![]() |
Sering Tidak Bisa Fokus? Coba Praktikkan Cara Ini! |
B erbicara tentang persoalan fokus merupakan hal yang tidak penting sebenarnya.
Mengapa demikian? karena percuma membicarakannya dan orang pun biasanya tidak peduli lagi dengan hal ini.
Masak iya sih? Oke saya buktikan ya! Mungkin kita pernah merasakan dan mengalaminya sendiri. Baca Juga: Adakah cinta yang terlarang?
Coba kita tanyakan pada diri kita sendiri! Apa fokus kita saat ini? Target apa yang ingin dicapai?
Kenapa pekerjaan ini ngak kelar-kelar? Kenapa terlalu sulit sih untuk fokus pada pekerjaan ini aja?
Kenapa dia bisa begitu konsisten ya dengan kerjanya? Kok ngak bosan-bosan ya dia padahal mentok di pekerjaan itu-itu saja?
Saya kira sudah cukuplah mewakili sebagian dari banyaknya keluh kesah dan variasi dari tidak fokusnya kita dengan apa yang sedang kita alami.
Apakah pertanyaan di atas perlu dijawab? Saya rasa tidak.
Karena jawaban yang kita berikan hanya sebatas membenarkan tidak berjalannya target kita. Ya kan?
Makanya saya katakan di awal bahwa persoalan ini tidak penting dibahas.
Inti poinnya adalah kita tidak mau membenarkan realita yang sedang kita kerjakan dan mencari sisi lain yang berfungsi sebagai pendukung dan penguat obsesi semu tersebut.
Ketika kita berada pada posisi itu sebenarnya kita sadar dengan apa yang kita alami, namun kita tidak menghiraukannya.
Bahkan parahnya lagi, kita mencoba menghibur diri dengan mengutarakan beragam alasan untuk membenarkan apa yang telah kita lakukan.
Apakah sikap tersebut salah? Tentu tidak. Tetapi Anda harus siap dengan konsekuensinya. Hukum kausalitas berlaku kok. Hahaha..
Baca Juga: 4 Kriteria penting yang harus dimiliki suami agar tidak diremehkan istri
Maka dari itu, kita perlu respon terhadap keadaan yang kita sadari.
Kurang respon atau bahkan apatis itu tidak akan menyelesaikan masalah.
Menceritakan masalah dan beban di satu sisi memang mampu meringankan sejenak.
Setelah semua tuntas dibicarakan maka beban tetap belum terselesaikan. Ya kan?
Setelah menyadari hal tersebut maka alangkah baiknya kita mengambil langkah jitu dan mencoba mempraktikkan hal-hal yang mampu menyelesaikan masalah kita.
4 Langkah Memanah Agar Bisa Fokus
Mengenai hal ini, untuk bisa fokus pada suatu hal ada baiknya kita menerapkan sistem memanah dalam menggapai goal dan target kita masing-masing.
Apa-apa saja? Simak di sini:
1. Bidik Sasaran Target
Bayangkan Anda sebagai pemanah atau anggap saja sebagai pemanah gadungan. Hahaaha.
Sebelum memanah kita pasti punya alasan kenapa untuk memanah.
Apa pun alasan itu, memanah pasti diiringi oleh maksud meskipun hanya untuk iseng-isengan saja.
Setelah menancapkan keinginan untuk memanah maka Anda akan mencari target sasaran dari bidikan busur panah Anda.
Biasanya yang menjadi target Anda sangat berpengaruh dan berkaitan erat dengan tujuan kita memanah.
Meskipun random atau arah yang tak jelas, namun kita akan menyesal kalau meleset sedikit saja dari objek yang random tersebut.
Misalnya secara acak kita ingin menembak ke depan.
Sayangnya sedikit lagi hampir kena batu yang hanya berjarak sekitar selemparan batu.
Ketika itu Anda menyesal dan berujar dalam hati "alllllaaaaahhh, sedikit lagi padahal".
Bayangkan itu bukan sasaran yang dituju tetapi ada muncul penyesalan juga.
Anehkan? walaupun aneh itu fakta dan itu benar-benar kita kok. Hahaha
Begitulah gambaran titik fokus utama yang mesti kita lakukan. Kita perlu membidik sesuatu tepat sasaran.
Namun sebelum itu kita harus sudah menentukan target apa yang akan dibidik.
Misalnya kita seorang pelajar. Maka tentukan target yang ingin dicapai baik target jangka pendek maupun panjang.
Ketika target sudah final maka mari bidik target tersebut dengan pengukuran yang akurat.
Kalau tujuan dan target kita agar lulus beasiswa, lulus ujian dan lain-lain, maka belajarlah yang giat dan prioritaskan pembelajaran yang berkaitan dengan target yang ingin dicapai.
Seandainya Anda ingin lulus ujian, lancar hafalan maka belajar dan hafalkan materi yang akan diujikan tersebut bukan malah belajar dan melatih keterampilan mengasah skill game online atau volly.
Artinya, ketika Anda memutuskan ingin berangkat pada suatu tujuan maka berangkatlah yang sejurus dengan tujuan.
Meskipun tidak menutup kemungkinan banyak cara lain untuk bisa sampai ke tujuan tersebut walaupun harus keliling planet ini dulu.
Terserah Anda sih kalau mau berprinsip "kalau ada yang sulit kenapa harus yang mudah".
