aNJDzqMa0Kj3po49qxTqapPaQ1OOt1CMotfJqXkz
Bookmark

Adab-Adab Menjenguk Orang Sakit dalam Islam

Ilustrasi pasien sedang dirawat intensif di rumah sakit

M enjenguk orang sakit adalah salah satu amalan mulia yang sangat dianjurkan dalam Islam. 

Rasulullah ﷺ sering mencontohkan kepada para sahabat betapa besar pahala bagi mereka yang menjenguk saudaranya yang sedang sakit. 

Bahkan, dalam sebuah hadis disebutkan bahwa barang siapa menjenguk saudaranya sesama Muslim, maka ia berjalan di taman surga hingga ia duduk di sisi orang yang sakit tersebut.

Namun, tahukah Anda bahwa Islam tidak hanya memerintahkan untuk menjenguk orang sakit, tetapi juga mengatur adab dan etika ketika melakukannya? 

Hal ini penting, sebab salah sikap ketika menjenguk justru bisa membuat pasien merasa tidak nyaman, terganggu, bahkan memperburuk kondisinya.

Imam al-Hafizh Ibn Hajar al-‘Asqalani dalam kitab Fath al-Bari menjelaskan 10 adab menjenguk orang sakit yang sebaiknya diperhatikan setiap Muslim. 

Artikel ini akan membahas secara lengkap, mulai dari dalil, hikmah, hingga panduan praktis agar kunjungan Anda kepada orang sakit bernilai pahala sekaligus membawa ketenangan bagi yang dijenguk.

Simak juga: Meninggal saat melahirkan anak zina, apakah syahid? 

Dalil Anjuran Menjenguk Orang Sakit dalam Islam

Sebelum masuk pada pembahasan adab, mari kita pahami dulu mengapa menjenguk orang sakit sangat dianjurkan. 

Dalam sebuah hadis qudsi, Allah ﷻ berfirman:

"Wahai anak Adam, Aku sakit namun engkau tidak menjenguk-Ku."

Manusia berkata: "Ya Rabb, bagaimana aku menjenguk-Mu, sedangkan Engkau adalah Rabb semesta alam?"

Allah berfirman: "Tidakkah engkau tahu, hamba-Ku si fulan sakit, namun engkau tidak menjenguknya? Tidakkah engkau tahu, jika engkau menjenguknya, niscaya engkau akan mendapati Aku di sisinya?"

(HR. Muslim)

Hadis ini menunjukkan bahwa menjenguk orang sakit bukan sekadar kunjungan sosial, tetapi ibadah yang agung. 

Bahkan Allah ﷻ mengaitkan amalan ini dengan kedekatan diri-Nya.

Simak juga: Nabi Adam cemburu kepada ummat Nabi Muhammad, mengapa? 

10 Adab Menjenguk Orang Sakit

Dal Kitab Fath al-Bari (10/117), Imam Ibn Hajar menyebutkan sepuluh adab menjenguk orang sakit. 

Berikut penjelasan lengkapnya:

1. Tidak Berdiri Tepat di Depan Pintu Saat Meminta Izin

ان لَا يُقَابِلَ الْبَابَ عِنْدَ الِاسْتِئْذَانِ

Tidak berdiri tepat di depan pintu ketika meminta izin (untuk masuk).

Adab pertama adalah tidak berdiri persis di depan pintu ketika meminta izin masuk. 

Hal ini untuk menjaga privasi pasien. Bisa jadi ia sedang tidak dalam kondisi siap untuk menerima tamu. 

Dengan berdiri agak ke samping, orang yang sakit bisa lebih leluasa.

Simak juga: 4 etika sering diabaikan ketika bertamu

2. Mengetuk Pintu dengan Lembut

وَأَنْ يَدُقَّ الْبَاب بِرِفْقٍ

Mengetuk pintu dengan lembut.

Jangan mengetuk pintu dengan keras atau tergesa-gesa. 

Ketukan yang pelan memberi waktu bagi orang sakit dan keluarganya untuk mempersiapkan diri. 

Mengetuk terlalu keras justru bisa membuat kaget dan menambah beban bagi pasien.

Baca juga: Apakah anak zina termasuk anak yatim? 

3. Menyebutkan Identitas dengan Jelas

وَأَنْ لَا يُبْهِمَ نَفْسَهُ كَأَنْ يَقُولَ: "أَنَا"

Tidak menyamarkan dirinya, misalnya hanya mengatakan: “Saya” (tanpa menyebutkan nama).

Sering kali seseorang hanya berkata “Ini saya” ketika meminta izin masuk. 

Padahal, itu bisa membingungkan atau membuat tidak nyaman. 

Maka sebutlah nama Anda dengan jelas. Contohnya: “Assalamu’alaikum, saya Ahmad, teman kerja Fulan.”

