aNJDzqMa0Kj3po49qxTqapPaQ1OOt1CMotfJqXkz
Bookmark

Wanita Gemuk Jangan Minder, Ini Keutamaannya Menurut Ulama

Ilustrasi timbangan yang sering membuat Wanita Gemuk Minder, padahal ada  Keutamaannya Menurut Ulama

D alam kehidupan sehari-hari, standar kecantikan seringkali dikaitkan dengan bentuk tubuh yang langsing. 

Banyak wanita merasa kurang percaya diri ketika memiliki tubuh yang lebih berisi atau gemuk. 

Hal ini disebabkan oleh tekanan sosial, standar kecantikan modern, serta anggapan bahwa tubuh langsing lebih menarik. Baca: Perempuan menembus batas doktrin

Namun, dalam sejarah peradaban Islam, terutama di kalangan para ulama dan penyair Arab, wanita gemuk justru dianggap sebagai simbol kecantikan dan kemuliaan. 

Banyak ulama besar yang menaruh perhatian khusus pada keutamaan wanita berbadan gemuk, bahkan menganjurkan untuk menikahi mereka.

Dalam artikel ini, kita akan membahas bagaimana pandangan para ulama terhadap wanita gemuk, keutamaannya dalam Islam, serta beberapa riwayat yang mendukung hal tersebut.

Keutamaan Wanita Gemuk Menurut Ulama

Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah, salah satu imam mazhab yang terkenal, lebih memilih wanita yang gemuk. 

Hal ini disebutkan dalam kitab Manaqib Imam Ahmad karya Imam Ibnul Jauzi, serta dikutip oleh Imam Adz-Dzahabi dalam Siyar A’lamin Nubala’.

قال يعقوب ين بختان أمرنا أبو عبد الله أن نشتري له جارية فمضيت أنا وفوران فتبعني أبو عبد الله وقال: يا أبا يوسف يكون لها لحم

"Ya’qub bin Bukhtan berkata: Abu Abdillah (Imam Ahmad) memerintahkan aku untuk membeli seorang budak wanita. Aku lantas pergi berangkat, tiba-tiba Abu Abdillah menyusul aku sembari berkata: ‘Wahai Abu Yusuf, pilihlah budak wanita yang gemuk.’"

Dari kisah ini, terlihat bahwa Imam Ahmad lebih menyukai wanita yang memiliki tubuh berisi karena menurut pandangan beliau, wanita gemuk memiliki daya tarik tersendiri.

Baca juga: Kisah ibunda ulama yang tangguh

Pandangan Ulama dan Penyair Arab

Menurut Syaikh Abu Hayyan Mahmud Ash-Sharfandi, dalam tradisi Arab, baik di masa jahiliyah maupun di masa Islam, wanita gemuk dianggap sebagai simbol kecantikan dan daya tarik. 

Para penyair Arab klasik seperti Al-A’sya dan Ibnu Kaltsum kerap memuji kecantikan wanita yang berbadan gemuk dalam syair-syair mereka.

Sebaliknya, mereka justru mencela wanita yang terlalu kurus atau ceking, karena menurut mereka, tubuh yang terlalu kurus menandakan kurangnya kesehatan dan kecantikan alami.

Baca juga: Mengenal lebih dekat dengan istri-istri Nabi 

Imam Jalaluddin As-Suyuthi bahkan menulis risalah khusus tentang keutamaan wanita gemuk, berjudul:

  • Al-Yawaqit Ats-Tsaminah Fi Sifatis Saminah (Mutiara Berharga tentang Sifat Wanita Gemuk)
  • Ad-Durah Ats-Tsaminah Fi Fadhli Nikahis Saminah (Mutiara Berharga tentang Keutamaan Menikahi Wanita Gemuk)

Hal ini menunjukkan bahwa konsep kecantikan dalam Islam tidak selalu mengikuti standar modern, tetapi lebih menitikberatkan pada kesehatan, kenyamanan, dan kebahagiaan dalam rumah tangga.

Mengapa Wanita Gemuk Memiliki Keutamaan?

Salah satu keutamaan wanita gemuk yang disebutkan dalam Islam adalah kemampuannya memberikan kenyamanan, terutama dalam hal kehangatan. 

Tubuh yang berisi lebih mampu mempertahankan panas tubuh, sehingga memberikan manfaat bagi suami terutama saat musim dingin.

Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma pernah berkata:

"Demikianlah kehidupan kaum Quraisy di musim dingin."

