aNJDzqMa0Kj3po49qxTqapPaQ1OOt1CMotfJqXkz
Bookmark

Sejarah Lengkap dan Ringkas Kelahiran Nabi Muhammad: Asal-Usul, Keajaiban, dan Peristiwa yang Mengiringinya

 Lampu gantung masjid berhiaskan kaligrafi syahadat sebagai simbol cahaya Islam yang dibawa oleh Rasulullah saw. dan merefleksikan kemuliaan sejarah lahirnya Nabi Muhammad.

K elahiran Nabi Muhammad saw. bukanlah peristiwa biasa. Rasulullah bukan hanya sekadar lahirnya seorang manusia agung, tetapi juga tanda dimulainya perubahan besar dalam peradaban dunia. 

Sejarah mencatat bahwa kelahiran Rasulullah saw. disertai dengan keajaiban, kisah penuh hikmah, serta catatan detail dari para ulama klasik dalam kitab-kitab sirah nabawiyyah.

Dalam momen maulid Nabi Muhammad saw. yang selalu diperingati setiap bulan Rabiul Awwal, kisah kelahiran beliau kembali dihidupkan. 

Bukan sekadar ritual perayaan, tetapi sebagai pengingat akan lahirnya rahmat bagi semesta alam, sebagaimana firman Allah Swt:

 وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ

“Dan tidaklah Kami mengutus engkau (Muhammad), melainkan sebagai rahmat bagi seluruh alam.”

(QS. Al-Anbiya: 107)

Artikel ini akan mengulas secara lengkap sejarah kelahiran Nabi Muhammad saw. mulai dari riwayat Sayyidah Aminah, asal-usul nama Muhammad, nasab ayah dan ibundanya, hingga perbedaan pendapat ulama tentang tanggal lahir beliau.

Simak juga: Ini penyebab cemburunya Nabi Adam as. terhadap umat Nabi Muhammad saw. 

Riwayat Sayyidah Aminah tentang Kelahiran Nabi Muhammad

Imam Ibnu Hisyam dalam al-Sirah al-Nabawiyyah meriwayatkan sebuah kisah yang sangat berharga. 

Sayyidah Aminah, ibunda Rasulullah saw. menceritakan bahwa dirinya pernah didatangi seseorang (sebagian ulama mengatakan malaikat) ketika sedang mengandung Nabi.

Dalam riwayat tersebut dikatakan kepadanya:

“Sesungguhnya engkau mengandung pemimpin umat ini. Ketika dia lahir ke dunia ini, ucapkanlah: ‘Aku memohon perlindungan untuknya pada yang Maha Esa dari keburukan orang-orang yang hasud.’ Kemudian namailah dia Muhammad.”

(Ibnu Hisyam, al-Sirah al-Nabawiyyah, juz 1, hlm. 180)

Riwayat ini memberi makna bahwa sejak dalam kandungan, Rasulullah sudah dilindungi langsung oleh Allah Swt. 

Nama Muhammad sendiri bukanlah nama yang umum di kalangan bangsa Arab kala itu, bahkan dianggap asing. 

Namun Allah menakdirkan nama tersebut menjadi cahaya dan doa bagi manusia.

Simak juga: 5 Keistimewaan memberi nama Muhammad

Asal Usul Nama Muhammad

Ketika Abdul Muttalib, kakek Rasulullah saw. memberi nama cucunya “Muhammad”, orang-orang Quraisy merasa heran. Mereka bertanya:

“Bagaimana bisa engkau menamainya dengan nama yang tidak seorang pun dari nenek moyang dan kaummu pernah menggunakannya?”

Abdul Muttalib menjawab dengan penuh keyakinan:

“Aku berharap seluruh penduduk bumi akan memujinya.”

(al-Suhaili, al-Raudl al-Unuf, juz 2, hlm. 150-151)

Jawaban ini terbukti. Hingga hari ini, jutaan manusia di seluruh dunia menyebut nama Muhammad dengan penuh cinta dalam shalawat dan doa.

Simak juga: Jumpai kami ya Rasulullah

Nama Muhammad: Langka di Arab, tapi Penuh Makna

Menurut Imam al-Suhaili, sebelum Nabi Muhammad saw. lahir, hanya ada tiga orang Arab yang menggunakan nama Muhammad. 

