![]() |
| Kaligrafi nama Nabi Muhammad ﷺ yang menggambarkan makna keagungan dalam peringatan Maulid Nabi. |
M aulid Nabi Muhammad ﷺ selalu menjadi momen istimewa bagi umat Islam di seluruh dunia.
Perayaan ini bukan hanya sekadar tradisi atau budaya, tetapi juga wujud rasa cinta dan syukur atas kelahiran manusia termulia, Rasulullah ﷺ, yang diutus sebagai rahmat bagi semesta alam.
Dari masa ke masa, kisah-kisah penuh keajaiban sering kali mengiringi perayaan Maulid, seolah menjadi tanda kasih sayang Allah bagi orang-orang yang memuliakan Rasul-Nya.
Salah satu kisah menakjubkan datang dari Lebanon, sebagaimana diceritakan oleh ulama besar, Al-Habib Jailani Asy-Syathiri pada 26 Rabiul Awal 1437 H (7 Januari 2016) di Rubath Tarim, Yaman.
Kisah ini bersumber dari Abuya Sayyid Muhammad Al-Maliki melalui sanad keilmuan yang kuat.
Kejadian tersebut melibatkan seorang gadis Nasrani yang secara ajaib mendapatkan hidayah Islam pada hari kelahiran Nabi ﷺ.
Simak juga: Kisah anak shaleh dan ayahnya munafik yang mengguncang kota Madinah
Tradisi Perayaan Maulid Nabi di Dunia Islam
Perayaan Maulid Nabi memiliki banyak bentuk dan tradisi di berbagai negara Muslim.
Di Indonesia, Maulid dirayakan dengan pembacaan kitab Barzanji atau Simthud Durar, majelis shalawat, hingga kegiatan sosial.
Di Mesir, perayaan ini meriah dengan pawai dan pembagian makanan.
Di Tarim, Yaman, Maulid diisi dengan pengajian dan shalawat berjamaah yang penuh kekhusyukan.
Sementara di Lebanon, sebagian masyarakat merayakan Maulid dengan cara yang unik yaitu menembakkan senjata api ke udara sebagai simbol kegembiraan.
Meski terkesan berbahaya, tradisi ini sudah berlangsung turun-temurun, mirip dengan perayaan pernikahan di sebagian masyarakat Arab.
Dari tradisi inilah sebuah peristiwa besar terjadi, menjadi pelajaran penting bagi umat Islam.
Simak juga: Kisah nyata dicium oleh Rasulullah dalam mimpi
Awal Kisah Putri Nasrani yang Tertimpa Musibah
Pada suatu perayaan Maulid Nabi di Lebanon, masyarakat setempat dengan penuh semangat menyalakan kembang api dan menembakkan senjata ke udara.
Namun, sebuah peluru nyasar justru menimpa kepala seorang gadis dari keluarga Nasrani bani Ghatas yang kebetulan sedang menyaksikan acara tersebut.
Gadis itu seketika roboh bersimbah darah.
Kepalanya ditembus peluru, dan situasi pun berubah panik.
Sang ibu menjerit histeris, memanggil-manggil putrinya dengan penuh rasa takut:
"Binti… Binti… Binti…" (Putriku… Putriku… Putriku…).
Anak itu segera dibawa ke Rumah Sakit Ghassan Hamud.
Namun, para dokter menyatakan bahwa kondisinya sangat kritis karena pendarahan otak parah.
Mereka bahkan menyarankan agar sang gadis dibawa ke Amerika untuk penanganan lebih lanjut.
Tetapi takdir berkata lain, dokter akhirnya memastikan bahwa sang gadis tidak bisa lagi diselamatkan.
Simak juga: Sosok yang rela digelari tuli sepanjang masa demi menjaga privasi seorang wanita
Jeritan Sang Ibu yang Menghardik Rasulullah ﷺ
Dalam kepanikan dan rasa kecewa yang mendalam, sang ibu Nasrani menjerit dengan penuh amarah.
Ia berteriak menghardik Rasulullah ﷺ dengan kata-kata kasar:
يا(سيدنا)محمد أين أنت يا(سيدنا)محمد، وأنت تدعى النبوة..؟ انظر ماذا فعل أمتك إلى بنتي في يوم احتفال مولدك..؟
"Di manakah engkau, hai Muhammad yang disebut Nabi? Lihatlah apa yang dilakukan umatmu kepada anakku pada hari perayaan kelahiranmu..?"
Bagi seorang Muslim, tentu ucapan ini terasa menusuk.
Namun, Allah justru menyiapkan skenario besar yang mengubah segalanya.