Banyak sahabat, tabiin, dan ulama besar yang menyukai wanita gemuk karena alasan ini. Baca: Belajar cinta sejati dari sayyidah Zainab

Imam Ibnu Abi Syaibah dalam kitabnya Mushannaf mengumpulkan berbagai riwayat yang menunjukkan bahwa para sahabat dan tabiin sering menghangatkan diri dengan memeluk istri mereka setelah mandi.

Imam Tirmidzi dalam kitabnya berkata:

هو قول غير واحد من أهل العلم من أصحاب النبي والتابعين أن الرجل إذا اغتسل فلا بأس بأن يستدفئ بامرأته وينام معها قبل أن تغتسل المرأة وبه يقول سفيان الثوري والشافعي وأحمد وإسحق

"Ini merupakan pendapat banyak ahli ilmu dari kalangan sahabat dan tabiin. Bahwasanya seorang lelaki apabila telah mandi (janabah), maka tidak mengapa memeluk istrinya untuk menghangatkan diri dan tidur bersamanya sebelum istrinya mandi. Pendapat ini dinyatakan pula oleh Sufyan Ats-Tsauri, Asy-Syafi’i, dan Ishaq." (Sunan Tirmidzi ; 1/165).

Riwayat yang Menunjukkan Keutamaan Wanita Gemuk

Beberapa riwayat yang menguatkan pandangan tentang keutamaan wanita gemuk dalam hal memberikan kehangatan bagi suaminya adalah sebagai berikut:

1. Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha

ربما اغتسل النبي صلى الله عليه وسلم ثم جاء فاستدفأ بي فضممته إلى ولم أغتسل

"Terkadang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mandi kemudian datang dan menghangatkan diri dengan memeluk aku. Lalu aku memeluk beliau dalam kondisi aku belum mandi." (HR Tirmidzi: 123, Ibnu Majah: 580).

2. Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma

إني لاحب أن أسبقها إلى الغسل فاغتسل ثم أتكوى بها حتى أدفا، ثم آمرها فتغتسل

"Aku suka mendahului istriku mandi, setelah mandi aku memeluknya untuk mengusir dingin, baru kemudian aku menyuruhnya untuk mandi." (HR Abdurrazaq dalam Mushannaf: 1065 dengan sanad shahih).

3. Dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu

أنه كان لا يرى بأسا أن يغتسل الرجل من الجنابة ثم يستدفئ بامرأته قبل أن تغتسل

"Bahwasanya beliau berpendapat tidak mengapa seorang lelaki mandi janabah kemudian memeluk istrinya sebelum istrinya mandi." (HR Ibnu Abi Syaibah dalam Mushannaf: 1/97).

4. Dari Ummu Darda’

كان أبو الدرداء يغتسل ثم يجئ وله قرقفة يستدفئ بي

"Abu Darda’ mandi kemudian datang dengan gigi gemeretak karena dingin lalu memeluk aku." (HR Ibnu Abi Syaibah: 1/97).

5. Dari Ikrimah

أنه كان لا يرى بأسا أن يغتسل الرجل من الجنابة ثم يستدفئ بامرأته قبل أن تغتسل ، أو تغتسل المرأة قبل الرجل فتستدفئ به

"Beliau berpendapat tidak mengapa seorang lelaki mandi janabah kemudian memeluk istrinya sebelum istrinya mandi. Atau istrinya yang mandi lebih dulu kemudian memeluk suaminya untuk menghangatkan diri." (Al-Mathalibul ‘Aliyah: 196).

Kesimpulan

Dari berbagai riwayat dan pandangan ulama, dapat disimpulkan bahwa wanita gemuk memiliki keutamaan tersendiri dalam Islam. 

Selain dianggap lebih menarik dalam budaya Arab, mereka juga memberikan kenyamanan dan kehangatan bagi suami, terutama di musim dingin.

Islam tidak membatasi standar kecantikan pada satu bentuk tubuh tertentu, melainkan menekankan aspek kesehatan, kebahagiaan, dan keharmonisan dalam rumah tangga. 

Oleh karena itu, wanita yang berbadan gemuk tidak perlu minder atau merasa kurang percaya diri. Baca juga: Tradisi kontroversial wanita ketika haid

Keindahan sejati terletak pada akhlak, kasih sayang, dan kebaikan hati seseorang.

Wallahu a'lam bisshawab 

Posting Komentar

Posting Komentar