aNJDzqMa0Kj3po49qxTqapPaQ1OOt1CMotfJqXkz
Bookmark

Kisah Heroik: Ibnu Hajar Menimba Emas dari Sumur Zamzam

Ibnu Hajar Menimba Emas Dari Sumur Zamzam


Dalam kehidupan ini, sering kita menjumpai keajaiban-keajaiban yang menunjukkan buah dari hasil keimanan yang sempurna dari seorang hamba kepada rabb-Nya. Begitulah yang terjadi dengan Imam al-Faqih Syihabuddin Ahmad bin Muhammad bin Muhammad bin Ali bin Hajar al-Samunthi al-Haitami, atau lebih populer dengan sebutan Syeikh Ibnu Hajar al-haitami.

Sekilas Biografi Imam Ibnu Hajar Al-Haitami

Imam Ibnu Hajar Al-Haitami lahir pada bulan Rajab tahun 909 H di Mahallah Abi al-Haitam, Mesir bagian barat. Beliau ditinggalkan oleh ayahnya tercinta karena wafat sejak masih kecil. Kemudian beliau dirawat dan diasuh oleh Imam Syamsuddin bin Abi al-Hamayil dan Syamsuddin al-Syinawi.

Beliau telah mampu menghafal Al-Quran di usia yang masih dini. Saat usianya belum genap 20 tahun, guru-gurunya telah memberi izin  kepada beliau untuk mengajar dan berfatwa. Baca Juga Biografi Imam Syafi'i.

Kehidupannya sepenuhnya didedikasikan untuk mengajar umat dan menulis kitab dalam berbagai disiplin ilmu. Pada tanggal 23 Rajab tahun 974 H akhirnya beliau menghembuskan nafas terakhir menghadap kepada Allah SWT.

Ibnu Hajar Menimba Emas dari Sumur Zamzam

Kehidupan yang dipilih oleh Imam Ibnu Hajar al-Haitami adalah seadanya saja dan secukupnya. Beliau hidup dalam kemiskinan selama 4 tahun dan tidak pernah makan daging karena tidak mempunyai uang untuk membelinya. 

Sebenarnya Isteri beliau memiliki keinginan sejak lama ingin mandi di pemandian air panas, akan tetapi Imam Ibnu Hajar tidak punya uang untuk bisa masuk pemandian tersebut. 

Imam Ibnu Hajar mencoba mengibur dan berkata kepada isterinya: Bersabarlah wahai isteriku, aku akan kumpulkan uang dulu agar kita bisa masuk ke sana.

Setiap kali Allah SWT membukakan rezeki-Nya kepada beliau melalui usaha yang dilakukannya sehari-hari, maka beliau sisihkan sedikit sampai terkumpul setengah riyal, lalu diserahkan kepada isteri beliau. Baca Juga Dunia Adalah Jamban, Tamu VIP atau Ekonomi Anda?

Setelah uangnya cukup yang sudah dikumpulkan, isteri beliau bergegas pergi ke pemandian air panas. Ketika sampai di sana dia meminta kepada penjaganya untuk membukakan pintu untuknya agar bisa masuk, tapi ditolak.

Penjaga tersebut memberi penjelasan kenapa ditutup dan berkata: Hari ini saya tidak akan membukakan pintu ini untuk siapa pun, karena isteri Syaikh Al 'Alim Al- Faqih Muhammad Ar-Ramli sedang berada di dalam bersama para sahabatnya.

Beliau berpesan bahwa untuk tidak membukakan pintu ini untuk siapa pun lagi pada hari ini karena beliau telah membayar 25 riyal dan tidak mengizinkan seorang pun untuk memasuki ke sana. Baca Juga Delapan Hal Yang Sering Tertipu.

Kemudian istrinya menimpali Ibnu Hajar: Lalu mana ilmumu? Sudah fakir, kesulitan, susah payah dan engkau tidak mendapat sesuatu pun dari ilmumu. Ambillah kembali uangmu yang telah engkau kumpulkan berhari-hari.

