![]() |
Keistimewaan Orang Miskin dan Kelebihan Mencintainya |
Oleh: Safranrhawilan (nama pena)
Haruskah
malu berstatus miskin? Kasta yang rendah apakah akan berimbas dalam kehidupan
sosial? Anda Merasa terpojokkan dengan status kemiskinan? Mungkin itu sebagian dari
persoalan yang sering ditanya dalam hati.
Berapa banyak orang yang menjalani kehidupan dengan penuh rasa minder tanpa percaya diri. Padahal faktor sukses atau tidaknya dalam segala hal bukan hanya disebabkan oleh dukungan material saja.
Bahkan dalam agama pun, materi bukanlah tolak ukur kesuksesan seorang hamba. Materi yang banyak belum tentu mendapatkan derajat yang tinggi di hadapan Allah SWT.
Lantas
mengapa orang sering merasa minder dengan status kemiskinan? Mengapa ada orang
yang menganggap rendah terhadap orang miskin? Penyebab utamanya adalah tidak
mampu memahami dan menata mindset kemiskinan pada dirinya sendiri.
Miskin dalam Pandangan Umum Manusia
Miskin sangat identik dengan kotor, hina, dekil, peminta-minta, lusuh, dan sebagainya. Begitulah pandangan sejauh mata dapat memandang.
Bagaikan seseorang yang berada
di pantai yang melihat luasnya lautan. Mata hanya dapat menjangkau sejauh mata
itu memandang saja, sehingga terlihat lautan itu mempunyai akhir.
Sebenarnya pandangan mata itu tidak sepenuhnya menjadi tolak ukur bagi kita. Tidak boleh men-judge sesuatu berdasarkan apa yang baru saja kita lihat. Karena bisa saja yang kita lihat itu terbalik dari kenyataannya.
Dekil, kotor, lusuh, dan lain-lain juga tidak bisa menjadi tolak ukur bahwa orang tersebut memiliki derajat yang rendah. Kedudukan kasta di mata manusia hanya ditinjau dari perspektif harta, jabatan, dan kemewahan properti yang dimilikinya.
Namun
pernahkah kita renungkan bahwa itu semua akan binasa nanti? Sejatinya kemuliaan
di sisi Allah adalah sejauh mana ketakwaan/penghambaan diri kepada-Nya.
Keutamaan dan Keistimewaan Orang Miskin
Marilah sama-sama kita perbaiki mindset tentang kemiskinan.
Untuk mengubah perspektif tersebut mari kita lihat rujukan yang Nabi sampaikan tentang kelebihan dan keutamaan orang miskin:
1. Memiliki Kemuliaan di Sisi Allah SWT
قَالَ رَسُوْلُ اللّٰهِ صَلّٰى
اللّٰهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ:اَلْفُقَرَاءُ كَرَامَةٌ مِنْ كَرَامَاتِ اللّٰهِ
Artinya: "Rasulullah Saw bersabda: Orang-orang fakir memiliki sebuah kemuliaan dari sekalian kemuliaan dari pada Allah."
2. Memiliki Kelebihan Dibandingkan Orang Kaya
قَالَ رَسُوْلُ اللّٰهِ صَلّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ: فَضْلُ الْفَقِيْرِ عَلَى الْغِنَى كَفَضْلِى عَلَى جَمِيْعِ
خَلْقِ اللّٰهِ تَعَالَى
Artinya:
"Rasulullah Saw bersabda: kelebihan orang-orang fakir terhadap orang kaya
sama halnya seperti kelebihan nabi terhadap sekalian makhluk lainnya."
3. Kefakiran Merupakan Hal Yang Bagus Pada Hari Kiamat
قَالَ رَسُوْلُ اللّٰهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ :الْفَقْرُ شَيْنٌ عِنْدَ النَّاسِ وَزَيْنٌ عِنْدَ اللَّهِ
يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Artinya: “Rasulullah Saw bersabda: Kefakiran menjadi aib di kalangan manusia dan bagus di sisi Allah SWT pada hari kiamat."
Keutamaan mencintai orang-orang miskin
Selain dari
itu Rasulullah SAW juga mendeklarasikan bagi umatnya untuk menyayangi orang
miskin. Ini sesuai dengan beberapa sabda Nabi:
1. Merupakan Sebagian dari Pada Akhlak Para Nabi
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَ سَلَّمَ:حُبُّ الْفُقَرَاءِ مِنْ أَخْلاَقِ الأَنْيَاءِ وَ بَغْضُ الْفُقَرَاءِ
مِنْ أَخْلاَقِ الْفَرَاعَنَةِ
Artinya:
Baginda Nabi Muhammad Saw bersabda: "Mencintai orang-orang yang fakir
ialah sebagian dari pada akhlak para nabi dan sedangkan membencinya ialah
sebagian dari akhlak para Fir'aun."
2. Merupakan Kunci Menuju Surga
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَ سَلَّمَ: لِكُلِّ شَيْءٍ مِفْتَاحٌ وَ مِفْتَاحُ الْجَنَّةِ حُبُّ
الْمَسَاكِيْنَ وَ الْفُقَرَاءِ لِصَبْرِهِمْ هُمْ جُلَسَاءُ اللّٰهِ تَعَالَى
يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Artinya: Baginda Nabi Muhammad SAW bersabda: "Setiap sesuatu memiliki kunci dan kunci surga ialah mencintai orang fakir dan miskin karena kesabarannya. Mereka adalah orang-orang yang duduk bersama Allah SWT pada hari kiamat."
Maka mulai detik ini marilah kita sama-sama introspeksi diri, apakah kita sudah menjadi pribadi yang menghinakan orang miskin hanya karena faktor materi atau lebih memilih menyayangi orang miskin dengan membantu mendermakan sedikit banyaknya harta yang kita miliki.
Berdasarkan uraian di atas setidaknya bisa kita ambil kesimpulan bahwa kekurangan yang kita miliki dari sisi material tidaklah menjadi tolak ukur kehinaan. Akan tetapi bisa menjadi batu loncatan yang Allah berikan agar kita mencapai kemuliaan yang tidak terhingga.
Pesan moralnya adalah jangan pernah malu dan minder terhadap kemiskinan. Tidak ada yang mampu memperoleh derajat tinggi di hadapan Allah melainkan ketakwaan.
Apalagi persoalan materi merupakan hal yang paling mudah bagi Allah untuk
membolak-balikkan kepada siapa yang diinginkan-Nya.
Wallahu
A'lam
Posting Komentar