aNJDzqMa0Kj3po49qxTqapPaQ1OOt1CMotfJqXkz
Bookmark

Biografi Syaikh Ahmad ad-Dardir: Ulama yang Dijuluki Bapaknya Keberkahan

Kitab berjudul "Hasyiyah Ahmad ad-Dardir 'ala Qishshah al-Mi'raj" Salah satu karya populer ulama besar Syaikh Ahmad ad-Dardir, membahas perjalanan Isra dan Mi'raj.

D alam lintasan sejarah keilmuan Islam, nama-nama besar ulama klasik senantiasa harum dikenang karena jejak ilmunya yang abadi dan pengaruh spiritualnya yang mendalam. 

Salah satu dari mereka adalah Syaikh Ahmad al-Dardir, seorang ulama besar dari Mazhab Maliki yang dikenal luas bukan hanya karena kedalaman ilmunya, tetapi juga karena keberkahannya yang melimpah hingga ia dijuluki Abu al-Barakat "bapaknya keberkahan". 

Sosok ini bukan sekadar cendekiawan muslim biasa, namun juga seorang sufi yang menebarkan cahaya ilmu, adab, dan doa yang mustajab di tengah masyarakatnya.

Baca juga: Mengenal substansi cinta menurut ulama sufi

Nama beliau kerap disebut, khususnya ketika membahas Isra' dan Mi'raj Nabi Muhammad saw. lewat karya beliau yang mengisahkan peristiwa agung tersebut. 

Bahkan, shalawat legendaris "Thibbul Qulub" yang sering dilantunkan dalam berbagai majelis juga dinisbatkan kepada beliau. 

Kisah hidup dan karamah-karamahnya menjadi cermin betapa ulama adalah pewaris para nabi yang tak hanya mengajar, tapi juga membawa keberkahan bagi sekitarnya.

Simak juga; Tidak mau mengambil warisan, waraskah? 

Artikel ini akan mengulas biografi ringkas Syaikh Ahmad al-Dardir, memaparkan perjalanan ilmunya, karya-karya monumental yang ditinggalkannya, hingga karamah yang menguatkan keyakinan umat akan kedekatannya dengan Allah. 

Semoga tulisan ini dapat menambah kecintaan kita kepada para ulama, serta menginspirasi untuk meneladani semangat dan keikhlasan beliau dalam menuntut dan menyebarkan ilmu.

Siapakah Syaikh Ahmad ad-Dardir?

Nama lengkapnya adalah Abu al-Barakat Ahmad bin Muhammad bin Ahmad al-Adawi al-Maliki al-Khalwati, lebih dikenal sebagai Syaikh Ahmad ad-Dardir. 

Ia adalah seorang ulama besar yang menguasai banyak cabang ilmu, mulai dari fikih, tasawuf, tafsir, hadis, ilmu kalam (teologi), hingga gramatika Arab. 

Ia juga dikenal sebagai seorang sufi sejati dan ahli spiritual yang membawa banyak keberkahan, hingga masyarakat menjulukinya dengan sebutan Abi Barakat yaitu bapaknya keberkahan.

Baca juga: Doa ampuh untuk menangani anak yang nakal agar patuh

Latar Belakang Pendidikan

Syaikh ad-Dardir dilahirkan pada tahun 1127 H / 1715 M, dan sejak kecil telah menunjukkan kecintaan terhadap ilmu. 

Ia memulai pendidikannya dengan menghafal Al-Qur'an, lalu melanjutkan studi di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir salah satu pusat ilmu Islam tertua dan paling bergengsi di dunia Islam.

Guru-Guru Syaikh Ahmad al-Dardir

Di Al-Azhar, ia berguru kepada para ulama besar seperti:

  • Syaikh Muhammad al-Dafari dalam berbagai bidang keilmuan
  • Imam al-Shabbagh dan Syamsuddin al-Hifni dalam bidang hadis
  • Imam Ali al-Shaidi, seorang pakar mazhab Maliki dalam fikih

Beliau juga mempelajari tasawuf secara mendalam di bawah bimbingan Syamsuddin al-Hifni hingga menjadi murid tarekat Khalwatiyah.

Pengabdian dan Posisi Keilmuan

Setelah wafatnya Imam Ali al-Shaidi, Syaikh ad-Dardir dipercaya menggantikan posisinya sebagai mufti dan guru besar fikih Mazhab Maliki di Mesir. 

Beliau mengajarkan ilmu-ilmu zahir (fikih, hadis, tafsir) dan ilmu batin (tasawuf) dengan keilmuan yang tinggi dan akhlak yang mulia. 

