aNJDzqMa0Kj3po49qxTqapPaQ1OOt1CMotfJqXkz
Bookmark

Manfaat Shalat untuk Kesehatan Jiwa dan Raga Menurut Medis dan Spiritual

Manfaat Shalat untuk Kesehatan Jiwa dan Raga Menurut Medis dan Spiritual
Oleh: Misratul Muna, S.Kep

S halat merupakan tiang agama dalam Islam dan termasuk ibadah yang wajib dilaksanakan oleh setiap Muslim lima kali sehari. 

Selama ini, banyak orang memandang shalat sebatas kewajiban spiritual semata, sebuah ibadah untuk mendapatkan pahala dan mendekatkan diri kepada Allah ï·». 

Namun, jika ditinjau lebih dalam, shalat bukan hanya kewajiban ritual, tetapi juga sebuah terapi yang menyeluruh, menyentuh aspek fisik, psikologis, hingga spiritual.

Dalam perspektif keperawatan modern, kesehatan tidak hanya mencakup kondisi fisik semata, melainkan juga kesehatan mental, sosial, dan spiritual. 

Bahkan WHO menegaskan bahwa kesehatan adalah keadaan yang utuh, mencakup fisik, mental, dan sosial, bukan hanya bebas dari penyakit. 

Oleh karena itu, shalat dapat dipandang sebagai bentuk spiritual therapy yang mampu menyeimbangkan jiwa dan raga.

Melalui artikel ini, penulis akan membahas secara lengkap hubungan shalat dan kesehatan jiwa, manfaat shalat bagi tubuh dan pikiran, hingga perannya sebagai terapi dalam keperawatan jiwa.

Simak juga: 10 situasi yang disunnahkan azan selain masuk waktu shalat

Shalat dan Kesehatan Jiwa Adalah Hubungan yang Tak Terpisahkan

Shalat bukan hanya sekadar gerakan tubuh yang diulang-ulang lima kali sehari. 

Setiap bacaan, gerakan, hingga fokus dalam shalat mengandung manfaat yang mendalam. 

Dalam keperawatan jiwa, shalat bisa dipandang sebagai intervensi spiritual yang memberikan ketenangan batin, meningkatkan rasa percaya diri, serta mengurangi kecemasan.

Bahkan, dari sisi ilmiah, gerakan shalat mirip dengan latihan pernapasan ritmis dan meditasi yang terbukti mampu menurunkan hormon stres, meningkatkan hormon kebahagiaan, serta menjaga keseimbangan sistem saraf.

Simak juga: Dua faktor penghambat nikmat shalat

Manfaat Shalat dari Aspek Psikologis

Ada berapa manfaat shalat dari sisi psikologis, di antaranya yaitu;

1. Mengurangi Stres, Cemas, dan Depresi

Salah satu manfaat shalat yang paling nyata adalah kemampuannya menenangkan pikiran. 

Saat membaca doa dengan suara pelan, seorang Muslim menarik dan menghembuskan napas secara teratur. 

Pernapasan ritmis ini terbukti secara ilmiah dapat menurunkan kadar hormon kortisol, yaitu hormon penyebab stres.

Dalam penelitian psikologi modern, aktivitas seperti mindfulness meditation terbukti mampu meredakan kecemasan. 

Shalat memiliki esensi yang serupa, bahkan lebih mendalam karena diiringi dengan kesadaran penuh akan kehadiran Allah.

Simak juga: Bagaimana kekuatan pikiran bisa menghancurkan hidupmu atau menyelamatkan mu

2. Meningkatkan Fokus dan Kesabaran

Shalat melatih seseorang untuk berkonsentrasi penuh, baik pada bacaan maupun gerakan. 

Saat khusyuk, aktivitas berlebihan di amigdala (pusat rasa takut dan cemas di otak) menurun. 

Kondisi ini membantu seseorang tetap tenang menghadapi tekanan hidup.

Selain itu, khusyuk dalam shalat juga merangsang pelepasan hormon endorfin dan serotonin yang berperan meningkatkan perasaan bahagia dan menstabilkan mood.

Simak juga: 8 petunjuk dari Al-Quran saat hidupmu benar-benar hancur

3. Menumbuhkan Rasa Damai dan Optimisme

Ketenangan batin yang lahir dari shalat memberi energi positif bagi jiwa. 

Seseorang yang rajin shalat cenderung lebih sabar, optimis, dan mudah menerima cobaan hidup. 

Bahkan, penderita gangguan jiwa yang rutin shalat terbukti mengalami penurunan gejala cemas dan depresi.

Manfaat Shalat dari Aspek Fisiologis

1. Menjaga Keseimbangan Tubuh

Saat berdiri tegak dalam shalat, tubuh berada pada posisi yang seimbang. 

Gerakan ini membantu menjaga postur tubuh dan melatih kelurusan tulang belakang.

2. Rukuk untuk Kesehatan Tulang dan Otot

Rukuk dengan posisi punggung lurus menyerupai peregangan otot punggung dan paha. 

Gerakan ini melancarkan peredaran darah sekaligus menjaga fleksibilitas tulang belakang.

Simak juga; Rahasia hidup tenang dan menemukan nikmat dalam derita

3. I’tidal Melatih Kesehatan Jantung

Bangkit dari rukuk menuju berdiri tegak melatih adaptasi sistem peredaran darah. 

Perubahan posisi ini membantu organ jantung dan pembuluh darah tetap sehat, sehingga baik untuk sistem kardiovaskular.

