aNJDzqMa0Kj3po49qxTqapPaQ1OOt1CMotfJqXkz
Bookmark

Calon Suami, Yang Mahir Kitab Atau Hafal Al-Quran?

Kitab Kuning

Berbicara tentang persoalan jodoh menjadi hal yang sangat menarik untuk dikaji. Banyak hal unik yang kita jumpai ketika seseorang ingin memasuki jenjang ini.

Setiap pasangan pasti ingin memperbaiki diri secara sempurna saat itu. Maka jangan heran beberapa hari sebelum menuju hari pernikahan mereka akan terlihat lebih shalih dari biasanya. 

Tutur kata dan etika pun semakin enak disaksikan. Bukan hanya dari pihak calon pasutri saja tetapi hampir seluruh keluarga bersikap dengan penuh kehati-hatian.

Mungkin karena mereka akan merajut ikatan kekeluargaan yang lebih besar lagi dan tidak ingin sedikitpun aib keluarga yang menyembul keluar kepermukaan. 

Sikap peduli dan menjaga diri serta keluarga saat itu muncul secara tiba-tiba tanpa konsep dan planning lebih awal.

Di samping itu, setiap pasangan biyasanya telah menentukan kriteria masing-masing untuk dijadikan calon pasangannya. Sehingga mudah dalam mengeliminasi dan menyeleksi calonnya.

Ketika sang istri merasa dilema karena dihadapkan pada pilihan yang harus diputuskan segera. Maka kebijakannya sedang diuji. 

Efeknya adalah akan menanggung segala resiko baik positif maupun negatif seumur hidup.

Mereka dibingungkan dengan pilihan suami yang berlatar belakang anak pesantren yang pintar memahami dan mengkaji redaksi kitab dengan orang yang hafal al-quran.

Orang yang ahli dalam kitab adalah orang yang mampu memahami beragam redaksi-redaksi kitab serta mampu menguraikan dan menjelaskan detail isi kandungan dari kitab tersebut.

Sedangkan orang yang menghafal al-quran adalah orang-orang yang mengkhususkan diri untuk menghafalkan al-quran saja. Meskipun di sisi lain banyak juga yang mendalami secara detail tentang ilmu al-quran.

Al-Qur'an Android

Tetapi itu sangat sedikit kecuali orang-orang yang mengkombinasikan keduanya yaitu mahir dalam kitab sekaligus penghafal al-quran. 

Karena untuk memahami ilmu al-quran harus berkecimpung pula dalam dunia per-kitab-an alias belajar kitab pula.

Tanpa kita sadari, sebenarnya banyak orang-orang yang tidak bertanggung jawab mengadu Islam dengan menanamkan dokrin dikotomi pendidikan terhadap masyarakat. 

Artinya semua itu harus dipisahkan tidak boleh dipadukan. Sehingga ini menjadi senjata sendiri untuk melibas sesamanya. Hematnya adalah senjata makan tuan.

Namun demikian, begitulah isu yang disebarkan dalam masyarakat sehingga setiap kelompok memiliki catatan aib bagi kelompok yang lain. 

Dan itu menjadi senjata untuk melumpuhkan lawannya, padahal semuanya ada jurusan masing-masing.

Realita yang kita saksikan saat ini adalah salah memahami konsep dan kewenangan ketika menjadi sebuah keahlian. Misalnya orang yang hafal al-quran mereka mengabaikan untuk mepelajari nash-nash kitab dengan berbagai alasan.

Faktanya sebagian besar hukum dalam Islam yang kita dapatkan itu melalui redaksi-redaksi yang dipahami dari kitab. Tidak bisa langsung kita menelan mentah dari al-quran dan hadis. Karena kemampuan kita tidak sampai kesitu.

Di samping itu, seseorang yang mendalami kitab dengan mempelajari beragam karangan ulama dari berbagai disiplin ilmu maka dia telah mempelajari isi dari al-quran dan hadis. Karena ilmu tersebut uraian dan representasi dari al-quran dan hadis.

Fakta negatif dari kalangan ini adalah memiliki pandangan negatif terhadap orang yang menghafal al-quran secara mutlak. 

Catatan aib yang dilabelkan adalah sering berbicara hukum dengan sumber hadis dan al-quran untuk memojokkan orang yang ahli dan mahir kitab.

Kok jauh melenceng dari pembahasan kita ya.. hehehe

Oleh karena itu, ketika seorang wanita dibuat bingung dengan pilihan calon suami, apakah harus memilih calon suami yang hafal al-quran atau pinter baca kitab, Maka saya mengutip pesan Hasan Al-Bashri sebagai solusi dalam masalah ini.

Beliau mengatakan bahwa: “carilah lelaki yang besar takutnya kepada Allah, bisa memperlakukan wanita dengan baik, bisa mengendalikan ego dan tidak kasar”.

Dari pernyataan beliau kita dapat memahami 4 petuah penting dalam memilih calon suami yaitu:

  1. Calon suami yang besar takut kepada Allah
  2. Calon suami yang bisa memperlakukan istrinya dengan baik
  3. Calon suami yang mampu mengendalikan egonya
  4. Calon suami yang tidak berlaku kasar terhadap istrinya.

Lantas apa hubungannya calon suami yang pintar baca kitab dan hafal al-quran? Ini yang menjadi inti pokok pemabahasan kita.

Ketahuilah dua hal di atas merupakan bonus yang Allah berikan kepada Anda. Ketika Anda mampu memperoleh 4 kriteria suami sesuai yang dinyatakan oleh Imam Hasan Al-Bashri, maka anda sudah mendapatkan keberuntungan yang luar biasa apalagi dapat bonusnya.

Semoga Allah memberikan kita kemudahan dalam mencapai semua hajat dan kebutuhan yang diridhai oleh Allah SWT. Amin amin amin...

Wallahu a’lam bis shawab

Posting Komentar

Posting Komentar