Beliau wafat pada tahun 1201 H / 1786 M dan meninggalkan jejak yang mendalam dalam dunia keilmuan Islam.

Baca juga; Syeikh Zakaria al-Anshari, sosok yang bangkit dari penghinaan hingga meraih kesuksesan

Karya-Karya Monumental

Syaikh ad-Dardir dikenal sebagai ulama produktif. 

Banyak karya-karyanya yang menjadi rujukan utama hingga kini, di antaranya:

Fiqh

  1. Aqrab al-Masalik ila Mazhab al-Imam Maliksalah satu referensi utama dalam fikih Maliki
  2. Syarh Mukhtashar Khalil: penjelasan mendalam atas Mukhtashar Khalil, kitab penting dalam mazhab Maliki

Teologi (Ilmu Kalam)

  1. al-Kharidah al-Bahiyyah: kitab akidah Asy’ariyah yang berbentuk nadham, masih diajarkan di berbagai pesantren dan madrasah hingga hari ini

Gramatikal Arab

  1. Tuhfat al-Ikhwan fi ‘Ilm al-Bayan: kitab dalam bidang balaghah atau ilmu retorika Arab

Tasawuf

Tulisan-tulisannya banyak menggambarkan ajaran tasawuf yang moderat dan sesuai dengan syariat, menjadikan beliau figur sentral dalam dunia sufi mazhab Maliki.

Simak juga; Kisah heroik Ibnu Hajar menimba emas dari sumur zamzam

Shalawat Thibbul Qulub

Salah satu warisan spiritual Syaikh ad-Dardir yang sangat populer di kalangan santri dan pencinta dzikir adalah Shalawat Thibbul Qulub

Lafazhnya sebagai berikut:

 اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ طِبِّ الْقُلُوْبِ وَدَوَائِهَا، وَعَافِيَةِ الْأَبْدَانِ وَشِفَائِهَا، وَنُوْرِ الْأَبْصَارِ وَضِيَائِهَا، وَقُوْتِ الْأَرْوَاحِ وَغِذَائِهَا، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ

Artinya:

“Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad, penyembuh segala hati dan obatnya, kesehatan tubuh dan kesembuhannya, cahaya penglihatan dan sinarnya, kekuatan ruh dan makanannya. Dan limpahkan pula shalawat serta salam kepada keluarga dan para sahabat beliau.”

Shalawat ini dinisbahkan kepada beliau oleh Syaikh Yusuf bin Ismail al-Nabhani dalam kitab Sa’adah al-Darain fi al-Shalawat ‘ala Sayyid al-Kaunain. 

Sedangkan Habib Abu Bakar bin Abdullah bin Alawi al-Atthas menamakannya Shalawat Nur al-Abshar dalam kitab Risalah al-Kautsar.

Karamah Syaikh ad-Dardir

Salah satu kisah yang memperlihatkan karamah beliau diceritakan oleh seorang dosen Universitas Al-Azhar. 

Dulu, masyarakat di suatu daerah mengalami kelaparan dan kesulitan ekonomi. 

Seorang warga desa pun menghadap Syaikh ad-Dardir dan menceritakan musibah yang menimpa mereka. 

Mendengar itu, beliau lalu membacakan surah Al-Quraisy, khususnya ayat:

 الَّذِي أَطْعَمَهُمْ مِّن جُوعٍ وَآمَنَهُمْ مِّنْ خَوْفٍ

“(Yaitu Tuhan) yang telah memberi mereka makan ketika lapar, dan memberikan rasa aman dari ketakutan.”

(QS. Quraisy: 4)

Setelah mendapatkan doa dari beliau, orang itu pulang ke kampungnya. 

Dengan izin Allah, keadaan ekonomi masyarakat pun membaik dan kebutuhan pangan mereka tercukupi.

Baca juga; Benarkah karena alasan karamah lebih diunggulkan Imam Nawawi atas Imam Rafi'i? 

Penutup: Meneladani Jejak Ulama

Demikian sekelumit kisah dan biografi Syaikh Ahmad ad-Dardir, ulama besar yang bukan hanya mengajarkan ilmu, tetapi juga menebarkan keberkahan. 

Semoga kisah hidup beliau mampu menginspirasi kita untuk lebih mencintai para ulama, meneladani akhlak mereka, dan tidak segan menziarahi makam orang-orang saleh yang telah mendahului kita. 

Karena dari mereka, kita belajar tentang keikhlasan, ketekunan, dan cahaya ilmu yang hakiki.




Posting Komentar

Posting Komentar