aNJDzqMa0Kj3po49qxTqapPaQ1OOt1CMotfJqXkz
Bookmark

Perlukah Berdamai dengan Kenyataan Hidup?

Perlukah Berdamai dengan Kenyataan Hidup?

Oleh: Tgk. Muhammad Alfarizi

H idup adalah alur yang penuh dengan plot twist yang tak tertebak, tak ternalar oleh akal kita manusia. Ada yang telah berusaha setengah mati untuk memupuk harta untuk dinikmati, namun akhirnya tidak juga sempat mencicipi, ya.... keburu mati misalnya.

Satu hal yang sangat perlu disadari bahwa hidup tak semudah kata orang, tak semanis kata motivator, dan tak secemerlang mimpi di kala malam. Hidup itu penuh tanda tanya, penuh keajaiban, kesengsaraan. Namun, kita, dipaksa untuk kuat, dan menikmatinya. Baca juga: cara sederhana menjalani hidup.

Depresi sering kali terjadi karena tingginya impian dan minimnya alur menuju ke arah tersebut. Dikhianati realita. Padahal sebenarnya tidak! Kita hanya dikhianati oleh asumsi liar pribadi diri sendiri yang tak disadari. Maka oleh karenanya kita dituntut let it flow, dan berdamai dengan kenyataan hidup.

Berdamailah dengan kenyataan hidup!

Berpikir positif tak selalu membuat kita menjadi baik, apalagi berpikir negatif. Namun, hal yang paling tengah dan selamat adalah berpikir realistis! Berdamai dengan keadaan, mengakui, sadar, dan peka bahwa hidup tak semudah yang kita inginkan.

Kiat Agar Bisa Berdamai dengan Kenyataan

Kiat agar bisa berdamai dengan kenyataan ada banyak, di antaranya:

Pertama adalah menyadari kita hanya sebagai lakon, bukan yang menjalankan hidup sepenuhnya. Ada dikotomi kendali-meminjam istilah filsafat stoik yang perlu disadari. Ada hal-hal yang bisa diatur oleh diri sendiri, dan ada yang tidak. Dan semuanya juga diatur oleh sang khalik yang maha Pengatur, yaitu Allah SWT.

Kedua adalah kita harus mengakui bahwa kita hidup dihimpit oleh sebab-akibat yang tidak menentu. Hidup itu tak sepasti rumus kimia “setiap ada aksi pasti ada reaksi”. Adakalanya sebab yang membuat kita menjadi kaya, namun malah kita terperosok ke dalam jurang kefakiran.

Namun, ya juga namanya hidup, panggung perjuangan dengan segala keterbatasannya. Maka siapa yang berjuang dengan segala keterbatasannya maka ia akan bahagia di akhirat kelak. Baca juga: sikap terbaik sangat harapan tidak terwujud

Ketiga adalah kita harus tau bahwa keinginan adalah hal yang menghambat kebahagiaan. Mengapa demikian? Karena keinginan mempersempit gerak kita dalam menemukan kebahagiaan. Makin tinggi keinginan maka sungguh makin jauh pula kebahagiaan ditemukan. 

Perumpamaan mudahnya seperti orang yang menaikkan layang-layang, makin banyak benang yang dibentangkan makin tinggi juga layang itu mengudara dan pasti tidak terlihat lagi. Begitu juga hal-nya keinginan, makin tinggi ia, makan konsekuensinya adalah kebahagiaan makin tidak terlihat.

Ini hanya beberapa dari banyak hal yang bisa dipahami untuk memudahkan kita berdamai dengan pahitnya kenyataan, dan tak terbuai dengan manis sesaat indahnya kenyataan. Baca juga: Cara cerdas menyiasati masalah

Tak ada yang kekal di dunia ini. Maka, berdamai dengan kenyataan adalah sebuah keniscayaan untuk memperkecil kemungkinan yang tidak diinginkan seperti depresi dan untuk menjaga mental health dalam makna yang lebih luas.

 

Sekian semoga terinspirasi dan lebih kuat menghadapi kenyataan hidup!

Posting Komentar

Posting Komentar