aNJDzqMa0Kj3po49qxTqapPaQ1OOt1CMotfJqXkz
Bookmark

Aliran Khawarij: Sejarah Berdarah, Ajaran Ekstrem, dan Warisan Radikalisme dalam Islam

Ilustrasi ksatria bersenjata mewakili militansi dan kekerasan Aliran Khawarij dalam sejarah Islam yang dikenal dengan ajaran ekstrem dan pemberontakan.

A liran Khawarij merupakan salah satu sekte Islam paling kontroversial dalam sejarah. 

Dikenal karena pandangan ekstrem dan tindakan kekerasan, Khawarij menjadi simbol bagi gerakan radikal yang mengatasnamakan agama. 

Artikel ini akan mengulas secara lengkap sejarah Khawarij, pokok doktrin mereka, tokoh-tokoh utama, serta pengaruh dan bahaya ajaran Khawarij dalam konteks umat Islam hingga masa kini.

Apa Itu Aliran Khawarij?

Secara etimologis, Khawarij berasal dari kata kharaja yang berarti “keluar”. 

Nama ini merujuk pada kelompok yang keluar dari barisan pasukan Khalifah Ali bin Abi Thalib setelah Perang Shiffin, karena menolak hasil tahkim (arbitrase) yang dianggap mereka sebagai pengkhianatan terhadap hukum Allah.

Definisi Khawarij

“Khawarij adalah kelompok yang mengkafirkan Muslim lain karena dosa besar dan meyakini bahwa pelaku dosa besar layak dibunuh.”

Simak juga: 15 macam dosa besar

Sejarah Singkat Kemunculan Aliran Khawarij

Awal Mula

Aliran Khawarij muncul pada tahun 657 M, usai Perang Shiffin antara Khalifah Ali bin Abi Thalib dan Muawiyah bin Abi Sufyan. 

Ketika Ali bersedia melakukan arbitrase (tahkim), sekelompok pendukung fanatik menuduh Ali telah berhukum kepada manusia, bukan kepada Allah, dan akhirnya memisahkan diri dari pasukannya.

Mereka kemudian membentuk kelompok sendiri dengan slogan:

Lā ḥukma illā lillāh” (Tidak ada hukum kecuali hukum Allah).

Insiden Penting

Perang Nahrawan (658 M)

Khalifah Ali memerangi Khawarij karena pemberontakan mereka. 

Sebagian besar Khawarij tewas, tetapi ideologi mereka tetap hidup.

Pembunuhan Khalifah Ali (661 M)

Dilakukan oleh Abdurrahman bin Muljam, seorang pengikut Khawarij. 

Tindakan ini menunjukkan ekstremisme Khawarij dalam menghalalkan darah pemimpin sah Islam. 

Ajaran dan Doktrin Aliran Khawarij

Aliran Khawarij memiliki ajaran yang sangat keras, bahkan bertentangan dengan prinsip rahmah (kasih sayang) dalam Islam. 

Berikut adalah pokok doktrin mereka:

Mengkafirkan Pelaku Dosa Besar

Bagi Khawarij, siapa pun yang melakukan dosa besar seperti berzina, mencuri, atau tidak berhukum dengan hukum Allah, adalah kafir dan halal darahnya.

Simak juga: Benarkah bunuh diri divonis kafir dan kekal di neraka? 

Ini berbeda dengan pandangan Sunni atau Murji’ah yang masih menganggapnya sebagai Muslim.

Kewajiban Memerangi Pemerintah Zalim

Khawarij menganggap setiap pemimpin yang tidak menerapkan hukum Allah secara mutlak adalah kafir dan wajib diperangi. 

Prinsip ini sering dijadikan pembenaran atas pemberontakan bersenjata.

Takfir Massal

Khawarij mudah mengkafirkan orang lain, bahkan terhadap sesama Muslim yang tidak sependapat. 

Mereka percaya hanya mereka yang benar, dan sisanya telah keluar dari Islam.

Tidak Mengakui Legitimasi Khalifah Ali dan Muawiyah

Mereka menganggap kedua tokoh besar itu telah keluar dari Islam karena terlibat dalam tahkim, yang dianggap sebagai pelanggaran terhadap hukum Allah.

