aNJDzqMa0Kj3po49qxTqapPaQ1OOt1CMotfJqXkz
Bookmark

Kabar Gembira Khusus Bagi Pemimpin

Kabar Gembira Khusus Bagi Pemimpin

Berbicara soal pemimpin, hampir setiap kita merasa muak. Sajian berita yang dihidangkan di berbagai platform media menelanjangi total terhadap kinerja mereka selama menjabat sebagai pemimpin.

Mungkin hal itulah yang menyebabkan kita merasa tidak nyaman dan terpancarnya aura tidak senang kepada pemimpin. Padahal menjadi pemimpin bukanlah hal yang mudah.

Di samping tanggung jawab seorang pemimpin sangat besar ternyata ada kabar gembira bahwa Allah memberi apresiasi yang luar biasa kepada pemimpin itu sendiri. 

Berita kebobrokan mereka dalam memimpin yang begitu transparan membuat kita tertutup mata dan hati untuk melihat sisi terbaik dan jaminan Allah SWT terhadap sosok pemimpin.

Apresiasi yang didapatkan sangat luar biasa mengingat beban dan tanggung jawab yang sangat berat bagi seorang pemimpin.

Hakikatnya seorang pemimpin adalah abdi atau pelayan bagi rakyatnya.

سيد القوم خادمهم

“Pemimpin sebuah kaum adalah pelayan mereka”.

Maka sangat disayangkan kalau ada orang yang menggelintirkan makna dari seorang pemimpin. Secara hakikat mereka melayani justru sebaliknya harus dilayani.

Setiap kita menyadari bahwa menjadi pemimpin tentu tidaklah mudah. Banyak memikul beban yang berat, sebab pertanggung jawabannya tidak hanya di dunia saja tetapi juga di akhirat di hadapan Allah SWT kelak. 

Oleh karena itu, seorang pemimpin harus konsisten dengan sifat Amanah dan harus selalu melekat pada dirinya. Jangan sampai menggadaikan sifat tersebut dengan sedikit keuntungan yang bisa dinikmati karena akan selalu hidup dalam pengawasan dan pantauan manusia dan hukum.

Apabila ia berani mengkhianati amanah yang telah diberikan (rakyatnya) itu, maka dia akan mendapatkan dosa besar dan azab yang pedih akan menimpanya. Baik disegerakan di dunia maupun ditangguhkan sampai di akhirat kelak.

Dalam hadis Rasulullah ﷺ telah menjelaskan secara gamblang posisi dan kondisi seorang pemimpin. Imam At Tirmidzi dalam kitabnya menyebutkan sabda Rasulullah yang berbunyi:

حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ الْمُنْذِرِ الْكُوفِيُّ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ فُضَيْلٍ عَنْ فُضَيْلِ بْنِ مَرْزُوقٍ عَنْ عَطِيَّةَ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ أَحَبَّ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَأَدْنَاهُمْ مِنْهُ مَجْلِسًا إِمَامٌ عَادِلٌ وَأَبْغَضَ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ وَأَبْعَدَهُمْ مِنْهُ مَجْلِسًا إِمَامٌ جَائِرٌ. (رواه الترميذي).

Artinya :

Dari Abi Said Al-Khudri (W. 65 H). Rasulullah ﷺ bersabda : “Sesungguhnya manusia yang paling dicintai oleh Allah pada hari kiamat dan yang paling dekat di sisi-Nya adalah seorang pemimpin yang adil. Sedangkan orang yang paling dibenci oleh Allah dan teramat jauh dari Allah yaitu seorang pemimpin yang bertindak dzalim”. (HR At–Tirmidzi). 

Hadis di atas adalah berita gembira dan duka bagi seorang pemimpin. Namun ketika kita melihat dan seksama dengan alur pembicaraan hadis menjelaskan pokok utama adalah berita gembira apabila seorang pemimpin mampu berlaku dan bersikap adil. Baca juga cara sederhana menjalani hidup. 

Hadis ini merupakan salah salah satu Hadis yang menekankan bahwasanya kriteria sifat adil bagi seorang pemimpin adalah hal yang paling utama. sehingga semua kebijakan yang dibuatnya atau diteken olehnya juga harus mengacu pada kepentingan bagi kemaslahan yang dipimpinnya.

Tanpa adanya nilai-nilai keadilan dan kemaslahatan yang dijunjung tinggi oleh seorang pemimpin, maka kepemimpinannya akan keruh serta memancing emosi dan pastinya tidak akan berhasil menciptakan kemaslahatan publik dan kesejahteraan bagi rakyatnya. 

Karena di tangan pemimpinlah sebagai pemegang kendali dan kemudi ditentukan akan seperti apa nasib dan masa depan rakyat. 

Berdasarkan riwayat dalam Hadis yang lain, Ma'qil Ibnu Yasar r.a berkata: Aku mendengar Rasullah ﷺ bersabda : 

ما مِنْ عَبْدٍ يَسْتَرْعِيهِ اللَّهُ رَعِيَّةً يَمُوتُ يَوْمَ يَمُوتُ وَهُوَ غَاشٌّ لِرَعِيَّتِهِ إِلَّا حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ

“Tidaklah seorang pemimpin yang Allah serahkan kepadanya untuk memimpin rakyatnya, ketika meninggal dalam keadaan menipu rakyatnya, melainkan Allah akan mengharamkan surga untuknya”.

Dari Hadis di atas menjelaskan bahwa seorang pemimpin yang adil akan mendapatkan posisi yang istimewa dan sangat dekat kedudukannya dengan Allah SWT. Sedangkan pemimpin yang dzalim akan mendapatkan sebaliknya,  yakni sangat dibenci oleh Allah SWT dan dijauhkan dari mencium aroma Surga. 

Oleh karena itu, apresiasi bagi pemimpin yang adil dan mendapat ancaman bagi pemimpin yang berbuat dzalim, mencerminkan sebuah pujian serta penghargaan terbesar dari Allah SWT yang bagi pemimpin yang mampu berbuat adil dan berlaku bijak terhadap rakyat yang dipimpinnya.

Semoga kita semua bisa bertindak dan bersikap adil paling minimal terhadap diri kita karena kita pemimpin bagi kita sendiri. Semoga amanah yang dianugrahkan mapu membuat kita sadar dan tak terlena dengan janji-janji palsu dunia. 

Amin amin..

Wallahu A'lam bisshawab


Posting Komentar

Posting Komentar