Mereka adalah:

  1. Muhammad bin Sufyan bin Mujasyi’
  2. Muhammad bin Uhaihah bin al-Julah bin al-Harits
  3. Muhammad bin Humran bin Rabi’ah

Mengapa Mereka Diberi Nama Muhammad? 

Ibnu Faurak menjelaskan bahwa ayah-ayah mereka mendengar kabar dari Ahlul Kitab tentang akan lahirnya seorang nabi akhir zaman bernama Muhammad. 

Maka, ketika mereka memiliki anak laki-laki, mereka menamai dengan harapan agar putranya menjadi nabi itu.

Namun, ternyata yang Allah pilih hanyalah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muttalib, yang kemudian benar-benar menjadi penutup para nabi.

Simak juga; Pohon shahabi, saksi sejarah Nabi yang masih hidup 

Makna Nama Muhammad dan Ahmad

Nama Muhammad berasal dari kata hamd (pujian). 

Namun, kata ini berbentuk mubalaghah (bermakna sangat dan berulang). 

Artinya, Muhammad adalah “orang yang senantiasa dipuji, berkali-kali, tanpa henti.”

Sedangkan nama Ahmad yang juga disematkan pada beliau, menurut Imam al-Suhaili, berarti “orang yang paling banyak memuji Tuhannya dibanding yang lain.” 

Dalam Injil dan Taurat, Nabi Muhammad disebut dengan nama Ahmad.

Nabi Musa as. bahkan pernah berdoa:

“Ya Allah, jadikanlah aku bagian dari umat Ahmad...”

Ini menunjukkan bahwa para nabi terdahulu telah mengetahui dan memberi kabar gembira tentang kedatangan Rasulullah saw. 

Simak juga: Penyebab Nabi Musa as. menangis di hadapan Rasullulah pada malam mikraj

Tahun Gajah dan Kelahiran Nabi Muhammad

Kelahiran Nabi Muhammad saw. terjadi pada peristiwa besar yang dikenal sebagai Tahun Gajah (‘Am al-Fil). 

Tahun ini dinamai demikian karena peristiwa penyerangan Ka’bah oleh pasukan gajah yang dipimpin Abrahah dari Yaman.

Allah Swt. menggagalkan serangan itu dengan cara yang luar biasa, sebagaimana diabadikan dalam Al-Qur’an surah al-Fil:

“Tidakkah engkau memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah? Bukankah Dia menjadikan tipu daya mereka sia-sia? Dan Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong, yang melempari mereka dengan batu dari tanah liat yang dibakar, lalu Allah menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat).”

(QS. al-Fil: 1-5)

Peristiwa ini terjadi hanya beberapa bulan sebelum kelahiran Nabi Muhammad saw. 

Maka tidak heran jika para sahabat sering menyebut tahun kelahiran beliau dengan sebutan Tahun Gajah.

Simak juga: Kisah misteri di balik raibnya Hajar Aswad selama 22 tahun

Hari dan Tanggal Lahir Nabi Muhammad

Para ulama berbeda pendapat mengenai tanggal kelahiran Nabi Muhammad saw. 

Namun, mayoritas bersepakat bahwa beliau lahir pada hari Senin, 12 Rabiul Awwal, Tahun Gajah.

Hadits riwayat Imam Muslim menyebutkan:

“Seorang Arab Badui bertanya kepada Rasulullah saw. tentang puasa di hari Senin. Rasulullah menjawab: ‘Itu adalah hari aku dilahirkan, dan hari di mana wahyu diturunkan kepadaku.’”

Selain 12 Rabiul Awwal, ada juga riwayat yang menyebutkan beliau lahir di bulan Ramadhan. 

Namun, menurut Imam al-Dzahabi, riwayat tersebut lemah (hadits sâqith).

Karena itu, ulama seperti Imam al-Kinani dan Imam Ibnu Hisyam menegaskan bahwa pendapat paling kuat adalah kelahiran beliau pada Senin, 12 Rabiul Awwal Tahun Gajah.

Simak juga: Aliran Khawarij dan sejarah berdarahnya dalam Islam

Nasab Ayah dan Ibu Nabi Muhammad Saw.

Membicarakan nasab Rasulullah ﷺ bukan sekadar menelusuri silsilah keluarga, melainkan menyaksikan perjalanan agung yang menghubungkan beliau dengan para nabi terdahulu hingga Nabi Adam ‘alaihissalām. 