Simak juga: Cara membedakan ujian dan azab dalam rumah tangga

4. Tidak Menjenguk pada Waktu yang Tidak Tepat

وَأَنْ لَا يَحْضُرَ فِي وَقْتٍ يَكُونُ غَيْرَ لَائِقٍ بِالْعِيَادَةِ كَوَقْتِ شُرْبِ الْمَرِيضِ الدَّوَاءَ

Tidak datang pada waktu yang tidak pantas untuk menjenguk, seperti pada saat pasien sedang minum obat.

Ada kalanya pasien butuh istirahat atau sedang mengonsumsi obat. 

Menjenguk di waktu yang tidak tepat bisa membuatnya terganggu. 

Oleh karena itu, pastikan waktu kunjungan sesuai, misalnya setelah mendapat informasi dari keluarga pasien.

Simak juga: Wanita juga bisa mimpi basah? 

5. Tidak Berlama-lama

وَأَنْ يُخَفِّفَ الْجُلُوسَ

Meringankan waktu duduk (tidak berlama-lama).

Tujuan menjenguk adalah memberikan semangat, doa, dan dukungan moral. 

Tidak perlu duduk berlama-lama hingga membuat pasien kelelahan. 

Imam Nawawi dalam al-Adzkar menegaskan, sebaiknya kunjungan dibuat singkat kecuali jika pasien sendiri yang menginginkan teman bicara lebih lama.

6. Menjaga Pandangan

وَأَنْ يَغُضَّ الْبَصَرَ

Menundukkan pandangan.

Pasien mungkin dalam kondisi lemah, lusuh, atau tidak seperti biasanya. 

Maka jagalah pandangan, jangan sampai menatap berlebihan atau membuatnya tidak nyaman. 

Adab ini mengajarkan kita untuk menjaga perasaan dan harga diri orang sakit.

Simak juga; Batasan aurat wanita dalam Islam yang banyak diabaikan

7. Tidak Banyak Bertanya Hal yang Tidak Penting

وَيُقَلِّلَ السُّؤَالَ

Mengurangi banyak pertanyaan.

Terlalu banyak bertanya, misalnya soal detail penyakit, biaya rumah sakit, atau hal-hal yang membuat pasien canggung, justru akan membebani. 

Cukup tanyakan seperlunya: “Bagaimana kondisi hari ini?” lalu iringi dengan doa.

Simak juga: 3 model orang yang menghadiri majelis ilmu, jangan jadi tipe yang ketiga! 

8. Menunjukkan Rasa Kasih Sayang

وَأَنْ يُظْهِرَ الرِّقَّةَ

Menampakkan kelembutan.

Sikap lembut, suara menenangkan, dan empati sangat penting. 

Kehadiran kita seharusnya membawa ketenteraman, bukan kegaduhan. 

Tunjukkan kepedulian, misalnya dengan kalimat: “Semoga Allah memberi kesembuhan yang sempurna untukmu.”

9. Mendoakan dengan Ikhlas

وَأَنْ يُخْلِصَ الدُّعَاءَ

Mengikhlaskan doa.

Doa adalah hadiah terbaik bagi orang sakit. Rasulullah ﷺ mengajarkan doa:

اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ، أَذْهِبِ الْبَاسَ، اشْفِ وَأَنْتَ الشَّافِي، لاَ شِفَاءَ إِلَّا شِفَاؤُكَ، شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَمًا

“Ya Allah, Tuhan seluruh manusia, hilangkanlah penyakit ini. Sembuhkanlah, Engkau-lah yang Maha Penyembuh. Tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan dari-Mu, kesembuhan yang tidak meninggalkan sakit lagi.”

10. Memberi Harapan dan Menasihati dengan Sabar

وَأَنْ يُوَسِّعَ لِلْمَرِيضِ فِي الْأَمَلِ، وَيُشِيرَ عَلَيْهِ بِالصَّبْرِ لِمَا فِيهِ مِنْ جَزِيلِ الْأَجْرِ، وَيُحَذِّرُهُ مِنَ الْجَزَعِ لِمَا فِيهِ مِنَ الْوِزْرِ

Memberi harapan kepada pasien, menasihatinya agar bersabar karena kesabaran itu mendatangkan pahala yang besar, serta memperingatkannya agar tidak berkeluh kesah karena hal itu dapat mendatangkan dosa.

Adab terakhir adalah memberikan harapan kepada pasien agar tetap optimis. 

Simak juga: Mengenal jamaah tablig yang populer di dunia Islam

Katakan bahwa sakitnya akan menghapus dosa-dosanya, sebagaimana sabda Nabi ﷺ:

“Tidaklah seorang Muslim ditimpa penyakit, melainkan Allah menghapus dengan penyakit itu dosa-dosanya, seperti pohon yang menggugurkan daun-daunnya.”

(HR. Bukhari dan Muslim).

