![]() |
Pengajian Bersama Abu Mudi |
Menuntut ilmu adalah kebutuhan primer setiap manusia. Fungsi dan efektifitas sebuah disiplin ilmu semua orang telah mengakuinya. Bahkan itu menjadi syarat utama dalam menilai taraf kehidupan seseorang.
Tidak ada yang mentolerir kebodohan sebagai tolak ukur utama sumber daya manusia. Kualitas dan kuantitas keilmuannya sangat diperhitungkan di mana pun dan kapan pun saja.
Pesan Allah Kepada Rasulullah
Allah SWT berpesan dan mengajari Nabi Muhammad SAW agar senantiasa
meningkatkan kualitas keilmuannya. Wejangan tersebut tertera dalam surat thaha
ayat 114 yang berbunyi:
ÙˆَÙ‚ُÙ„ رَّبِّ
زِدۡÙ†ِÙŠ عِÙ„ۡÙ…ٗا
Artinya: Dan katakanlah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan".
Kalau kita membaca literatur sejarah, kita akan menyaksikan pula bagaimana semangatnya para sahabat dalam mencari ilmu dan mengingatkan saudaranya agar selalu berada dalam majelis keilmuan.
Di antaranya adalah ahli shuffah yaitu orang yang tinggal di teras mesjid nabi.
Mereka rela meninggalkan kampung halamannya untuk bisa senantiasa berada bersama Rasulullah. Sehingga mereka bisa memperoleh banyak ilmu langsung dari Rasulullah.
Di antara ahlu shuffah Yang terkenal dengan kualitas dan kuantitas keilmuannya adalah Abu Hurairah RA.
![]() |
Potret Santri Mondok |
Potret semangat belajar dan mengajak menghadiri majelis ilmu menjadi teladan bagi kita untuk selalu mensupport diri kita dan juga orang lain agar senantiasa berada dalam taman keilmuan.
Di samping itu, ketika kita telah berada dalam suatu majelis ilmu maka kita perlu memperhatikan pula kriteria-kriteria tertentu agar kita bisa semaksimal mungkin dalam memperoleh ilmu dalam majelis tersebut.
Tiga Model Orang Yang Menghadiri Majlis Ilmu
Ada tiga model orang yang menghadiri majelis ilmu sebagaimana hal ini pernah terjadi di masa nabi. Maka dengan mengetahui tipe model tersebut kita bisa memperbaiki diri dan saling mengingatkan demi mencapai keridhaan Allah bersama. Apa tiga tipe tersebut?
Dikutip dari kitab al-Manhaj al-Sawi karangan Habib Zein Bin Ibrahim Bin Smith. Disebutkan sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Imam Muslim dan selain keduanya yang artinya:
“Diriwayatkan dari Abi Waqid al-Laitsi bahwasanya Rasulullah SAW ketika sedang duduk di dalam mesjid sedangkan para sahabat bersamanya, tiba-tiba datanglah tiga orang. Maka dua orang menghadap Rasulullah SAW sedangkan yang lain langsung pergi.
Abu Waqid bercerita: Maka kedua orang tadi menghadap Rasulullah SAW. Salah satu di antara keduanya melihat tempat kosong dalam halaqah tersebut maka dia menuju kesana dan duduk di tempat tersebut.
Sedangkan yang satu lagi duduk dibelakang para sahabat yang lain. Adapun orang yang ketiga tadi langsung berangkat meninggalkan majelis tersebut. Baca juga spirit cinta Rasulullah Kepada kita.
Setelah Rasulullah SAW selesai. Rasulullah berkata: maukah aku beritahu kalian tentang tiga orang tadi? Adapun salah satu dari mereka adalah orang yang berlindung kepada Allah, maka Allah memberi perlindungan kepadanya.
Sedangkan yang lain adalah orang yang merasa malu, maka Allah malu kepadanya. Sedang yang terakhir adalah orang yang berpaling dari allah, maka Allah berpaling darinya.”
Dari hadis tesebut menggabarkan bagaimana kondisi dan sikap seseorang dalam menghadiri majelis ilmu yaitu:
1. Orang yang berlindung dengan Allah
Orang tersebut adalah orang yang antusias mengikuti kajian dalam majelis tersebut sehingga berusaha agar bisa mendapatkan ilmu tersebut secara sempurna.
Hal itu baru bisa didapatkan secara maksimal adalah dengan duduk
langsung berhadapan dengan gurunya ataupun mencari tempat yang kosong di tempat
yang terdekat dengan guru tersebut.
2. Orang yang merasa malu dengan Allah
Orang tersebut adalah orang yang mencari shaf paling belakang dalam majelis ilmu. Meskipun awal datang tetapi tempat yang dicari adalah tempat yang tersembunyi di belakang jamaah lain yang menghadiri majelis tersebut.
Tindakan seperti itu lebih populer dewasa ini dengan istilah “barisan
bangku belakang”.
3. Orang yang berpaling dari Allah
Tipe orang yang terakhir ini adalah orang yang sudah menghadiri majelis ilmu tetapi dengan alasan yang tidak jelas meninggalkan majelis tersebut. Seolah-olah berpaling dari Allah karena meninggalkan aktifitas yang mulia yaitu menuntut ilmu.
Allah juga akan melakukan hal yang sama terhadap orang tersebut yaitu berpaling darinya pula.
Baca Juga: Cuek Dengan Kesalahan, Beresikokah?
Oleh karena itu, marilah kita melihat diri sendiri bagaimanakah tindakan kita selama ini. apakah termasuk dalam orang yang bertipe pertama, kedua atau ketiga. Kita berlindung kepada Allah agar dijauhkan dari tipe yang terakhir.
Amin ya rabbal a’lamin..
Wallahu a’lam bisshawab..
Posting Komentar