![]() |
Bermindset Orang Biasa Apakah Baik? |
Oleh: Tgk. Muhammad Alfarizi
Ekspektasi yang tinggi sering kali menggerogoti kita. Kita, selalu bangga dengan penyematan gelar bergengsi, penghargaan bertinta emas, berbalut berlian. Selain itu juga, selalu marah di saat ada yang merendahkan dengan marah kita berkata “kita ini makhluk luar biasa”.
Namun, dari segala
kelebihan yang kita sadari ataupun tidak, kita adalah orang-orang biasa. Baca Juga: Mana Lebih Baik, Bersabar atau Bersyukur?
Mengapa demikian?
Bukankah kita makhluk paling sempurna?
Memang, kita adalah
makhluk ter-sempurna yang diciptakan Allah SWT. Tapi juga perlu disadari bahwa
kita adalah lumbung segala keterbatasan dan kekurangan. Kita sebenarnya
biasa-biasa saja.
Saat sakit, apakah kita
bisa bertindak secara independen untuk mengurus segala kebutuhan kita? Tentu
tidak. Kita perlu bantuan orang lain bukan? Baca Juga: Dunia Adalah Jamban: Tamu VIP atau Ekonomikah Anda?
Kita bukanlah makhluk
serba-bisa. Kita, aku, kamu, dia sering kali menganggap diri multi talenta, alias
serba bisa. Padahal jika dipeka-kan sedikit lagi lebih dalam itu semua hanya
omong kosong belaka.
Pencapaian kita bukanlah
mutlak karena diri sendiri. Begitu juga akan keberhasilan kita. Apakah itu
mutlak tanpa pertolongan orang lain? Jawablah saja sendiri! Oh, masih tidak mau
mengakuinya bahwa dari kecil kita perlu dirawat, dicarikan makanan, dan
dibesarkan, yang itu saja kalah sama anak kucing.
Ah, jauh sekali
mainnya, kadang. Beranjak agak lebih
maju di saat merintis karir kadang kita bisa sukses berkat orang tua, partner
handal, atau karena “orang dalam”. Bukan mutlak karena diri sendiri! Yakinlah
itu bukan karena diri sendiri!
Masih banyak hal lain
yang menjadi bukti bahwa kita hanya orang biasa, namun pikirkanlah sendiri
dengan penuh tanda tanya dan akhirnya kita akan menyadarinya sendiri.
Apakah baik punya
mindset kita "orang biasa"?
Sebenarnya, dengan
tidak terlalu tinggi berekspektasi terhadap diri sendiri akan membawa hal yang
sangat positif. Salah satunya: mudah memaafkan diri sendiri atas segala
kekurangan, tidak merasa diri si paling segalanya, akan mudah bahagia dengan
hal sederhana, mental tidak diberatkan oleh yang tidak pasti, dan lain
sebagainya.
Tentu sikap merasa
"orang biasa" tidak menutup jalan kita untuk maju, sukses, dan terus
berkembang. Namun, hal yang patut disadari
bahwa tidak semua bisa dilakukan secara sempurna, tidak semuanya mudah
dilakukan oleh setiap orang, dan semua orang ada kadarnya masing-masing
terhadap sesuatu.
Sungguh ironis jika
masih ada yang mengatakan “bahwa kau mampu melakukan segala hal” yang
realitanya tidak demikian. Baca Juga: Delapan Hal yang Menarik Tapi Sayangnya Palsu, Apa Itu?
Come on! Kita hanya
orang biasa yang bisa sukses dengan kadar kemampuan kita. Berjuanglah dengan
kadar kemampuan kita sampai ambang batas itu. Untuk melewati tingkat itu
tentunya kita tidak bisa.
Kata salah seorang Guru
-semoga Allah berkahi dirinya- “kesuksesan
bukan soal prestasi, namun sejauh mana kita mengoptimalkan potensi diri”.
Sekian, tabik!
Posting Komentar