Simak juga; Kisah Rasulullah ditampar oleh seorang Badui
Keajaiban Terjadi di Ruang Perawatan
Dokter yang bertugas memastikan bahwa gadis itu telah meninggal.
Dengan berat hati, mereka mempersilakan sang ibu masuk untuk melihat anaknya untuk terakhir kali.
Namun, apa yang terjadi di dalam ruangan itu sungguh di luar nalar manusia.
Sang ibu melihat anaknya duduk di tepi ranjang dengan bugar, seolah tidak pernah mengalami luka tembak sama sekali.
Darah hilang, luka sirna, wajahnya berseri.
Dengan penuh ketakutan sekaligus kegembiraan, gadis itu berkata:
"Ibu… Ibu… Tutup pintu dan jendela, jangan biarkan dia keluar!"
Ibunya, yang masih linglung, bertanya:
"Siapa, duhai putriku?"
Sang gadis menjawab sambil tersenyum, "(Nabi) Muhammad, (Nabi) Muhammad, Ibu."
Simak juga: Adab-adab menjenguk orang sakit yang sering diabaikan
Hidayah: Syahadat yang Menggetarkan
Kejadian luar biasa itu membuat sang ibu terdiam.
Dengan penuh rasa ingin tahu, ia bertanya lagi kepada putrinya.
Sang gadis menjawab dengan mantap:
"Aku bersaksi, Ibu, bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah utusan Allah."
Kalimat syahadat itu mengalir begitu saja dari lisannya, menjadi penanda keislamannya.
Peristiwa ini membuat semua orang yang menyaksikan tertegun, termasuk para dokter dan masyarakat sekitar.
Tidak sedikit di antara mereka yang akhirnya ikut bersyahadat, terinspirasi oleh keajaiban yang baru saja terjadi.
Simak juga: 5 Keistimewaan bernama Muhammad
Makna Spiritual dari Kisah Ini
Kisah keajaiban pada perayaan Maulid Nabi di Lebanon ini memberikan banyak pelajaran berharga, antara lain:
1. Rasulullah ﷺ Rahmat bagi Seluruh Alam
Kehadiran Nabi bukan hanya untuk umat Islam, tetapi membawa kasih sayang dan hidayah bagi seluruh manusia, bahkan yang semula non-Muslim.
2. Hidayah Milik Allah
Tidak ada yang bisa menghalangi hidayah Allah ketika Dia sudah berkehendak.
Seorang gadis Nasrani sekalipun, di ambang kematian, bisa mendapatkan cahaya iman.
3. Keutamaan Memuliakan Maulid
Momen Maulid adalah sarana menghadirkan cinta kepada Rasulullah ﷺ.
Kisah ini menjadi bukti bahwa Maulid bukan sekadar perayaan, tetapi juga momentum penuh keberkahan.
4. Doa dan Jeritan Hati Didengar Allah
Meski awalnya berupa hardikan, jeritan sang ibu justru mendatangkan rahmat Allah.
Ini menunjukkan bahwa Allah Maha Kuasa membalik keadaan.
Baca juga; 3 orang yang doanya dijamin mustajabah oleh Rasulullah
Pesan Dakwah untuk Umat Islam
Kisah ini mengingatkan kita agar tidak pernah meremehkan perayaan Maulid Nabi ﷺ.
Bagi sebagian orang, Maulid hanya dianggap tradisi.
Namun, bagi pecinta Rasulullah, Maulid adalah momen menghidupkan kembali cinta, doa, dan shalawat.
Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an:
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ
"Dan tidaklah Kami mengutus engkau (Muhammad), melainkan sebagai rahmat bagi semesta alam."
Rasulullah ﷺ adalah rahmat, dan rahmat itu akan senantiasa hadir bagi siapa saja yang memuliakan beliau.
Penutup
Kisah keajaiban pada perayaan Maulid Nabi di Lebanon ini menjadi bukti nyata bahwa cinta kepada Rasulullah ﷺ bukan hanya milik umat Islam, tetapi juga bisa menjadi jalan hidayah bagi mereka yang sebelumnya jauh dari Islam.
Seorang putri Nasrani yang ditembak hingga dinyatakan meninggal, bangkit kembali dengan izin Allah, lalu bersyahadat karena kelembutan Rasulullah ﷺ.
Semoga kisah ini semakin meneguhkan hati kita untuk selalu mencintai Rasulullah ﷺ, memperbanyak shalawat, serta menghidupkan perayaan Maulid Nabi dengan penuh kegembiraan.
اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد.



Posting Komentar