Setiap mata rantai nasab beliau adalah pribadi-pribadi yang terhormat di kalangan kaumnya, sehingga Allah menjaga kemuliaan garis keturunan Nabi Muhammad ﷺ dari noda syirik dan aib kehinaan. 

Ibn Hisyām dalam al-Sīrah al-Nabawiyyah mencatat dengan rinci nasab beliau baik dari jalur ayah maupun ibunya, menunjukkan betapa terhormatnya keluarga Rasulullah ﷺ di tengah masyarakat Quraisy. 

Dari jalur ayahnya, nasab Nabi tersambung hingga kepada Nabi Ibrahim Khalīl al-Raḥmān dan Nabi Idris, bahkan sampai kepada Nabi Adam ‘alaihissalām. 

Sementara dari jalur ibunya, Sayyidah Aminah, beliau juga berasal dari keturunan bangsawan Quraisy yang terhormat dan memiliki hubungan nasab dengan leluhur Rasulullah ﷺ dari jalur ayah. 

Berikut ini nasab lengkap ayah dan ibunda Rasulullah saw. 


Nasab dari Pihak Ayah hingga Nabi Adam as. 

Nabiyullah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib (nama aslinya: Syaibah) bin Hasyim (nama aslinya: ‘Amr) bin Abdu Manaf (nama aslinya: Mughirah) bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka‘b bin Lu’ay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin Al-Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah (nama aslinya: ‘Amir) bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma‘add bin ‘Adnan bin Udda (atau Udada) bin Muqawwim bin Nahur bin Tayrah bin Ya‘rub bin Yasyjub bin Nabit bin Ismail bin Ibrahim (Khalil al-Rahman) bin Tarih (Azar) bin Nahur bin Sarugh bin Ra‘u bin Falikh bin ‘Aibar bin Syalikh bin Arfakhsyadz bin Sam bin Nuh bin Lamak bin Mattu Syalakh bin Akhnukh (Nabi Idris) bin Yard bin Mahlayil bin Qainan bin Yanish bin Syits bin Adam ‘alaihis salam.

Nasab dari Pihak Ibunda Rasulullah Saw. 

Sayyidah Aminah binti Wahab bin Abdu Manaf bin Zuhrah bin Kilab bin Murrah.

Ibunda Aminah adalah Barrah binti Abdul ‘Uzza bin Utsman bin Abdul Dar bin Qushay bin Kilab.

Ibunda Barrah adalah Ummu Habib binti Asad bin Abdul ‘Uzza bin Qushay bin Kilab.

Peristiwa dan Keajaiban yang Mengiringi Kelahiran Rasulullah

Sejarah kelahiran Nabi Muhammad ﷺ diiringi dengan berbagai peristiwa luar biasa yang menandai kedatangannya sebagai utusan Allah.

Adapun peristiwa-peristiwa tersebut yaitu:

1. Padamnya Api Kaum Majusi di Persia

Salah satu peristiwa besar yang mengiringi kelahiran Nabi Muhammad ﷺ adalah padamnya api kaum Majusi di Persia yang telah menyala lebih dari seribu tahun. 

Api tersebut menjadi simbol kepercayaan mereka, namun tiba-tiba padam seketika pada malam kelahiran Rasulullah. 

Kejadian ini dipandang sebagai tanda runtuhnya kekuatan kesyirikan dan hadirnya cahaya tauhid yang dibawa oleh Nabi terakhir.

2. Runtuhnya Balkon Istana Kisra

Pada saat yang sama, terjadi pula keruntuhan sebagian balkon megah di istana Kisra, penguasa Persia. 

Peristiwa ini bukan sekadar bencana arsitektur, melainkan pertanda bahwa kejayaan kekaisaran besar tersebut akan meredup dengan lahirnya Nabi Muhammad ﷺ. 

Tanda ini menjadi simbol perubahan besar dalam tatanan dunia, dari kekuasaan tirani menuju cahaya Islam.

3. Air Danau Saawah Menyusut

Danau Saawah yang terletak di wilayah Persia dikenal luas dan diagungkan oleh masyarakat setempat. 

Namun, pada malam kelahiran Rasulullah ﷺ, airnya tiba-tiba menyusut dan mengering. 

Peristiwa ini menjadi isyarat akan sirnanya kesesatan dan hadirnya risalah Islam yang membawa kebenaran dan ketauhidan.

4. Cahaya yang Menerangi Negeri Syam

Riwayat menyebutkan bahwa ketika Nabi Muhammad ﷺ lahir, muncul cahaya terang dari Mekah yang memancar hingga ke negeri Syam. 

