![]() |
Perlukah Berdamai dengan Kenyataan Hidup? |
H
idup adalah alur yang
penuh dengan plot twist yang tak tertebak, tak ternalar oleh akal kita
manusia. Ada yang telah berusaha setengah mati untuk memupuk harta untuk
dinikmati, namun akhirnya tidak juga sempat mencicipi, ya.... keburu mati
misalnya.
Satu hal yang sangat
perlu disadari bahwa hidup tak semudah kata orang, tak semanis kata motivator,
dan tak secemerlang mimpi di kala malam. Hidup itu penuh tanda tanya, penuh
keajaiban, kesengsaraan. Namun, kita, dipaksa untuk kuat, dan menikmatinya. Baca juga: cara sederhana menjalani hidup.
Depresi sering kali
terjadi karena tingginya impian dan minimnya alur menuju ke arah tersebut.
Dikhianati realita. Padahal sebenarnya tidak! Kita hanya dikhianati oleh asumsi
liar pribadi diri sendiri yang tak disadari. Maka oleh karenanya kita dituntut let
it flow, dan berdamai dengan kenyataan hidup.
Berdamailah dengan
kenyataan hidup!
Berpikir positif tak selalu membuat kita menjadi baik, apalagi berpikir negatif. Namun, hal yang paling tengah dan selamat adalah berpikir realistis! Berdamai dengan keadaan, mengakui, sadar, dan peka bahwa hidup tak semudah yang kita inginkan.
Kiat Agar Bisa Berdamai dengan Kenyataan
Kiat agar bisa berdamai
dengan kenyataan ada banyak, di antaranya:
Pertama
adalah menyadari kita hanya sebagai lakon, bukan yang menjalankan hidup
sepenuhnya. Ada dikotomi kendali-meminjam istilah filsafat stoik yang perlu
disadari. Ada hal-hal yang bisa diatur oleh diri sendiri, dan ada yang tidak.
Dan semuanya juga diatur oleh sang khalik yang maha Pengatur, yaitu Allah SWT.
Kedua
adalah kita harus mengakui bahwa kita hidup dihimpit oleh sebab-akibat yang
tidak menentu. Hidup itu tak sepasti rumus kimia “setiap ada aksi pasti ada
reaksi”. Adakalanya sebab yang membuat kita menjadi kaya, namun malah kita
terperosok ke dalam jurang kefakiran.
Namun, ya juga namanya hidup, panggung perjuangan dengan segala keterbatasannya. Maka siapa yang berjuang dengan segala keterbatasannya maka ia akan bahagia di akhirat kelak. Baca juga: sikap terbaik sangat harapan tidak terwujud
Ketiga adalah kita harus tau bahwa keinginan adalah hal yang menghambat kebahagiaan. Mengapa demikian? Karena keinginan mempersempit gerak kita dalam menemukan kebahagiaan. Makin tinggi keinginan maka sungguh makin jauh pula kebahagiaan ditemukan.
Perumpamaan mudahnya seperti orang yang menaikkan layang-layang, makin banyak
benang yang dibentangkan makin tinggi juga layang itu mengudara dan pasti tidak
terlihat lagi. Begitu juga hal-nya keinginan, makin tinggi ia, makan
konsekuensinya adalah kebahagiaan makin tidak terlihat.
Ini hanya beberapa dari
banyak hal yang bisa dipahami untuk memudahkan kita berdamai dengan pahitnya
kenyataan, dan tak terbuai dengan manis sesaat indahnya kenyataan. Baca juga: Cara cerdas menyiasati masalah
Tak ada yang kekal di
dunia ini. Maka, berdamai dengan kenyataan adalah sebuah keniscayaan untuk
memperkecil kemungkinan yang tidak diinginkan seperti depresi dan untuk menjaga
mental health dalam makna yang lebih luas.
Sekian semoga
terinspirasi dan lebih kuat menghadapi kenyataan hidup!
Posting Komentar