![]() |
Mesjid al-Azhar Kairo tempat Syekh Zakaria al-Anshari belajar sehingga menjadi sosok inspirasi hidup dari penghinaan menjadi kunci kesuksesan |
M anusia sering kali dihadapkan pada berbagai ujian hidup yang mengguncang keteguhan hati. Salah satu ujian itu adalah menghadapi penghinaan dari orang lain baik teman, keluarga, atau bahkan orang asing.
Bentuk
penghinaan tersebut bermacam-macam, mulai dari cemoohan hingga keraguan yang
meremehkan kemampuan diri.
Tidak jarang, penghinaan itu meninggalkan luka mendalam yang sulit dihilangkan. Baca juga: Bermindset orang biasa, apakah baik?
Namun, apa yang sering terlupakan adalah bahwa hinaan juga bisa menjadi pemantik kekuatan tersembunyi dalam diri seseorang. Baca juga: Cara berdamai dengan kenyataan hidup
Pengalaman
ini dialami oleh banyak tokoh besar, termasuk seorang ulama terkemuka, SyekhZakaria al-Anshari, yang menjadikan hinaan sebagai bahan bakar untuk meraih
kesuksesan luar biasa.
Hinaan Sebagai Motivasi Menuju Kesuksesan
Hinaan
sering kali membuat orang kehilangan rasa percaya diri. Namun, bagi sebagian
individu, seperti Syekh Zakaria al-Anshari, hinaan justru menjadi cambuk untuk
membuktikan kemampuan diri.
Dalam
salah satu kisahnya yang diceritakan oleh Habib Ali bin Muhammad al-Habsyi,
Syekh Zakaria mengubah ejekan menjadi tekad yang mengantarkannya menjadi salah
satu ulama besar di dunia Islam.
Ketika
ia pertama kali tiba di Universitas Al-Azhar, Mesir, penampilannya yang
sederhana membuat beberapa orang memandang rendah dirinya.
Salah
seorang bahkan mengejeknya dengan berkata, “Syaikhul Islam telah datang.”
Ejekan ini sangat membekas di hati Syekh Zakaria. Baca juga: 3 Dampak nyata negatif akibat menghujat orang lain
Alih-alih
marah, beliau bersumpah untuk tidak meninggalkan Al-Azhar hingga ia benar-benar
dikenal sebagai Syaikhul Islam atau wafat.
Kisah
tersebut tercatat dalam kitab Kunuzus Sa’adatil Abadiyah, di mana diceritakan
bahwa Syekh Zakaria mengabdikan dirinya untuk menuntut ilmu dengan sangat
serius.
Ia belajar hampir semua disiplin ilmu yang diajarkan di Al-Azhar hingga menjadi sosok ulama yang disegani. Baca juga: Sering cemas? amalkan doa ini!
Keteguhan Hati dalam Menuntut Ilmu
Kesuksesan Syekh Zakaria al-Anshari tidak terlepas dari kerja kerasnya yang luar biasa. Baca juga: 3 Model orang menghadiri majelis ilmu, tipe ketiga sangat disayangkan
Beliau
tidak hanya belajar fiqh, tetapi juga mendalami banyak ilmu lainnya, seperti
ushul fiqh, tafsir, dan ilmu hadis.
Gurunya
adalah tokoh-tokoh besar, termasuk Imam Ibnu Hajar al-'Asqalani dan Syekh
Jalaluddin al-Mahalli.
Ketekunannya
membuahkan hasil. Ia tidak hanya diakui sebagai ulama besar, tetapi juga
dikenal sebagai seorang penulis produktif.
Karya-karyanya, seperti Asnal Mathalib fi Syarhi Raudhatut Thalib dan Tahrir Tanqih al-Lubab, menjadi rujukan penting dalam literatur Islam hingga hari ini.
Biografi Singkat Syekh Zakaria al-Anshari
SyekhZakaria al-Anshari lahir pada tahun 826 Hijriah di Sanikah, Mesir Timur. Baca juga: Cara sederhana menjalani hidup
Beliau
wafat pada hari Jumat, 4 Dzulhijjah 926 Hijriah, dan dimakamkan di Qarafah
Shugra, dekat makam Imam asy-Syafi’i.
Dalam
perjalanan hidupnya, Syekh Zakaria tidak hanya menjadi seorang ahli fikih,
tetapi juga seorang cendekiawan yang menghasilkan karya monumental. Berikut
adalah beberapa karya terkenalnya:
1. Asnal
Mathalib fi Syarhi Raudhatut Thalib
2.
Tuhfatul Bari 'ala Shahih al-Bukhari
3.
Tahrir Tanqih al-Lubab
4.
Fathur Rahman bi Kasyf ma Yaltabis fil Qur'an
5.
Ghayatul Wushul Syarh Lubbul Ushul
6. Dan lain-lain
Pelajaran Hidup dari Syekh Zakaria al-Anshari
Kisah hidup Syekh Zakaria al-Anshari mengajarkan bahwa hinaan bukanlah akhir dari segalanya.
Sebaliknya, hinaan bisa menjadi titik awal untuk meraih kesuksesan
yang lebih besar.
Sikap
positif beliau terhadap cemoohan membuktikan bahwa tidak ada batasan bagi
seseorang yang memiliki tekad kuat dan semangat belajar yang tinggi.
Ada beberapa
pelajaran penting dari kisah Syekh Zakaria al-Anshari:
1. Jadikan Hinaan Sebagai Motivasi
Ketika
diremehkan, jangan biarkan emosi menguasai diri. Gunakan hinaan tersebut
sebagai motivasi untuk membuktikan kemampuanmu.
2. Fokus pada Tujuan
Syekh
Zakaria tidak terpengaruh oleh ejekan. Ia tetap fokus pada tujuannya untuk
menjadi ulama yang berilmu tinggi.
3. Ketekunan adalah Kunci Sukses
Tidak
ada keberhasilan tanpa kerja keras. Syekh Zakaria menunjukkan bahwa ketekunan
dalam belajar akan selalu membuahkan hasil.
4. Sikap Positif Membawa Keberkahan
Alih-alih
membalas hinaan dengan amarah, Syekh Zakaria memilih untuk membalasnya dengan
prestasi.
Hal ini
menunjukkan kekuatan sikap positif dalam menghadapi tantangan hidup.
Warisan Pemikiran yang Abadi
Hingga kini, pemikiran Syekh Zakaria al-Anshari terus menjadi inspirasi.
Kitab-kitabnya tidak hanya menjadi bagian penting dalam literatur Islam, tetapi
juga terus menjadi rujukan di berbagai universitas dan pesantren di seluruh
dunia.
Warisan
ini membuktikan bahwa kerja keras dan ketekunan dapat menghasilkan sesuatu yang
abadi.
Kisah
Syekh Zakaria adalah pengingat bahwa tidak ada hinaan yang bisa menjatuhkan
seseorang kecuali jika orang tersebut menyerah.
Sebaliknya, hinaan bisa menjadi batu loncatan untuk meraih kesuksesan yang lebih besar.
Posting Komentar