![]() |
| Ilustrasi dari Kisah Kedermawanan Nabi Muhammad Saw. yang Membuat Seorang Budak Dimerdekakan oleh majikannya |
S ejarah Islam dipenuhi dengan kisah-kisah penuh hikmah dari kehidupan Rasulullah Muhammad ï·º.
Beliau bukan hanya seorang pemimpin agung, tetapi juga pribadi yang penuh kasih sayang, sederhana, dan sangat dermawan.
Salah satu kisah indah yang menjadi teladan bagi kita yang mana menunjukkan bagaimana akhlak Rasulullah ï·º mampu mengubah nasib seorang budak wanita hanya dengan kelembutan dan kepedulian.
Simak juga; Kisah Rasulullah saw. ditampar oleh orang badui
Kisah ini bukan sekadar cerita masa lalu, tetapi teladan hidup yang relevan hingga hari ini.
Dari sini kita belajar bagaimana cinta Rasulullah ï·º bukan hanya diwujudkan lewat kata-kata, melainkan lewat tindakan nyata.
Rasulullah menunjukkan contoh teladan bagaimana membantu, melindungi, dan memuliakan orang lain, terutama mereka yang lemah dan tertindas.
Simak juga; Nabi Musa as. menangis di hadapan Rasulullah saw. Mengapa?
Perjalanan Rasulullah ke Pasar
Suatu hari, Rasulullah ï·º pergi ke pasar dengan membawa uang sebesar delapan dirham.
Niat beliau sederhana, yaitu membeli gamis baru untuk dipakai.
Namun, perjalanan itu berubah menjadi rangkaian kisah penuh hikmah yang akan dikenang sepanjang zaman.
Di tengah perjalanan, beliau melihat seorang budak perempuan yang sedang menangis.
Dengan kelembutan hati, Rasulullah ï·º menghampirinya dan bertanya:
"Mengapa engkau menangis, wahai anakku?"
Budak itu menjawab dengan lirih, "Aku kehilangan empat dirham yang diberikan tuanku untuk membeli sesuatu."
Mendengar itu, Rasulullah ï·º tanpa ragu memberikan empat dirham dari uang yang beliau bawa.
"Ambillah empat dirham ini dan belilah barang yang harus kau beli," ucap Rasulullah ï·º.
Wajah budak itu berubah ceria, senyumnya kembali merekah.
Ia pun berterima kasih lalu pergi untuk melaksanakan amanah tuannya.
Simak juga; Kenapa setelah menikah ekonomi sulit?
Dermawan kepada Pengemis
Rasulullah ï·º kemudian melanjutkan perjalanannya menuju pasar.
Namun, sebelum sempat membeli gamis, beliau bertemu seorang pengemis yang membutuhkan bantuan.
Tanpa berpikir panjang, beliau memberikan sisa empat dirham yang masih ada padanya.
Dengan begitu, uang delapan dirham yang semula beliau bawa untuk keperluan pribadi, seluruhnya telah diberikan kepada orang lain.
Rasulullah ï·º tidak mengeluh, tidak pula menunda kebaikan itu.
Hatinya selalu ringan dalam memberi, karena yang terpenting bagi beliau bukanlah pakaian baru, melainkan menolong sesama.
Simak juga; Kisah ulama yang digelari tuli sepanjang masa karena menjaga privasi wanita
Budak yang Masih Menangis
Dalam perjalanan pulang, Rasulullah ï·º kembali bertemu dengan budak perempuan yang sebelumnya telah beliau bantu.
Namun kali ini, budak itu masih saja menangis.
Rasulullah ï·º heran, lalu bertanya:
"Apa yang membuatmu menangis lagi? Bukankah engkau sudah membeli barang yang dibutuhkan tuanmu?"
Budak itu menjawab dengan wajah takut,
"Benar, Ya Rasulullah. Aku telah membelinya. Tetapi aku takut pulang karena keterlambatanku. Aku khawatir majikanku akan marah kepadaku."
Simak juga; Mana lebih utama bersedekah atau memberi hutang?
Rasulullah Mengantarkan Budak ke Rumah Tuannya
Rasulullah ï·º yang penuh kasih kemudian berkata:
"Jika engkau takut, maka mari aku antarkan engkau pulang agar tuanmu tidak marah kepadamu."
