aNJDzqMa0Kj3po49qxTqapPaQ1OOt1CMotfJqXkz
Bookmark

Waktu Terbaik untuk Berhubungan Suami Istri Menurut Islam

Sepasang suami istri berbaring di tempat tidur sambil membentuk simbol hati dengan tangan, menggambarkan kehangatan dan keharmonisan dalam hubungan.

B agi pasangan suami istri yang mendambakan rumah tangga penuh cinta dan keberkahan, memahami waktu terbaik untuk berhubungan intim menurut Islam bukan sekadar perkara biologis. 

Dalam ajaran Islam, aktivitas seksual bukan hanya pelepas hasrat, tetapi bagian dari ibadah yang berdampak pada hati, jiwa, dan bahkan kesehatan.

Dalam artikel ini, kami akan membahas secara tuntas dan dalam tentang:

  • Waktu paling utama untuk berhubungan suami istri
  • Hari dan malam yang disunnahkan untuk bersenggama
  • Tata krama dan adab sebelum, saat, dan setelah hubungan intim
  • Bahaya berhubungan dalam kondisi tertentu menurut ulama klasik

Yuk simak sampai akhir, karena ada hadis mengejutkan dari Rasulullah ï·º soal pentingnya adab dan waktu dalam bersenggama!

Baca juga: Wajibkah wanita khitan? Begini penjabaran lengkapnya

Dalil Al-Qur'an: Kapan Saja Suami Istri Boleh Bercinta?

Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Baqarah: 223:

“Istri-istri kalian adalah (seperti) tanah tempat kalian bercocok tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok tanam kalian itu bagaimana saja kalian kehendaki...”

(Al-Baqarah: 223)

Menurut sebagian besar ulama tafsir, ayat ini memberikan kelonggaran bahwa suami istri boleh melakukan hubungan kapan saja, baik siang maupun malam, selama tidak dalam keadaan haid dan tetap menjaga adab.

Simak juga: Tradisi kontroveesial terhadap wanita haid

Namun, meski waktunya fleksibel, para ulama menjelaskan bahwa ada waktu yang lebih utama dan lebih maslahat, baik dari sisi ibadah maupun psikologis.

Lebih Baik Awal atau Akhir Malam? Ini Pendapat Ulama

Syekh Ibnu Yamun dalam nazhamnya menyebut bahwa berhubungan di awal malam lebih utama. 

Mengapa? Karena:

  1. Waktu untuk mandi junub masih panjang sebelum Subuh.
  2. Lebih mudah untuk shalat Subuh tepat waktu dan berjamaah.
  3. Tubuh masih segar dan nafas belum berubah seperti saat bangun tidur.

Sebaliknya, jika dilakukan menjelang Subuh:

  1. Waktu mandi bisa terlalu sempit.
  2. Bisa mengganggu kewajiban ibadah, seperti shalat tepat waktu.
  3. Mulut terasa tidak segar, sehingga mengurangi kenikmatan dan keintiman.

Catatan penting bahwa tujuan hubungan intim dalam Islam bukan sekadar syahwat, tetapi juga untuk menumbuhkan mahabbah (cinta), ulfah (kelembutan), dan kasih sayang. 

Baca juga; Inilah alasan kenapa wanita lain lebih cantik dari istrimu

Tapi... Imam Al-Ghazali Berpendapat Sebaliknya!

Menurut Imam Al-Ghazali, bersenggama di awal malam justru makruh, karena:

Kebanyakan orang akan langsung tidur setelahnya, dalam keadaan belum suci.

Ini bertentangan dengan anjuran untuk tidur dalam keadaan suci dan bersih.

Lalu bagaimana solusinya?

Bersenggama di awal malam tetap boleh dilakukan, asal langsung mandi setelahnya atau berwudhu dulu jika ingin tidur dan mandi besar sebelum Subuh.

Malam yang Disunnahkan untuk Bersenggama

Ternyata, tidak semua malam memiliki keutamaan yang sama. 

Dalam kitab klasik Qurratul Uyun, pengarangnya menyebutkan bahwa malam Jumat dan malam Senin sangat dianjurkan untuk berhubungan.

Kenapa?

Malam Jumat adalah malam paling mulia dalam Islam.

Banyak keberkahan turun pada malam itu.

Bahkan disebutkan dalam sebuah hadis bahwa:

“Apakah salah satu dari kalian tidak mampu berhubungan dengan istrinya setiap malam Jumat? Maka baginya dua pahala; pahala mandi dan pahala membuat istrinya mandi.”

(HR. Baihaqi, dari Abu Hurairah)

Malam Senin juga termasuk waktu yang utama karena hari Senin adalah hari kelahiran Rasulullah ï·º.

Simak juga: Wanita bisa mimpi basah juga? Ini penjelasan ulama

Kapan Waktu Terbaik Secara Fisik dan Psikologis?

Menurut ulama dalam kitab Al-Madkhal karya Al-Imam Abu Abdullah bin Al-Hajji, waktu terbaik untuk bersenggama adalah:

  • Saat tubuh dalam keadaan segar dan tidak lelah.
  • Setelah perut terasa ringan (bukan setelah makan besar).
  • Ketika tidak sedang mengalami tekanan pikiran atau kesedihan.

