aNJDzqMa0Kj3po49qxTqapPaQ1OOt1CMotfJqXkz
Bookmark

Ini Alasan Kenapa Nafsu Identik dengan Buruk Sedangkan Akal dengan Kebaikan

Ini Alasan Kenapa Nafsu Identik dengan Buruk Sedangkan Akal dengan Kebaikan

Oleh: Tgk Wandi Ajiruddin

K enapa nafsu selalu dikaitkan dan identik dengan keburukan? Apakah seburuk itukah nafsu? Dan kenapa akal selalu digandengkan dengan kebaikan? Dan kenapa dua makhluk ini penentu baik dan buruknya manusia? Ternyata ini alasannya. Silakan di simak sampai habis. 

Ya, pertanyaan-pertanyaan ini sudah pasti sangat sering terlintas di pikiran penulis. Namun, seiring penulis menelaah beberapa tulisan ulama dan para intelektual. Penulis sudah mengetahui apa itu Nafsu dan apa itu Akal. 

Semua pertanyaan itu sudah terjawab dalam rangkuman cerita pencipta nafsu dan akal dalam kitab Durratun Nashihin. Berikut ceritanya!

Syekh Utsman di dalam Kitab Durratun Nashihin menjelaskan bahwa setelah Allah SWT menciptakan akal dan nafsu,  Allah lalu memanggil mereka untuk menghadap-Nya. Kemudian mereka ditanyakan satu persatu.

Saat itu Akal terlebih dahulu datang menghadap Allah SWT. Sewaktu dia diperintah berbalik, maka ia berbalik. Lalu Allah pun mengajukan pertanyaan kepadanya, “Man ana wa man anta?” (siapa Aku dan siapa kamu?). Maka dengan rasa penuh keredahan diri, akal menjawab: “Anta Rabbi wa ana ‘abduka al-dhaif (Engkau Tuhanku dan aku hamba-Mu yang lemah)”. Karena itu Allah memberikan kemuliaan kepada akal.

Selang beberapa waktu datanglah nafsu menghadap Allah SWT. Ketika diperintahkan untuk menghadap, ia diam saja tidak menjawab. Ketika diajukan dengan pertanyaan yang sama “Man ana wa man anta?(siapa Aku dan siapa kamu?), dengan sombongnya nafsu menjawab:Ana wa ana, Anta wa Anta” (aku adalah aku, Engkau adalah Engkau). 

Karena jawaban itulah maka Allah menghukumnya dengan memasukkan nafsu ke dalam neraka Jahim selama 100 tahun.

Setelah dikeluarkan dari neraka Jahim dan ditanya lagi oleh Allah “Man ana wa man anta?(siapa Aku dan siapa kamu?), dia pun menjawab dengan jawaban yang sama. “Ana wa ana, Anta wa Anta” (aku adalah aku, Engkau adalah Engkau). 

Akhirnya Allah memasukkan lagi nafsu ke neraka Juu’ (neraka yang penuh dengan rasa lapar yang sangat) selama 100 tahun pula.

Oleh karenanya, salah satu hikmah Allah mewajibkan puasa bagi manusia dan jin supaya nafsu akan bisa ditundukkan dan dikendalikan dalam hal kebaikan, hingga Nafsu jinak dan tunduk dalam menerima semua ketentuan dari Allah Swt. Karena orang yang memiliki nafsu mutmainnah (nafsu jinak) Allah janjikan surga kepadanya sebagainya firman Allah dalam surah Al-Fajr :27-30

يَٰٓأَيَّتُهَا ٱلنَّفْسُ ٱلْمُطْمَئِنَّةُ ٱرْجِعِىٓ إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً فَٱدْخُلِى فِى عِبَٰدِى وَٱدْخُلِى جَنَّتِي

Wahai nafsu yang tenang kembalilah-mu kepada tuhan-mu dengan hati ridha dan diridhai maka masuklah-mu dalam golongan hamba-hamba-ku dan masuk oleh-mu dalam surga-ku”.

Dari kisah penciptaan nafsu dan akal dapat kita ketahui yang bahwa nafsu merupakan salah satu makhluk yang susah diatur, dan pernah durhaka kepada Allah Swt. Namun kenapa Allah tetap menciptakan Nafsu?

Syekh Ibnu Athaillah assakandari menjelaskan fungsi nafsu diciptakan untuk menjadi sebagai medan pemisah di antara Allah SWT dan para hamba. Apabila seorang hamba ingin dekat dengan Allah maka hamba tersebut harus bisa melawan godaan berat dari nafsu.

“Jika bukan karena medan nafsu maka tidak akan ada perjalanan orang-orang yang menuju Allah SWT. Sebab tidak ada jarak yang harus ditempuh dalam perjalanan antara kamu dan diri-Nya (Allah SWT), dan tidak ada rintangan yang harus kamu seberangi antara kamu dan diri-Nya.” (Kitab Al-hikam)

Mudah-mudahan Allah SWT memberikan kita taufik dan hidayah agar kita semua mampu berlepas diri dari jerat hawa nafsu serta Allah selalu meringankan langkah menuju keridhaan-Nya. Amin amin amin.

Wallahu A'lam Bishawab

 

Posting Komentar

Posting Komentar