Ibadah Sangat Keras dan Tekun

Menariknya, pengikut Khawarij dikenal sebagai ahli ibadah yang sangat taat secara ritual, tetapi menyimpang dalam akidah. 

Nabi saw. pernah bersabda:

“Akan muncul suatu kaum yang kalian akan meremehkan shalat kalian dibandingkan shalat mereka, dan puasa kalian dibandingkan puasa mereka... mereka keluar dari agama sebagaimana anak panah menembus buruannya.”

(HR. Bukhari dan Muslim)

Tokoh-Tokoh Khawarij yang Berpengaruh

Abdurrahman bin Muljam – Pembunuh Khalifah Ali bin Abi Thalib, tokoh fanatik Khawarij.

Hurqus bin Zuhair – Salah satu pendiri gerakan Khawarij, yang menolak pembagian harta oleh Nabi SAW.

Najda bin Amir – Pemimpin cabang Khawarij Najdiyyah.

Nafi’ bin Azraq – Pemimpin cabang Khawarij Azariqah, yang paling ekstrem dan brutal.

Dampak Ajaran Khawarij

Ajaran Khawarij memberikan dampak serius dalam sejarah Islam, di antaranya:

Perpecahan dan Perang Saudara

Khawarij menyebabkan konflik internal yang panjang dan berdarah dalam umat Islam, seperti Perang Nahrawan dan pembunuhan terhadap pemimpin Islam.

Lahirnya Gerakan Ekstremis Modern

Banyak ideologi radikal kontemporer yang memiliki pola pikir serupa dengan Khawarij, seperti takfir massal dan pembenaran jihad bersenjata terhadap sesama Muslim.

Distorsi Pemahaman Agama

Pandangan keras Khawarij mengikis semangat kasih sayang, toleransi, dan hikmah yang menjadi inti ajaran Islam sejati.

Ajaran Khawarij dalam Perspektif Ulama

Mayoritas ulama Ahlus Sunnah wal Jamaah sepakat bahwa Khawarij adalah kelompok sesat. 

Ibn Hajar al-Asqalani menyebut mereka sebagai:

“Kaum yang memiliki pemahaman dangkal terhadap Al-Qur’an, sehingga mudah menghukumi orang lain sebagai kafir.”

Imam Abu Hanifah, Imam Syafi’i, hingga Imam Ahmad bin Hanbal juga sepakat bahwa pemikiran Khawarij sangat berbahaya bagi stabilitas umat Islam.

Apakah Khawarij Masih Ada Hari Ini?

Secara organisasi, Khawarij klasik sudah tidak ada. Namun, ideologi Khawarij tetap hidup dalam bentuk kelompok-kelompok ekstremis modern, seperti:

  • Gerakan takfiri yang mengkafirkan pemerintah Muslim.
  • Aksi bom bunuh diri terhadap masyarakat Muslim sendiri.
  • Pemberontakan bersenjata dengan dalih menegakkan syariat.

Kesimpulan

Aliran Khawarij adalah pelajaran pahit dalam sejarah Islam tentang bahaya fanatisme, takfir, dan kekerasan atas nama agama. 

Mereka dikenal dengan doktrin ekstrem, mengkafirkan pelaku dosa besar, dan mendukung pemberontakan berdarah terhadap pemimpin sah.

Meskipun mereka dikenal sebagai ahli ibadah, kekeliruan mereka dalam memahami ajaran Islam membuat mereka keluar dari prinsip rahmat dan hikmah yang diajarkan Nabi Muhammad Saw. 

Ulama sepanjang zaman telah mewanti-wanti umat agar tidak terjerumus dalam pemikiran Khawarij.

Sebagai umat Islam, kita perlu belajar dari sejarah dan membentengi diri dengan pemahaman Islam yang moderat, toleran, dan berpijak pada ilmu. 

Karena sesungguhnya, rahmat Allah lebih luas dari murka-Nya, dan hidayah-Nya tidak turun melalui kebencian dan kekerasan.


(Dikutip dari berbagai sumber dan ditulis ulang sesuai pemahaman penulis) 

Posting Komentar

Posting Komentar