Kalau begitu masa bodo aja. Urusan loo. Hehehe.. Ngak emosi kok biasa aja. Haha
2. Hilangkan Ekspektasi Tentang Hasil
Ini termasuk bagian yang tersulit sih. Kenapa? Karena kebanyakan dari kita ketika ingin melakukan sesuatu, pendongkrak semangat dan energinya adalah ekspektasi hasilnya.
Bahkan sebelum bertindak dan melangkah pun sudah memprediksi apakah ini mustahil dicapai atau tidak.
Kalau mustahil ngapain kuras energi. Jika tidak mustahil apakah itu mudah atau tidak dalam melakukannya.
Pertimbangan inilah yang menyebabkan tidak totalitas dalam melakukan suatu hal. Apalagi didukung oleh faktor eksternal lainnya.
Neraca logika yang terbangun itulah sehingga menjadi benalu utama yang menghasilkan banyaknya rencana dan hasilnya pun nol.
Maka dari itu, kita menyadari bahwa setiap orang berkeinginan terwujudnya apa yang diimpikan. Namun, tidak semua hal bisa diwujudkan.
Baca juga: cara cerdas menyiasati masalah
Paling minimal kita telah melakukan dengan baik, berusaha maksimal dan mengerahkan amunisi yang dibutuhkan secara komplit.
Setelah itu serahkan kepada yang mengatur skenario kehidupan yaitu Allah SWT.
Berhasil atau tidaknya kita tidak akan menyebabkan putus asa.
Mengapa demikian? karena kita telah menang dalam mengatur mindset kita secara benar. Menang Alhamdulillah.
Jika gagal bukan menjadi perkara yang perlu dibesar-besarkan tetapi menjadi pengalaman dalam mendidik diri.
3. Lepaskan Anak Panah
Ketika busur sudah tepat, pegangan dan akurasi sudah fix maka tibalah saatnya melepaskan anak panah untuk melesat ke arah yang kita inginkan sesuai prediksi keakuratannya.
Begitu juga dengan kita. Apabila titik fokus kita sudah jelas dan terukur maka kerahkan semua usaha dan kerja kerasmu serta jangan lupa serahkan pada Tuhan tentang hasilnya.
Kita dari awal sudah menentukan target dengan berbagai pertimbangan keakuratan yang final dan komplit serta prediksi yang mantap.
Maka ketika tidak tepat sasaran itu bukan salah kita. Jangan menghakimi dan mengkritik membabi-buta terhadap pencapaian.
Kejamnya dirimu untuk dirimu sendiri. Jangaan! Sayangilah ragamu dan tenangkan hatimu.
Pencapaianmu bukanlah mutlak urusan dan kewajibanmu.
Kewajiban kita hanya berusaha maksimal sedangkan hasilnya biarkan dia menjadi suatu teka-teki yang memberi makna tersirat di akhir pencapaian.
Baca juga: Sikap terbaik saat harapan tidak terwujud
Kalau seandainya begitu mudah memprediksi hasil, maka pertunjukan tidak lagi asyik. Padahal Tuhankan maha asyik.
Mampu membuat plot twist di luar nalar dan ekspektasi manusia itu sendiri.
Sehingga dari hal ini kita bisa belajar bahwa apakah kita pantas dengan sekali berusaha langsung mendapatkan reward terbaik sedangkan ada orang lain berkali-kali harus menghibur fakta yang menyesakkan dada?
Mudahnya, anggap saja setiap kita ada peluang sendiri yang terbaik tanpa harus melukai hati orang lain.
Di samping itu, orang lain pun akan berusaha mencari alasan tersendiri di balik raihan yang kita capai.
Adilkan? Itu adil versi kita, mungkin Allah berkehendak lain.
4. Jangan Hujat Diri Sendiri
Jika seandainya realita tidak berpihak pada kita, apa reaksi kita? Kecewa? Marah? Dendam? Menyalahkan pihak lain? Mungkin mayoritas jawabannya iya.
Setelah itu apa yang Anda lakukan pada diri Anda sendiri setelah mendapatkan realita tidak sesuai ekspektasi?
Pasti kita akan menyalahkan diri kita sendiri.
Menghujat dan bahkan lupa terhadap kerja keras selama ini.
Mengapa demikian? Faktanya begini.
Ketika anak panah meluncur menuju target, maka ketika sesuai dengan target bidikan akan langsung keluar respon dari mulut tanpa ada komando sebelumnya.
Dengan sigap mulut akan mengatakan "yessssssss" sambil tangan menggumpal ke atas. Sedangkan ketika melesat dari sasaran kata serapah pun akan mengambil alih kendali mulut Anda dan anehnya Anda pun tanpa bisa berkutik.
Karena meluncur begitu saja mengikuti melesatnya anak panah tadi.
Maka dari itu, jangan terlalu mudah mengkritik kerja diri sendiri dengan hal-hal yang tidak baik.
Berilah amunisi dan nutrisi positif untuk menenangkan jiwa agar lebih sigap dan optimis menghadapi kenyataan hidup.
Tidak semua permainan untuk dimenangkan. Namun, adakala berfungsi untuk melatih jiwa dan ketahanan mental dan fisik. Di balik itu juga sebagai terapi religi agar kembali tunduk dan tahu jalan balik kepada Allah SWT.
Begitulah
cara yang bisa kita terapkan untuk menemukan kembali titik fokus yang sempat
tercerai-beraikan di bawah komando alasan dan jurus seribu bayangannya.
Posting Komentar