Cahaya ini melambangkan hadirnya petunjuk dan wahyu Allah yang akan menerangi dunia dengan kebenaran. 

Peristiwa ini semakin menegaskan bahwa kelahiran Nabi bukanlah peristiwa biasa, melainkan awal dari perubahan besar bagi umat manusia.

5. Hancurnya Berhala di Ka’bah

Di tanah Arab, kelahiran Nabi Muhammad ﷺ juga disertai dengan hancurnya berhala-berhala yang berada di sekitar Ka’bah. 

Berhala yang selama ini diagungkan oleh kaum Quraisy runtuh begitu saja tanpa disentuh manusia. 

Hal ini menjadi tanda nyata bahwa penyembahan berhala akan berakhir dengan datangnya Islam yang membawa ajaran tauhid murni.

6. Nabi Muhammad Lahir dalam Keadaan Khitan

Keajaiban lain yang dicatat oleh sejarah adalah Nabi Muhammad ﷺ lahir dalam keadaan sudah berkhitan. 

Hal ini berbeda dengan bayi pada umumnya dan menjadi salah satu tanda khusus kenabian. 

Sejak awal kelahiran, beliau telah disiapkan Allah untuk menjadi sosok suci yang terjaga dari hal-hal yang najis dan tidak layak.

7. Nabi Muhammad Tidak Menangis Saat Lahir

Umumnya, seorang bayi menangis ketika lahir ke dunia. Namun, Nabi Muhammad ﷺ berbeda. 

Beliau tidak menangis, melainkan tersenyum seakan membawa ketenangan bagi dunia. 

Sikap ini menjadi tanda bahwa beliau hadir bukan untuk membawa kegelisahan, melainkan rahmat dan ketentraman bagi seluruh umat manusia.

Hikmah di Balik Kelahiran Rasulullah saw. 

Kelahiran Nabi Muhammad saw. membawa banyak pelajaran berharga:

Nama yang Penuh Doa

“Muhammad” bukan sekadar nama, melainkan doa agar beliau terus dipuji. 

Kini, jutaan umat Islam mengabadikan doa itu dalam shalawat.

Tahun Gajah sebagai Tanda Kekuasaan Allah

Sebelum Nabi lahir, Allah menunjukkan kuasa-Nya menjaga Ka’bah dari pasukan Abrahah.

Hari Senin sebagai Momen Istimewa

Rasulullah mengaitkan hari lahirnya dengan puasa sunnah, agar umatnya ikut meneladani rasa syukur itu.

Refleksi Kelahiran Nabi Muhammad di Zaman Modern

Bagi kita hari ini, kisah kelahiran Nabi bukan sekadar cerita sejarah. 

Ada pesan yang sangat relevan di antaranya:

Bagi seorang penuntut ilmu, kelahiran Nabi adalah pengingat bahwa ilmu sejati tidak hanya diukur dari gelar, tetapi dari akhlak. 

Nabi Muhammad tidak pernah belajar di universitas, tetapi menjadi guru bagi seluruh umat.

Bagi seorang pekerja kantoran, kelahiran Nabi menjadi inspirasi untuk bekerja dengan amanah. 

Beliau dijuluki al-Amîn (yang terpercaya) bahkan sebelum menjadi nabi.

Bagi seorang ibu rumah tangga, kisah Aminah memberi pelajaran bahwa doa seorang ibu akan membentuk masa depan anak.

Simak juga; Spirit cinta Rasulullah terhadap kita

Maulid sebagai Spirit Perubahan

Mengenang sejarah kelahiran Nabi Muhammad saw. adalah bagian dari cinta kepada Rasulullah. 

Bukan sekadar mengingat tanggal, tetapi menghidupkan kembali nilai-nilai beliau dalam kehidupan sehari-hari.

Ketika dunia modern penuh krisis moral, mengingat kelahiran Rasulullah berarti kembali kepada sosok yang diutus membawa kasih sayang. 

Dialah cahaya yang lahir di tengah kegelapan, membawa umat manusia menuju jalan lurus.

 اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِنْ أُمَّةِ مُحَمَّدٍ وَاحْشُرْنَا فِي زُمْرَتِهِ

“Ya Allah, jadikanlah kami bagian dari umat Muhammad, dan kumpulkan kami bersama beliau di hari akhir.”


Posting Komentar

Posting Komentar