“Senggama dilakukan setelah tubuh terangsang, tubuh terasa ringan dan tidak sedang dilanda kesusahan.”

(Qurratul Uyun)

Waktu dan Kondisi yang Sebaiknya Dihindari

Ada tiga keadaan yang disebut dalam kitab klasik sebagai berisiko tinggi saat melakukan senggama:

  1. Dalam keadaan sangat lapar – tubuh kekurangan energi.
  2. Setelah terlalu kenyang – bisa memicu gangguan pencernaan hingga penyakit tulang.
  3. Setelah makan ikan asin atau dendeng kering – bisa mengganggu metabolisme tubuh.

Juga tidak dianjurkan:

  1. Saat sedang marah atau emosi tidak stabil.
  2. Ketika istri dalam masa haid atau nifas.
  3. Ketika dalam kondisi sakit atau lelah berlebihan.

Tata Krama dan Pendahuluan dalam Bersenggama

Islam mengajarkan adab bersenggama yang sangat halus dan penuh etika. 

Tidak dianjurkan langsung melakukan hubungan tanpa foreplay atau rangsangan awal. Rasulullah ï·º bersabda:

“Janganlah salah seorang di antara kalian menyetubuhi istrinya seperti binatang. Hendaklah di antara kalian ada perantara.”

Sahabat bertanya: “Apa yang dimaksud perantara?”

Beliau menjawab: “Ciuman dan rayuan.”

Pendahuluan bisa berupa:

  1. Ciuman pada pipi, leher, atau bagian tubuh sensitif.
  2. Pujian, rayuan, dan belaian yang membangkitkan gairah.
  3. Kata-kata manis yang menyentuh hati.

Tujuannya bukan hanya kenikmatan jasmani, tetapi juga ikatan emosional dan spiritual.

Setelah Bersenggama? 

Mandi, Dzikir, dan Doa

Setelah selesai, pasangan disunnahkan untuk:

  1. Mandi junub (ghusl) sebelum shalat berikutnya.
  2. Membaca dzikir dan doa setelah bersenggama.
  3. Saling berbicara atau tidur dengan damai – tidak langsung membelakangi pasangan.

Menurut dalam sebuah hadis disebutkan bahwa:

“Barang siapa tidur dalam keadaan suci, maka malaikat akan bersamanya hingga ia bangun.”

(HR. Al-Tabrani)

Kesimpulan

Bersenggama dalam Islam Bukan Sekadar Nafsu, Tapi Ibadah yang Penuh Adab dan Hikmah

Hubungan suami istri dalam Islam bukan hanya soal pemenuhan kebutuhan biologis semata, melainkan bagian dari ibadah yang sarat nilai spiritual, kasih sayang, dan tanggung jawab. 

Islam memberikan kelonggaran dalam waktu, namun juga menganjurkan adab dan waktu yang paling utama agar aktivitas ini tidak kehilangan esensi sakralnya.

Simak juga: Keistimewaan wanita gemuk menurut ulama

Beberapa poin penting yang bisa kita tarik

  • Islam membolehkan bersenggama kapan saja, siang maupun malam, selama tidak ada larangan syar’i seperti haid atau nifas.
  • Awal malam lebih utama menurut sebagian besar ulama, karena memberi ruang cukup untuk mandi junub dan melaksanakan ibadah dengan khusyuk.
  • Malam Jumat dan Senin sangat dianjurkan karena keberkahan khusus yang menyertainya.
  • Hubungan intim yang ideal dilakukan dalam kondisi tubuh yang sehat, segar, dan tanpa tekanan jiwa, serta dengan pendahuluan yang membangkitkan cinta dan gairah.
  • Bersenggama harus dilakukan dengan adab, kelembutan, dan niat baik untuk menjaga keharmonisan rumah tangga, bukan semata pemenuhan syahwat.

Penutup: Jadikan Cinta Suami Istri sebagai Ladang Pahala

Dalam Islam, bahkan hal yang paling pribadi pun — seperti hubungan suami istri — bisa menjadi pintu pahala dan keberkahan jika dilakukan dengan niat yang benar, waktu yang tepat, dan adab yang luhur.

Rasulullah ï·º bersabda:

“Dan pada kemaluan salah seorang dari kalian itu terdapat sedekah.”

Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah seseorang di antara kami mendatangi istrinya lalu mendapatkan pahala?”

Beliau menjawab, “Bagaimana menurut kalian jika ia meletakkan pada yang haram, apakah ia berdosa? 

Maka begitu pula jika ia letakkan pada yang halal, maka ia mendapatkan pahala.”

(HR. Muslim)

Maka dari itu, mari jadikan keintiman dalam rumah tangga sebagai sarana mempererat cinta, memperkokoh keimanan, dan memperindah ibadah kepada Allah Swt. 

Jangan abaikan petunjuk-petunjuk syariat dalam hal ini, karena dalam setiap detailnya — bahkan dalam pelukan cinta — ada hikmah dan kasih sayang Ilahi yang menyelimuti.

Semoga artikel ini menjadi panduan yang bermanfaat bagi pasangan suami istri Muslim yang ingin menata keharmonisan rumah tangganya dengan ilmu, cinta, dan keberkahan.


Posting Komentar

Posting Komentar