![]() |
Memanfaatkan Media Sosial Sebagai Kontrol Sosial |
M edia sosial menjadi wahana paling efektif dalam menyampaikan pesan. Sisi positif dan negatif bagaikan pilihan mata uang koin yang mudah dibolak-balikkan.
Setiap
informasi yang menyebar di beranda media sosial selalu memantik beragam respon.
Mulai dari kritik, komentar, menghujat, saling tuduh-menuduh, dan lainnya.
Coba perhatikan akhir-akhir ini, berapa banyak kasus yang terungkap ke permukaan.
Dari satu kasus dapat menyeret seabrek kasus lainnya.
Itu berkat dari
kepedulian netizen dalam mengulik informasi dan menyuarakannya.
Kemudahan teknologi digital saat ini harus bisa semaksimal mungkin menjadi pengontrol sosial.
Setiap tindakan dan perilaku akan begitu mudah tersorot dan dilacak.
Di
samping itu, banyak juga yang termakan hoax dan latah dalam merespon.
Melalui perkembangan media dan desas-desus yang mewarnainya, banyak hal yang menjadi pelajaran penting.
Salah satunya, dengan memanfaatkan media sosial sebagai
pengontrol sosial.
Di balik manfaat sebagai alat yang mempermudah urusan manusia, media sosial juga merupakan ujung tombak pengiringan dan pengaburan antara fakta dan fiksi.
Titik
lemah tersebut apabila dibungkam yang dipicu oleh berbagai konflik kepentingan,
tentu menjadi malapetaka besar.
Mengapa dengan Media Sosial?
Sarana yang paling efektif dan efisien dalam menuntaskan suatu misi adalah media sosial.
Apalagi berkaitan dengan kepentingan umum dan bersama.
Maka wajar jika
pendekatan medsos adalah jalur ampuh yang dipergunakan oleh orang yang
menunggangi kepentingan. Baca Juga: Sering Tidak Fokus? Coba Praktikkan Cara Ini!
Peran penting dalam hal ini yang harus dilakoni oleh setiap orang adalah bersikap dengan penuh etika dan tanggung jawab.
Rekam jejak digital tersebut dapat dikonsumsi oleh siapa saja.
Namun sangat disayangkan adalah pemanfaatan media untuk kepentingan bijak sering disabotase oleh keserakahan nafsu dan ambisi semu.
Itu belum lagi faktor mempertimbangkan income.
Saat ini diakui bahwa suara yang didengungkan lewat medsos mampu membuat ketir bagi para pelaku menyimpang dalam menjalankan amanah rakyat.
Bukan hanya itu saja, banyak hal mampu terungkap ke publik dengan antusiasnya pegiat medsos.
Tapi
sayangnya, sorotan kepada kasus lebih dominan dibandingkan prestasi atau
kelakuan yang membuat orang lain menemukan contoh teladan.
Pada orde baru, suara para mahasiswa sangat ditakutkan. Gerakan mereka menerjemahkan makna usut tuntas dan kawal hingga titik terang.
Namun saat ini, suara tersebut
maknanya sudah meredup digantikan oleh keaktifan netizen di media sosial.
Pengaruh yang muncul akibat menyuarakan "usut tuntas" oleh netizen di berbagai medsos bagaikan menanda tangani petisi. Modal jempol mampu mengawal seluruh kasus.
Akibatnya, orang yang terlibat kasus akan ketar-ketir dan seolah
mengantri gilirannya yang dikuak fakta. Baca Juga: 2 Faktor Penghambat Nikmat Shalat, Simak Solusinya di Sini
Bijak Bermedia Sosial
Peluang terbesar dalam membangun negeri ini adalah memberi sumbangsih terbaik tanpa membatasi diri.
Artinya, ketika tidak berposisi sebagai pemegang jabatan dan
pelaksana maka minimal kawal program tersebut sampai tuntas.
Kritikan yang membangun dan transparan merupakan kunci utama dalam membangun bersama.
Kehadiran media sosial yang super canggih mampu memberi titik terang dan
kepuasan tanpa dipengaruhi oleh konflik kepentingan.
Media sosial yang steril dari stigma negatif harus mampu dipertahankan.
Jangan hanya
demi merenggut cuan, banyak isu-isu negatif yang disodorkan kepada khalayak
ramai untuk memenuhi nafsu segelintir orang.
Diakui bahwa informasi yang bersifat hoax, dan tendensius lebih digandrungi oleh masyarakat tanpa filter.
Mereka tidak mampu membedakan mana yang logis atau tidak.
Pedoman sederhananya adalah viral. Semakin viral maka tingkat
kepercayaan makin tinggi. Baca Juga: 3 Kelompok Hakim dalam Islam, Hanya Satu yang masuk Surga
Maka tidak heran, kekuatan tagar di medsos mampu mengiring opini pubik terhadap suatu kasus.
Imbasnya, transparansi dalam segala hal adalah tuntutan untuk
menepis berbagai tuduhan-tuduhan.
Maka dari itu, bijak menggunakan dan memanfaatkan medsos adalah kunci dari semua permasalahan ini.
Wujudkan sumbangsih dalam membangun negeri dengan mengontrol di media sosial.
Mari kawal setiap kasus, program dan lainnya demi kemajuan bangsa.
Tidak ada alasan untuk tidak membantu. Banyak hal yang bisa dilakukan
untuk memperbaiki sistem dan teknis agar terwujudnya kesejahteraan.
Posting Komentar