Maka berangkatlah Rasulullah ï·º bersama budak itu menuju rumah sang majikan.
Sesampainya di sana, Rasulullah ï·º mengetuk pintu dan mengucapkan salam.
Sang majikan, seorang perempuan, terkejut mendengar suara Rasulullah ï·º di depan rumahnya.
Namun ia menjawab dengan suara yang sangat pelan.
Rasulullah ï·º mengetuk pintu dan mengucapkan salam untuk kedua kalinya, tetapi jawabannya tetap pelan.
Pada ketukan dan salam yang ketiga, barulah ia menjawab dengan suara keras dan membukakan pintu.
Simak juga: Hikmah Rasulullah tumbuh yatim
Keberkahan Salam Rasulullah ï·º
Rasulullah ï·º kemudian bertanya:
"Aku telah mengetuk pintu dua kali, mengapa engkau tidak menjawabnya dengan jelas?"
Sang majikan menjawab dengan penuh hormat:
"Aku mendengarnya, Ya Rasulullah, tetapi aku menjawab dengan suara pelan karena aku ingin agar engkau mengulanginya sampai tiga kali. Aku berharap dengan itu keberkahan mendatangi rumahku."
Betapa besar kecintaan mereka kepada Rasulullah ï·º hingga setiap salamnya diyakini membawa keberkahan.
Rasulullah Membela Budak Perempuan
Setelah itu, Rasulullah ï·º menjelaskan maksud kedatangannya:
"Aku datang untuk mengantarkan budakmu ini. Ia takut dimarahi karena terlambat pulang."
Sang majikan sangat terkejut mendengar penjelasan itu.
Dengan penuh rasa haru ia berkata:
"Ya Rasulullah, engkau datang ke rumahku hanya untuk mengantarkan seorang budak?"
Rasulullah ï·º menjawab dengan tenang:
"Benar."
Mendengar jawaban itu, hati sang majikan luluh.
Ia berkata dengan penuh keyakinan:
"Demi Allah, aku akan membebaskan budak ini karena engkau, wahai Rasulullah."
Simak juga: 10 kemampuan yang harus dikuasai wanita
Hikmah dan Pelajaran dari Kisah Ini
Kisah indah ini bukan hanya cerita sejarah, tetapi sumber pelajaran yang begitu berharga:
1. Kasih Sayang Rasulullah ï·º
Beliau tidak pernah membiarkan orang lain bersedih.
Bahkan seorang budak yang dianggap rendah oleh masyarakat kala itu, beliau bela dan lindungi.
2. Kedermawanan yang Tiada Tanding
Rasulullah ï·º rela tidak jadi membeli pakaian demi membantu orang lain.
Hatinya selalu ringan dalam memberi.
3. Akhlak yang Membebaskan
Karena akhlak Rasulullah ï·º, seorang budak perempuan akhirnya meraih kebebasan.
Inilah bukti nyata bahwa akhlak yang luhur mampu mengubah nasib orang lain.
Simak juga; Belajar cinta sejati dari Sayyidah Zainab binti Rasulullah saw.
Bukti Cinta kepada Rasulullah ï·º
Inilah salah satu kisah agung tentang Rasulullah ï·º yang penuh kasih sayang, dermawan, dan berhati lembut.
Dari delapan dirham yang beliau bawa, tidak sepeser pun digunakan untuk dirinya sendiri.
Semua habis untuk membantu orang lain.
Dan dengan akhlaknya yang mulia, seorang budak akhirnya mendapatkan kemerdekaan.
Tidakkah hati kita semakin jatuh cinta kepada Rasulullah ï·º setelah mendengar kisah ini.
Maka, jangan biarkan kisah ini hanya menjadi cerita indah yang berlalu. Jadikan ia teladan hidup.
Karena cinta sejati bukan hanya diucapkan dengan lisan, tetapi dibuktikan dengan perbuatan.
Semoga kita semua bisa meneladani akhlak Rasulullah ï·º dalam kehidupan sehari-hari.
اللهم صل وسلم على سيدنا Ù…ØÙ…د وعلى آل سيدنا Ù…ØÙ…د.



Posting Komentar