Hikmah Menjenguk Orang Sakit

Selain pahala yang besar, adab menjenguk orang sakit memiliki banyak hikmah, antara lain:

  • Menguatkan ukhuwah: Pasien merasa tidak sendirian menghadapi sakitnya.
  • Meningkatkan empati: Kita belajar menghargai nikmat sehat.
  • Mengingat kematian: Menyadarkan kita bahwa tubuh manusia lemah dan suatu saat bisa sakit.
  • Mendapat doa malaikat: Dalam hadits disebutkan bahwa siapa yang menjenguk orang sakit di pagi hari, malaikat mendoakan kebaikan untuknya hingga sore.

FAQ + Doa Pilihan untuk Orang Sakit 

1. Apa doa yang diajarkan Rasulullah saw. untuk orang sakit?

Rasulullah saw. mengajarkan doa singkat yang penuh makna ketika menjenguk orang sakit:

اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبِ الْبَأْسَ، اشْفِ أَنْتَ الشَّافِي، لاَ شِفَاءَ إِلَّا شِفَاؤُكَ، شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَمًا

Allāhumma rabban-nāsi adhhibil-ba’sa, isyfi anta Asy-Syāfī, lā syifā’a illā syifā’uka, syifā’an lā yugādiru saqaman.

Artinya: “Ya Allah, Tuhan manusia, hilangkanlah penyakit ini. Sembuhkanlah, Engkaulah Maha Penyembuh. Tidak ada kesembuhan kecuali dari-Mu, kesembuhan yang tidak meninggalkan rasa sakit sedikit pun.”

(HR. Bukhari dan Muslim)

2. Apakah ada doa khusus ketika kita menjenguk orang sakit?

Ya, salah satunya doa yang diriwayatkan dalam hadis:

لَا بَأْسَ طَهُورٌ إِنْ شَاءَ اللَّهُ

Lā ba’sa, thahūr(in) in syā’ Allāh.

Artinya: “Tidak mengapa, insya Allah sakit ini menjadi penyuci (dosa).”

(HR. Bukhari)

3. Bagaimana cara mendoakan diri sendiri ketika sakit?

Boleh membaca doa yang sama dengan keyakinan penuh bahwa Allah-lah Maha Penyembuh. Selain itu dianjurkan membaca:

بِسْمِ اللَّهِ الَّذِي لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

Bismillāhillażī lā yaḍurru ma‘asmihi syai’un fil-arḍi wa lā fis-samā’i wa huwa as-samī‘ul-‘alīm.

Artinya: “Dengan nama Allah, yang bersama nama-Nya tidak ada sesuatu pun yang membahayakan di bumi dan di langit, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

(HR. Abu Dawud, Tirmidzi)

4. Apakah doa untuk orang sakit hanya dengan bahasa Arab?

Tidak. Doa bisa dibaca dengan bahasa apa pun, karena Allah Maha Mendengar doa hamba-Nya. Namun, doa dari Rasulullah SAW dalam bahasa Arab lebih utama karena langsung diajarkan oleh beliau.

5. Apa adab mendoakan orang sakit?

  • Menjenguk dengan niat memberi semangat.
  • Mendoakan dengan suara lembut.
  • Meyakinkan bahwa sakit adalah penghapus dosa.
  • Tidak memperlama kunjungan agar tidak memberatkan.

6. Apakah doa untuk orang sakit bisa dibaca dari jauh?

Bisa. Doa tidak terbatas pada jarak. Bahkan mendoakan saudara Muslim tanpa sepengetahuannya termasuk doa yang mustajab.

7. Adakah doa untuk orang sakit parah?

Bisa membaca doa kesembuhan, atau jika sudah sangat berat dan takdir ajal mendekat, kita dianjurkan mendoakan:

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ

Allāhummaghfir lahu warhamhu.

Artinya: “Ya Allah, ampunilah dia dan rahmatilah dia.”

Kesimpulan

Mendoakan orang sakit bukan hanya bentuk kepedulian, tetapi juga sunnah Nabi Muhammad saw. 

Doa menjadi penguat hati, penghibur jiwa, sekaligus ikhtiar batin yang mempercepat kesembuhan dengan izin Allah.

Menjenguk orang sakit bukan hanya kewajiban sosial, tetapi ibadah yang bernilai tinggi di sisi Allah ﷻ. 

Dengan menjaga 10 adab menjenguk orang sakit sebagaimana diajarkan Imam Ibn Hajar al-‘Asqalani, kunjungan kita akan lebih bermakna yakni membawa ketenangan bagi pasien, menambah pahala bagi diri sendiri, serta memperkuat ukhuwah Islamiyah.

Mulai sekarang, mari perhatikan adab-adab tersebut. Jangan hanya datang untuk formalitas, tetapi hadirkan niat tulus, doa yang ikhlas, serta sikap penuh empati.

Wallahu a‘lam.




Posting Komentar

Posting Komentar