aNJDzqMa0Kj3po49qxTqapPaQ1OOt1CMotfJqXkz
Bookmark

Hilangkan Dengki! Persiapan Awal Menyambut Ramadhan

Hilangkan Dengki! Persiapan Awal Menyambut Ramadhan

Oleh: Tgk. Wandi Saputra Ajiruddin 


T idak sampai beberapa hari ke depan, kita akan menyambut bulan penuh keberkahan yaitu bulan suci Ramadhan. Bulan yang paling mulia di antara sebelas bulan lainya, karena  berbagai perstiwa-peristiwa besar sejarah perkembangan Islam terjadi dalam bulan itu, di antaranya turunnya al-Quran dan malam lailatul qadar.


Seluruh umat Islam di dunia ini selalu mendambakan malam mulia tersebut, sebab bila seseorang dipertemukan dengan malam lailatul qadar tersebut, nilai ibadah yang akan didapatkan sebagaimana beribadah seribu bulan, sebuah perkalian nilai pahala yang luar biasa hingga tiada tara. 


Maka wajar saja setiap Muslim berdoa untuk mendapatkan malam yang bisa dikatakan bonus luar biasa itu. baca juga 5 Keistimewaan Umat Nabi Muhammad dalam Bulan Ramadhan.


Nilai kebaikan pada bulan Ramadhan dilipatgandakan. Setiap satu kebaikan yang kita lakukan di bulan itu  dikali dengan sepuluh kebaikan semisilnya, sebagaimana sabda Baginda Nabi Muhammad Saw:


“Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi.” (Hadis riwayat Imam Bukhari no. 1904, 5927 dan Imam Muslim no. 1151). 

Menyambut Ramadhan membutuhkan persiapan awal yang penting dilakukan oleh setiap Muslim, sebab berbagai aspek kelebihan Ramadhan akan ditemukan jika kita tidak melupakan persiapan awal yaitu membersihkan diri dari penyakit hati. Salah satu penyakit hati adalah dengki, penyakit yang bisa menghapus amal ibadah seseorang, bahkan hagus seperti debu.

Pengertian Dengki, Penyebab dan Efeknya


Maka dari itu hemat penulis sangat penting kita mengetahui apa itu dengki, penyebabnya, efeknya, dan cara menghilangkanya supaya fahala ibadah dan kebaikan yang kita hasilkan di bulan suci Ramadhan tidak menjadi  sia-sia. Baca juga 4 Persiapan Penting Menyambut Ramadhan.

            

Kedengkian terjadi hanya kepada sebuah kenikmatan, tepatnya nikmat yang terdapat di dalam diri orang lain. baik nikmat berupa fisik seperti wajah tampan, cantik, atau non fisik seperti kecerdasaan, suara bagus, dan lain sebagainya.  Apa saja yang ada unsur nikmatnya maka tidak terlepas dari potensi kedengkian.

Apabila Allah SWT memberi nikmat kepada orang lain maka di dalam diri kita akan timbul salah satu dua reaksi. Salah satu dua reaksi itu dilarang dalam ajaran agama Islam yaitu reaksi kedengkian dan reaksi yang satu lagi dibolehkan dalam Islam yaitu reaksi ingin bersaing.

Dalam kamus KBBI definisi dengki adalah menaruh perasaan marah atau benci atau tidak suka, karena nikmat (keberuntungan) orang lain. Maka setiap rasa tidak suka terhadap nikmat yang terdapat pada orang lain itu dinamakan dengan dengki.

Sedangkan menurut Iman Al-Ghazali yang merupakan salah satu tokoh dalam ilmu tasawuf mendefinisikan dengki atau hasad adalah benci terhadap nikmat yang ada pada diri orang lain dan senang nikmat itu hilang darinya. Dari definisi ini ada dikaitkan senang nikmat yang ada pada diri orang lain tersebut lenyap dari diri orang itu.

Contohnya teman kita bisa membeli sepeda motor baru maka timbul di hati kita rasa tidak suka atas itu dan juga merasa senang motor itu lenyap darinya.

