aNJDzqMa0Kj3po49qxTqapPaQ1OOt1CMotfJqXkz
Bookmark

Galakkan Literasi Pemuda Sebagai Langkah Utama Memajukan Bangsa

Galakkan Literasi Pemuda Sebagai Langkah Utama Memajukan Bangsa

Oleh: Wandi Ajiruddin 

Bung Karno pernah bertutur “Beri aku seribu orang tua, niscaya akan kucabutkan Semeru dari akarnya. Beri aku sepuluh pemuda maka akan kuguncangkan dunia”. Begitulah sebuah kutipan pidato Presiden pertama Indonesia yang sangat terkenal.

Untuk membesarkan satu bangsa tidak cukup hanya digerakkan oleh golongan tua, namun generasi muda harus juga ambil andil dalam hal itu sesuai porsinya. Bahkan Islam maju karena adanya kolaborasi petua dan pemudanya.

Indonesia Merdeka juga tidak terlepas dari keikutsertaan pemuda-pemudi ibu pertiwi yang rela menumpahkan jiwa dan raganya dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sumpah Pemuda adalah hasil yang nyata dari perjuangan pemuda dalam mempersatukan bangsa Indonesia.

Ali bin Abi Thalib, Usman bin Affan, Zaid bin Harisah, Usamah bin Zaid, Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi, dan masih banyak lagi tokoh-tokoh pemuda lainnya dalam memajukan agama Islam sehingga menyebar hampir ke semua penjuru bumi.

Berbicara tentang pemuda, pemuda adalah manusia yang umurnya rata-rata memasuki belasan tahun hingga tiga puluh ke bawah. Pemuda adalah penggerak dari ide-ide kebangsaan. 

Sejahtera atau tidaknya sebuah bangsa di masa akan datang, itu tergantung bagaimana generasi mudanya di masa sekarang. Baca Juga: Tiga Model Orang Menghadiri Majlis Ilmu, Tipe Yang Ketiga Sangat Disayangkan

Berhubungan dengan itu, ada satu pepatah arab yang berbunyi:

شَبَابُ الْيَوْمِ رِجَالُ الْغَدِ

“Pemuda di hari ini adalah pemimpin di masa yang akan datang

Pemuda merupakan urat nadi bangsa karena mereka pewaris-pewaris pemimpin di masa sekarang dan merekalah yang akan meneruskan perjuangan pendahulunya. Mereka baik, maka bangsa ke depannya akan baik, namun sebaliknya apabila mereka rusak sudah tentu bangsa akan runtuh.

Rasulullah SAW memberikan perhatian khusus kepada anak-anak muda. Hali ini dibuktikan dalam beberapa peristiwa beliau mengangkat pemuda sebagai panglima perang seperti Usamah bin Zaid yang dilantik sebagai pemimpin pasukan Islam melawan Romawi Timur (Bizatium) dan lain sebagainya.

Di samping itu juga Rasulullah SAW mengatakan bahwa pemuda yang tidak bermaksiat atau melakukan hal-hal bodoh di masa mudanya akan mendapatkan perhatian khusus dari Allah SWT. Beliau bersabda:

 يَعْجَبُ رَبُّكَ مِنْ شَابٍّ لَيْسَتْ لَهُ صَبْوَةٌ

Artinya: Rabbmu kagum dengan pemuda yang tidak memiliki shabwah (tidak memperturut hawa nafsu).  (H,R. Ahmad).

Dari sabda beliau di atas dapat kita pahami, pemuda dituntut untuk selalu membela kebenaran dan menghancurkan kezaliman. Mereka juga dilarang mendekati dan menuruti hawa nafsunya sehingga terhindar dari maksiat.

Sayyidina Ali bin Abi Thalib pernah mengingatkan bahwa “Sesungguhnya hawa nafsu dapat menghalanginya dari kebenaran dan panjang angan-angan dapat melupakan akhirat”.

Cara satu-satunya mengetahui yang mana buruk dan baik dalam tindakan kita di kehidupan sehari-hari dengan memperbanyak belajar. Karena itu, pemuda dalam masa mudanya harus disibukkan dengan kegiatan-kegiatan menuntut ilmu, lebih-lebih ilmu agama.

Di sinilah kita sadar bahwa menggalakkan literasi bagi kawula muda menjadi langkah awal dalam membangun kejayaan masa depan bangsa. Di samping belajar mandiri, dukungan dan perhatian dari pendidik juga sangat penting.

Maka dari itu, cara yang efektif dalam meraih ilmu adalah dengan banyak membaca tapi juga peran pembimbing yaitu guru wajib disertakan, jangan cuma membaca tapi tidak mempunyai guru.

Kita ini adalah manusia-manusia yang terlahir dan besar dari dunia peradaban tulis-menulis dan membaca. Tanpa ada tulisan dan membaca maka dunia ini tidak akan berubah dari purba menjadi sedemikian rupa.

Bahkan manusia lebih mulia dari makhluk lainya karena ilmu, seperti kisah nabi Adam AS dimuliakan oleh malaikat karena ilmunya. Juga dengan membaca dan menulislah peradaban dimulai. Baca Juga: Jangan Terkecoh! 8 Hal yang Menarik Tapi Palsu

Manusia yang membangun peradaban pertama kali di muka bumi ini adalah orang yang pertama bisa membaca dan juga menulis, yaitu Nabi Idris AS. Bahkan wahyu pertama sekali turun kepada Nabi Muhammad SAW adalah perintah membaca (اقرأ).

