar saja saat jauh dengan orang tua sering sekali merasakan rindu yang
luar biasa. Karena itu adalah salah satu cara Allah menyadarkan para penuntut
ilmu agar dia tahu bahwa di sana ada orang tua yang harus dibahagiakan, bukan
malah memilih untuk pulang.
Perlu disadari
bahwa semua yang dijalani dan diraih merupakan hasil dari doa dan dukungan
orang tua. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, orang tua mengantarkan
anaknya ke pondok pesantren bukan untuk menghukum atau dikekang.
Namun, tujuan
mulia sebenarnya adalah agar dia tahu makna kehidupan yang sesungguhnya setelah
memahami ilmu agama. Baik itu berkenaan mulai dari tata cara beribadah dan
beretika yang baik serta ilmu lainnya yang di dapatkan saat belajar.
Begitu pun
orang tua, ketika mengantar anaknya ke pondok pesantren tentu saja mengharapkan
kebaikan yang akan diperoleh anaknya yaitu berupa ilmu agama. Selain itu pula
dia akan menjadi anak yang kelak bisa memberikan manfaat kepada orang lain.
Maka, tanamkan
pesan-pesan moral dalam hati masing-masing saat menuntut ilmu agama, agar
selalu paham bahwa di balik segala cobaan dan rintangan dan di balik banyaknya
keinginan, di sana ada orang tua yang harus dibahagiakan.
Semoga kita
semua bisa memanfaatkan tabungan semangat rindu untuk penuhi harapan orang tua.
Semoga mereka mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Amin amin amin
Posting Komentar