Reaksi ingin bersaing sewaktu kita melihat orang lain mendapati sebuah kenikmatan di bolehkan oleh syar’i, dalam bahasa Arab dinamakan dengan Ghibthah.  Ghibthah  menurut Imam Ghazali adalah sewaktu orang lain mendapatkan sebuah nikmat, kita tidak merasa benci atas nikmat tersebut, dan juga tidak merasa senang nikmat itu menghilang darinya, akan tetapi kita mengiginkan nikmat yang seperti itu ada pada diri kita.

Contohnya tetanga kita bisa membeli mobil baru maka timbul rasa ingin memiliki mobil baru seperti yang dimiliki oleh tetanga kita dan tidak ada timbul rasa benci atas itu dan juga tidak senang mobil itu lenyap darinya.

“Kedengkian merupakan buah dari kebencian, sedangkan kebencian buah dari kemarahan, kemarahan motif dari semua itu” demikian uraian Imam Ghazali di dalam kita Ihya Ulumiddin tentang motif timbulnya sifat dengki dalam diri seseorang. 


Rasa marah kita kepada seseorang yang menimulkan rasa benci terhadap orang itu sehingga kita benci apa saja nikmat yang terdapat pada orang itu dan merasa senang nikmat tersebut lenyap darinya. 

Dengki merupakan penyakit hati yang mempunyai efek sangat banyak, baik bagi si pelaku dengki maupun bagi orang sekitarnya. Baca juga Ternyata Ada Juga Iri Hati yang Diperbolehkan Oleh Syariat, Apa Itu?


Contoh efek dengki yang merugikan diri sendiri dan juga orang lain seperti antar bangsa atau negara berperang karena efek para pemimpinnya dengki terhadap pencapain negara lain sehingga timbul rasa ingin melenyapi pencapain itu.


Sesama tetangga saling bermusuhan karena dihasud oleh kedengkian yang ada pada diri mereka, bahkan sesama saudara kandung bisa memutus silahturahmi karena kedengkian yang merasuki mereka, dan lain sebagainya.    

 

Efek dengki yang berlaku atau merugikan diri saja yaitu pahala-pahala ibadah dan kebaikan yang kita kerjakan akan musnah atau terhapus karena kedengkian kita terhadap orang di sekitar kita sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW berikut:


“Hasad (dengki) memakan semua kebaikan seperti api membakar kayu” (Hadis riwayat Abu Daud dari Abu Hurairah, Ibnu Majjah dari Anas bin Malik). 


Islam melarang kedengkian di dalam kehidupan sehari-hari, karena mempunyai efek seperti yang sudah kami jelaskan di atas. Dalam hadis lain Rasulullah SAW juga mengingatkan dan mempertegas soal dengki terhadapa sesama sebagaimana sabda nabi Muhammad SAW:


Jangan kalian saling mendengki, jangan kalian saling memutuskan silahturahmi, jangan kalian saling memarahi, dan jangan kalian saling membelakangi karena kalian hamba Allah yang bersaudara”. (Hadis riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim). 

Cara Menghilangkan Rasa Dengki

Dari paparan Rasulullah di atas, kita wajib menghilangkan rasa dengki dalam diri kita. tapi bagaimana caranya? baca juga penawar ampuh sifat dengki


Dilansir dalam kitab Ihya Ulumiddin karangan Imam Ghazali RA beliau menuturkan tentang cara menghilangkan dengki bahwa:


“sesungguhnya dengki merupakan salah satu penyakit hati yang besar. Tidak ada obat penyakit hati melainkan ilmu agama dan amaliyahnya. Ilmu yang bermafaat bagi kesembuhan penyakit hati yaitu kita mengetahui hakikat yang bahwa dengki itu memberi kemudharatan bagi kehidupan dunia dan akhirat. Dengki tidak bisa memberi kemudharatan kepada apa saja yang jadi objek kedengkian dunia dan akhirat, bahkan tidak bisa memberi manfaat untuk kita untuk keduanya”. 


Dari pemaparan di atas dapat kita pahami bahwa apabila kita ingin merasa damai di kehidupan sosial, akur dengan semua orang, semua kebaikan dan ibadah tidak terhapus maka hendaknya kita menjahui sifak kedengkian dengan orang-orang sekitar. Lebih-lebih apabila kita berada di bulan suci Ramadhan, bulan membersihkan jiwa.


Wallahu A'lam Bishshawab

 

Posting Komentar

Posting Komentar