![]() |
Foto helm prajurit kekaisaran yang mengisyaratkan tentang kisah kejeniusan Syaikh Abu Bakar al-Baqillani ketika menghadapi siasat Raja Romawi |
Dalam sejarah Islam, banyak ulama yang dikenal karena kecerdasan dan ketajaman berpikir mereka.
Salah satu ulama besar yang memiliki pemikiran cemerlang adalah Abu Bakar al-Baqillani.
Ia dikenal sebagai seorang cendekiawan Muslim yang sangat dihormati, terutama dalam bidang ilmu kalam dan debat teologi.
Salah satu kisah yang paling terkenal dari al-Baqillani adalah saat ia diutus dalam sebuah misi diplomatik ke kerajaan Romawi.
Dalam kesempatan ini, al-Baqillani menunjukkan kecerdasannya yang luar biasa di hadapan Raja Romawi yang mencoba mempermalukannya.
Kisah ini tidak hanya menunjukkan kecerdasan ulama Islam, tetapi juga mengajarkan kita tentang keteguhan iman dan kebijaksanaan dalam menghadapi tantangan.
Siapakah Abu Bakar al-Baqillani?
Abu Bakar al-Baqillani adalah seorang ulama besar dalam ilmu kalam, fiqih, dan debat teologi.
Ia dikenal sebagai salah satu tokoh mazhab Asy'ariyah dan banyak menulis kitab dalam bidang teologi Islam.
Beliau wafat pada hari Sabtu, tujuh hari menjelang akhir bulan Dzulqa’dah.
Jenazahnya dimakamkan di Darb al-Majus dekat Nahr Tabāq, kemudian dipindahkan ke pemakaman Bab Harb.
Latar Belakang Perjalanan Abu Bakar al-Baqillani ke Romawi
Diriwayatkan bahwa Adhud al-Dawlah, seorang pembesar dari Dinasti Buwaihiyah, mengutus Qadhi Abu Bakar al-Baqillani dalam sebuah misi diplomatik untuk bertemu dengan Raja Romawi.
Pengiriman ulama dalam misi diplomasi bukanlah hal yang aneh di masa kejayaan Islam, karena para ulama memiliki pemikiran tajam serta kemampuan berbicara yang luar biasa.
Ketika al-Baqillani tiba di kerajaan Romawi, para pejabat istana segera melaporkan kepada sang Raja bahwa tamu dari dunia Islam ini adalah seorang cendekiawan besar dan ahli debat.
Raja pun menyadari bahwa ia harus menghadapi seseorang yang memiliki kedalaman ilmu dan kecerdasan yang luar biasa.
Namun, alih-alih menyambutnya dengan hormat, Raja Romawi justru menyusun siasat licik untuk membuat al-Baqillani tunduk dan mempermalukannya di depan istana.
Rencana Licik Raja Romawi untuk Merendahkan Al-Baqillani
Raja Romawi mengetahui bahwa dalam tradisi kerajaannya, tamu yang datang harus bersujud atau membungkuk sebagai tanda penghormatan kepada Raja.
Namun, ia sadar bahwa seorang ulama Muslim seperti al-Baqillani tidak akan mau melakukan hal tersebut, karena dalam Islam, sujud hanya diperuntukkan bagi Allah.
Maka, Raja mencari cara lain untuk membuat al-Baqillani tampak tunduk di hadapannya.
Ia pun memerintahkan agar singgasananya diletakkan di balik sebuah pintu kecil.
Pintu ini dibuat sangat rendah, sehingga siapa pun yang ingin masuk ke ruangan Raja harus membungkuk atau merunduk.
Tujuan Raja jelas, ia ingin melihat seorang ulama Muslim membungkukkan badannya sebagai tanda penghormatan, meskipun secara tidak langsung.
Kecerdikan Abu Bakar al-Baqillani dalam Menanggapi Siasat Raja
Ketika Abu Bakar al-Baqillani sampai di istana dan melihat pintu kecil tersebut, ia segera memahami maksud tersembunyi di baliknya.
Dengan kecerdasan luar biasa, al-Baqillani menemukan solusi brilian untuk menghindari jebakan Raja.
Alih-alih membungkukkan badannya seperti yang diharapkan Raja, al-Baqillani memutar tubuhnya membelakangi pintu, kemudian menundukkan kepalanya sedikit dan masuk dengan berjalan mundur.
Dengan cara ini, ia tetap melewati pintu kecil tersebut tanpa membungkukkan badannya kepada Raja, tetapi justru menghadapkan punggungnya kepada Raja Romawi.
Setelah melewati pintu, al-Baqillani kembali berdiri tegak, memutar badannya, dan menghadap Raja dengan penuh wibawa.
Raja yang sejak awal ingin mempermalukan al-Baqillani justru terkejut dan kagum dengan kecerdikannya.
Ia menyadari bahwa tamunya bukanlah orang biasa, tetapi seorang ulama berpikiran tajam dan sangat cerdas.
Makna dan Pelajaran dari Kisah Abu Bakar al-Baqillani
Kisah ini memberikan banyak pelajaran berharga, baik dalam strategi berpikir, keteguhan iman, maupun kebijaksanaan dalam menghadapi tantangan.
Berikut adalah beberapa hikmah yang bisa diambil:
1. Kecerdasan dan Ketajaman Berpikir
Abu Bakar al-Baqillani menunjukkan bahwa kecerdasan adalah senjata utama dalam menghadapi lawan, bahkan dalam situasi yang penuh tekanan.
Dengan berpikir cepat dan strategis, ia mampu membalikkan keadaan yang awalnya dibuat untuk mempermalukannya menjadi sebuah kemenangan intelektual.
2. Keteguhan dalam Memegang Prinsip Islam
Sebagai seorang Muslim, al-Baqillani tidak mau tunduk kepada manusia, karena dalam Islam sujud hanya untuk Allah.
Ini menunjukkan keteguhan hati dan keimanan yang kuat, serta penolakan terhadap penghormatan berlebihan kepada manusia.
3. Cara Menghadapi Musuh dengan Kebijaksanaan
Alih-alih melawan secara frontal atau marah kepada Raja Romawi, al-Baqillani memilih untuk menghadapi situasi ini dengan kebijaksanaan.
Ia tidak hanya menghindari penghinaan, tetapi juga menunjukkan superioritas intelektualnya di hadapan Raja.
4. Islam Menghormati Akal dan Ilmu
Kisah ini juga membuktikan bahwa Islam sangat menjunjung tinggi ilmu pengetahuan dan akal.
Seorang ulama bukan hanya ahli dalam ilmu agama, tetapi juga cerdas dalam diplomasi, debat, dan logika.
Kesimpulan
Kisah kejeniusan Abu Bakar al-Baqillani dengan Raja Romawi adalah salah satu contoh bagaimana seorang Muslim dapat menghadapi tantangan dengan kecerdasan, keteguhan iman, dan kebijaksanaan.
Dengan tidak terbawa emosi, ia mampu mengubah rencana penghinaan menjadi kemenangan intelektual, yang akhirnya membuat Raja Romawi kagum dan segan kepadanya.
Kisah ini menjadi pelajaran bagi kita semua bahwa ilmu, keimanan, dan kebijaksanaan adalah kunci utama dalam menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupan.
---
Referensi:
Ibn al-Jawzi, Al-Muntazham fi Tarikh al-Muluk wa al-Umam, jilid 15, hal. 96.
Sejarah Islam dan Biografi Ulama Besar.
Posting Komentar