Ilmu itu lebih baik daripada harta, dikarenakan ilmu menjaga kita dan kita menjaga harta. Ilmu itu penghukum dan harta terhukum. Harta itu kurang apabila dibelanjakan, tapi ilmu bertambah apabila dipakai.

Namun, alangkah disayangkan banyak pemuda di zaman sekarang bukanlah pemuda yang diharapkan oleh bangsa dan agama. Hal ini disebabkan karena mereka disibukkan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang kurang bermanfaat bagi kemajuan bangsa.

Bagaimana mereka ingin memajukan bangsa kalau tidak mempunyai wawasan yang memadai? Bagaimana mereka mengatakan sudah memiliki wawasan? membaca saja jarang.

Mereka terlalu sibuk dengan hiburan di dunia maya sehingga meninggalkan membaca yang merupakan jendela pengetahuan. Padahal semua kita sadar bahwa peradaban dibangun dengan pondasi literasi yang kuat.

Ketahuilah tanpa membaca kita tidak mengetahui apa-apa. Belajarlah dari orang terdahulu yang sudah berhasil membangun peradaban sedemikian rupa. Semua kemajuan di masa sekarang ini adalah buah dari kerja keras dalam dunia membaca yang melahirkan wawasan sehingga bisa memajukan teknologi yang hampir tanpa batas.

Begitu juga dalam mempertahankan agama Islam, harus dimulai dengan membaca tulisan-tulisan ulama terdahulu untuk diajarkan kepada generasi selanjutnya. Tanpa membaca bagaimana bisa kita mengetahui aturan Islam yang sudah tersusun rapi dalam kitab-kitab ulama terdahulu.

Belajar sudah menjadi tradisi dan kewajiban bagi muslim dan muslimah. Mereka  dituntut untuk belajar tentang aturan-aturan dalam menjalankan hidup sehari-hari. Karena kalau tidak mempunyai ilmu bagaimana mereka bisa terlepas dari perbuatan yang dilarang oleh syariat.

Bahkan saking perlunya ilmu, Syariat Islam mewajibkan belajar bagi semua pemeluk agama Islam tanpa pandang usia dan kasta, baik kecil, besar, tua, muda semuanya wajib belajar tentang ilmu kehidupan yang sudah diatur. Baca Juga: Mengenali Peran Primer Orang Tua Terhadap Anak

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW dalam sebuah hadis;

طلب العلم فارضة على كل المسلمين

Artinya: “menuntut ilmu wajib hukumnya terhadap semua muslim”

Salah satu bukti Islam membangun peradabannya yang baik untuk rohani dan ekonomi adalah banyaknya lahir intelektual muslim. Dari para intelektual lahir berbagai macam karya yang bermanfaat bagi umat muslim bahkan seluruh umat manusia.

Seperti ilmu tata negara yang disusun oleh Imam Al Mawaridi, Ilmu Filsafat Imam Ghazali dan lain sebagainya. Mereka semuanya adalah pemuda di masanya dan mereka sudah ambil adil dalam membangun peradaban umat manusia modern.

Kalau kita para pemuda ingin ambil adil dalam membangun peradaban maka kita harus gila membaca dan menulis. karena dua pekerjaan ini sudah dibuktikan oleh para pendahulu kita. 

Jangan kita terlena dengan hiburan sehingga kita menjadi manusia-manusia bodoh yang bisa terprovokasi dengan berita hoax. Akibatnya timbullah perpecahan dan penghancuran keberagamaan. karena dengan ilmu kita bisa menata kehidupan yang baik.

Tidak ada kontroversi, tidak ada yang namanya perpecahan antar suku, ras maupun bangsa. Intinya yaitu ilmulah peran penting dalam semua lini kehidupan. 

Banyak kehancuran diakibatkan oleh mereka yang bodoh. Kebodohannya tersebut menyebar menjadi faktor yang bisa memecahkan bangsa. Baca Juga: Tidak Mau Mengambil Warisan, Waraskah?

Lihatlah Negara-negara maju di era modern! semua itu dibangun dari ilmu pengetahuan yang mumpuni dan pendidikan yang tinggi. Indonesia akan bisa mengikuti persaingan kemajuan apabila sudah mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dalam diri anak mudanya.

Dari pengetahuan anak muda Indonesia akan melahirkan karya-karya yang bernilai saing tinggi dengan dunia luar. Oleh karena itu, tanggung jawab besar ada di pundak pemuda saat ini. 

Bagaimana kondisi masa depan bangsa dan agama sangat tergantung dengan sikap dan budaya literasi mereka saat ini.

Mari selamatkan bangsa dengan menggalakkan dunia literasi.

Ayo pemuda, banyaklah belajar, Lawan malasmu, mari membangun.

Ayo pemuda, banyaklah belajar, Kita merupakan harapan bangsa.

Ayo pemuda, banyaklah belajar, karena  kita pemimpin masa depan.

Ayo Pemuda, banyaklah belajar, karena kita merupakan nadinya bangsa.

 

 

Posting Komentar

Posting Komentar