Ketika Imam Ibnu Hajar mendengar omelan isterinya, beliau berkata: Aku ini sebenarnya tidak menghendaki dunia dan aku ridha atas apa saja yang telah Allah tetapkan kepadaku dalam kehidupan di dunia ini, sedangkan jika engkau menginginkan dunia, ayo kita sekarang ke sumur zamzam. Baca Juga Pilih Suami Hafiz Al-Quran atau Mahir Kitab?

Keduanya pun pergi ke sumur zamzam, ketika sampai di sana, Imam Ibnu Hajar mulai menimba, ketika diangkat ternyata satu timba isinya penuh dengan uang dinar.

Beliau bertanya: Apakah segini cukup untukmu?

Isterinya menjawab: masih Kurang.

Ibnu Hajar kemudian menimba untuk kedua kalinya, ternyata isinya juga penuh dengan uang dinar lagi.

Beliau bertanya lagi: Apakah segini cukup?

Isterinya menjawab: Aku ingin emas tiga timba.

Kemudian beliau menimba untuk yang ketiga kalinya dan isinya juga sama dengan sebelumnya yaitu penuh dengan emas.

Lantas Imam Ibnu Hajar berkata kepada isterinya: Aku suka keadaan fakir berdasarkan pilihanku sendiri. Aku memilih untuk diriku sendiri apa yang ada di sisi Allah SWT. Adapun dunia ini, semuanya sama bagiku, dunia yang fana, usianya pendek dan kehidupan hina. Baca Juga Suami Wajib Perhatikan Ini Agar Tidak Diremehkan Istri.

Imam Ibnu Hajar berkata: Baiklah sekarang ini aku berikan dua pilihan untukmu yaitu kembalikan semua emas ini ke dalam sumur zamzam dan engkau masih bisa bersamaku, atau engkau bawa semua emas ini, dan engkau pulang ke rumah keluargamu serta ambil talakmu, karena aku tidak menginginkan dunia.

Isteri beliau mencoba untuk memberi pilihan lain: Bagaimana kalau kita nikmati saja emas ini seperti yang dilakukan oleh orang-orang.

Beliau berkata: Tidak, kembalikan semua emasnya ke dalam sumur atau engkau ambil semuanya bawa pulang ke rumah keluargamu dan ambil talakmu. Baca Juga Adakah Cinta Yang Terlarang?

Isterinya kembali membuat pilihan yang lain: Bagaimana kalau kita kembalikan dua timba, dan satu timba ini kita simpan?

Imam Ibnu Hajar kembali menjawab dengan jawaban yang sama. Isterinya bertanya lagi: Bagaimana kalau kita ambil satu dinar saja tidak usah banyak-banyak untuk bersenang-senang hari ini?

Imam Ibnu Hajar masih tetap konsisten dengan jawaban yang sama. Kemudian isteri beliau berkata: Kita kembalikan semuanya ke dalam sumur, aku tidak ingin berpisah denganmu karena kita sudah hidup bersama selama bertahun-tahun. 

Engkau telah memperlihatkan karamah ini kepadaku dan apakah kita berpisah hari ini? sungguh aku tidak mau. Aku memilih untuk bersabar bersamamu. Aku semakin yakin hidup bersamamu, meskipun kita hidup dalam keadaan miskin. Demi Allah, aku akan bersabar dengan segala kesulitan yang kita hadapi dalam hidup ini. Baca Juga Mencari Istro Shalihah Menggunakan Rumus Matematika.

MasyaAllah...

Kesimpulan

Sungguh kisah yang menggugah jiwa. Mengajari kita makna hidup yang sebenarnya di dunia ini. Untuk para isteri yang merasa hari ini hidup serba kekurangan, mari kita renungkan kisah ini dan memetik hikmahnya.

Untuk para isteri yang hidup serba kecukupan apalagi diberi nafkah dan fasilitas yang istimewa oleh suaminya, maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?

Mari kita memperbanyak syukur kepada Allah, dan banyak berterima kasih pada suami.

أللهم.. لاتجعل الدنيا اكبر همنا

 

 

Dinukil dari kitab Tuhfatul Asyraf.

 

Posting Komentar

Posting Komentar