4. Sujud Adalah Posisi Relaksasi Paling Mendalam

Sujud merupakan puncak kerendahan seorang hamba. 

Saat kepala lebih rendah dari jantung, aliran darah menuju otak meningkat. 

Hal ini merangsang sistem saraf parasimpatis yang membuat tubuh lebih rileks dan pikiran tenang.

Dalam yoga, terdapat gerakan child pose yang mirip dengan sujud dan dikenal efektif mengurangi stres. 

Namun, sujud memiliki nilai spiritual yang jauh lebih tinggi karena dilakukan dalam rangka menghambakan diri kepada Allah.

Simak juga: 10 fakta pahit dalam hidup yang jarang diketahui

5. Duduk Iftirasy dan Tawarruk untuk Sendi

Posisi duduk dalam shalat melatih kelenturan sendi lutut, pinggul, dan pergelangan kaki. 

Selain itu, duduk juga memberikan pijatan alami pada organ perut, sehingga bermanfaat bagi sistem pencernaan.

6. Salam sebagai Relaksasi Leher

Gerakan salam, yaitu menoleh ke kanan dan kiri, bukan hanya penutup shalat tetapi juga peregangan ringan untuk otot leher dan bahu. 

Gerakan ini membantu melancarkan aliran darah ke kepala serta mengurangi ketegangan otot.

Integrasi Shalat dalam Keperawatan Jiwa

Shalat Sebagai Intervensi Spiritual

Dalam teori keperawatan modern, aspek spiritual tidak dapat dipisahkan dari pelayanan kesehatan. 

Jean Watson, tokoh keperawatan dengan teori Human Caring, menekankan pentingnya dimensi spiritual dalam memberikan asuhan kepada pasien.

Bagi perawat jiwa, mendampingi pasien dalam melaksanakan shalat merupakan bentuk intervensi yang efektif. 

Pasien yang merasa hampa, kehilangan makna hidup, atau tertekan dapat menemukan kembali ketenangan batin melalui ibadah shalat.

Simak juga; 7 cara efektif mengatasi overthinking terus menerus

Shalat Membantu Pemulihan Jiwa

Pasien dengan gangguan jiwa seperti depresi atau kecemasan sering merasa hidupnya tidak berarti. 

Dengan shalat, mereka diajak untuk merasakan kehadiran Allah, sehingga muncul perasaan aman, dicintai, dan tidak sendirian. 

Hal ini sangat membantu proses penyembuhan.

Spiritualitas dalam Pendekatan Holistik

Pendekatan secara holistik adalah suatu cara pandang atau metode yang melihat manusia atau suatu permasalahan secara menyeluruh (utuh), bukan hanya dari satu aspek saja.

Namun mencakup biologis/fisik-psikologis-sosial-kultural/budaya dan spritual. 

Keperawatan jiwa menekankan pendekatan holistik yakni fisik, psikologis, sosial, dan spiritual. 

Dengan mengintegrasikan shalat ke dalam terapi, seorang perawat tidak hanya mengobati tubuh pasien, tetapi juga merawat jiwa dan spiritualitasnya.

Shalat sebagai Meditasi Islami

Jika dalam dunia psikologi modern dikenal teknik mindfulness dan meditasi, maka dalam Islam, shalat adalah bentuk meditasi yang paling sempurna. 

Shalat mengajarkan kesadaran penuh terhadap bacaan, gerakan, dan kehadiran diri di hadapan Allah.

Bedanya, meditasi biasanya hanya berfokus pada pikiran dan pernapasan, sementara shalat menggabungkan dimensi spiritual yang jauh lebih dalam. 

Oleh sebab itu, efek ketenangan dari shalat lebih komprehensif.

Simak juga: Saat Semua Terasa Berat: Hidup, Pekerjaan, dan Iman, Kita Bisa Apa?

Sehat Fisik, Tenang Jiwa Merupakan Rahasia Shalat Sehari-hari

Shalat lima waktu yang dilakukan secara konsisten dapat dianggap sebagai olahraga ringan yang teratur sekaligus terapi spiritual harian. 

Dari sisi medis, shalat bermanfaat menjaga kelenturan tubuh, melancarkan sirkulasi darah, serta menyehatkan organ dalam. 

Dari sisi psikologi, bacaan dalam shalat memberikan efek relaksasi dan meditasi.

Semakin khusyuk seseorang dalam shalat, semakin besar pula manfaat yang ia rasakan. 

Ia bukan hanya mendapatkan pahala, tetapi juga anugerah berupa kesehatan jiwa dan raga.

Simak juga: Ini alasan kenapa nafsu identik dengan keburukan sedangkan akal dengan kebaikan

Kesimpulan: Shalat Sebagai Terapi Spiritual yang Holistik

Shalat bukan sekadar kewajiban seorang Muslim, melainkan juga sebuah terapi holistik yang menyentuh aspek fisik, mental, dan spiritual. 

Gerakan shalat memberi manfaat kesehatan fisik, sementara bacaan dan kekhusyukan di dalamnya menenangkan jiwa.

Dalam perspektif keperawatan jiwa, shalat bisa menjadi jembatan penyembuhan bagi pasien yang mengalami tekanan batin.

Dengan mengintegrasikan shalat dalam pelayanan kesehatan, perawat dapat membantu pasien menemukan kembali makna hidup dan kedamaian batin.

Dengan demikian, shalat adalah kunci kesehatan jiwa dan raga. 

Ia menuntun manusia menuju ketenangan, kebahagiaan, dan keseimbangan hidup, baik di dunia maupun di akhirat.


Posting Komentar

Posting Komentar