![]() |
6 Orang Masuk Neraka: Salah Satunya Ulama, Apa Penyebabnya? |
[Oleh: Tgk. Fitri Puspita Handayani Binti Muhammad Kasim (Dewan Guru Dayah Darul Munawwarah Kuta Krueng)]
Kehidupan yang kita singgahi saat ini, tidak terlepas dari dua unsur yang sangat erat kaitannya yaitu perbuatan bernilai positif dan negatif.
Rasulullah SAW diutus pun untuk mengusut benang merah di antara keduanya sehingga Rasulullah SAW menegaskan bahwa dirinyalah pembawa berita gembira dan peringatan dari Allah SWT.
Berita gembira bagi orang yang taat dan patuh kepada sang khaliqnya dengan surga dan berita peringatan kepada orang yang ingkar dengan ancaman neraka yang api menyala-nyala.
Tentunya fitrah kehidupan atau pun sunnatullah adalah terjadi sesuatu pasti ada penyebabnya.
Dengan ketentuan ini manusia bisa berfikir dan berikhtiar dalam menetukan suatu amal perbuatan agar bisa merasakan efek dari perbuatan tersebut. Baik yang berbau positif maupun negatif.
Baca Juga: Melakukan Maksiat, Pilihan atau Takdir
Begitu juga halnya dengan penyebab orang-orang diancam akan dimasukkan dalam neraka. Bahkan orang yang alim atau pun ulama sekalipun.
Mereka selaku penyeru umat kepada jalan kebenaran diancam pula dengan neraka. Mengapa demikian? Apa penyebabnya?
6 Orang Yang Masuk Neraka
Masuk neraka dan surga merupakan hak penuh dari Allah SWT. Kita hanya diberi sinyal dan petunjuk untuk melakukan hal-hal yang akan terjerumus ke mana karena efek dari perbuatan kita tersebut.
Rumusnya adalah melakukan apa yang diperintahkan baik berupa perintah maupun larangan maka akan dijanjikan pahala dan akan berakhir di surga.
Sedangkan yang lainnya adalah melarang kita mengerjakan apa yang dilarang oleh Allah hanya semata-mata mencari keridhaan-Nya.
Namun apabila kita melanggarnya apalagi tidak menggubris, Allah SWT mengancam akan memasukkan mereka dalam neraka sebagai tempat penyiksaan atas keingkarannya kepada Allah dan Rasulnya.
Baca Juga: Ini Dia Alasan Adanya Penerapan Sanksi dalam Syariat
Lantas, siapakah 6 orang tersebut?
Dilansir dari kitab Minhaj Al-‘Abidin karangan Hujjatul Islam Imam al-Ghazali, beliau mengutip sebuah hadis Rasulullah SAW yang menjelaskan tentang siapa sajakah enam orang tersebut yaitu:
أما تسمع قول رسول الله صلى الله عليه وسلم: ستة يدخلون النار بستة الغرب بالعصبية والأمراء بالجور والدهاقين بالكبر Ùˆ التجار بالخيانة Ùˆ اهل الرساتيق بالجهل والعلماء Ø¨Ø§Ù„ØØ³Ø¯
Artinya: Apakah kalian tidak mendengar sabda peringatan Rasulullah SAW yaitu: ada enam orang yang masuk neraka disebabkan oleh enam faktor yaitu orang Arab dengan sebab kefanatikannya, pemimpin-pemimpin yang zalim, pejabat daerah yang bersikap sombong, pedagang yang berkhianat, ahli daerah (masyarakat) yang bodoh dalam urusan agama dan para ulama yang hasad.
Berdasarkan dari paparan hadis yang dinukilkan oleh Imam Ghazali, kita bisa mengenal siapa sajakah orang yang diancam masuk neraka. Namun akan saya perincikan lagi satu-persatu;
1. Orang Arab
Dalam kitab Siraj al-Salikin menerangkan bahwa yang dimaksud dengan orang Arab di sini adalah orang Arab Badui yang bersikap fanatik penuh dengan jahiliyyah yaitu persoalan perselisihan dengan sebab garis nasab.
Muara kefanatikan mereka disebabkan karena menitikberatkan pengagungan nasab dan keturunan seperti kondisi masa jahiliyyah yaitu sebelum datangnya cahaya Islam.
Maka dari itu, Rasulullah sudah mewanti-wanti sikap yang ditunjukkan oleh orang Arab yang terlalu berlebihan dalam mengangungkan dan fanatik buta dengan garis nasab.
Sebab di mata Allah tidak ada yang beda seluruh umat manusia melainkan hanya derajat ketakwaannya saja.
2. Para Pemimpin
Menjadi pemimpin adalah keharusan bagi setiap orang. Minimal mereka menjadi pemimpin untuk diri sendiri yang mana mereka harus mempertanggung jawabkan seluruh tindak-tanduknya dalam kehidupan ini.
Apalagi menjadi seorang pemimpin dalam ruang lingkup yang sangat luas seperti menjadi kepala negara, kepala daerah dan lain-lain.
Baca Juga: Kabar Gembira Bagi Para Pemimpin
Maka apabila dalam masa kepemimpinannya tersebut melakukan hal-hal yang berbau zalim, Allah mengancam para pemimpin tersebut dengan neraka.
Kezaliman mereka terhadap orang di bawah pimpinannya akan dimintai keterangan dan pertanggung jawaban.
Oleh karena itu, Rasulullah telah mengingatkan kita agar tidak berbuat zalim meskipun terhadap diri kita sendiri, apalagi berbuat zalim terhadap orang-orang yang berada di bawah kekuasaan kita.
Jangan memperberat dan memperumit diri di akhirat meskipun di dunia laksana dalam surga.
3. Pejabat Daerah
Dalam kitab Siraj al-Thalibin kata الدهاقين merupakan bentuk jamak dari دهقان yang artinya pemimpin daerah (رئيس القرية).
Pejabat daerah baik itu kepala desa, walikota, bupati, gubernur dan selevel dengan itu semua diancam dengan neraka apabila bersikap sombong terhadap masyarakatnya.
Faktor kesombongan inilah yang menjerumuskan mereka tergelincir dalam neraka.
Baca Juga: Karakter Kepemimpinan yang Ideal dalam Islam
Meskipun kedudukan mereka tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu bawah dalam kasta kepemimpinan, tetapi mereka memiliki potensi besar dalam menyombongkan diri terhadap masyarakatnya.
Maka dari itu perlu berhati-hati dalam mengelola hati.
4. Para Pedagang
Pedagang adalah profesi yang umumnya banyak dilakukan oleh masyarakat. Maka dalam hal ini, persoalan untung rugi merupakan titik tumpu perhatian yang menjadi prioritas.
Karena tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan laba dan keuntungan yang banyak.
Namun, dalam mengejar keuntungan tersebut banyak dari pedagang yang terjerumus dan tertipu dengan nafsu dan hasrat yang mengarah kepada tidak berlaku sportif dalam melakukan transaksi.
Rasulullah SAW mengingatkan bahwa setiap pelaku yang berkhianat dalam praktik transaksi perdagangannya maka akan diancam dengan masuk neraka.
Oleh karena itu, marilah kita mengontrol diri agar keuntungan kita tidak hanya semu. Namun, memberi kita manfaat yang berkelanjutan hingga akhirat kelak.
5. Ahli Suatu Daerah (Masyarakat)
Dalam kitab Siraj al-Thalibin اهل الرساتيق pemilik suatu daerah atau ahli yang berada pada suatu daerah.
Makna yang cocok dengan ini adalah masyarakat atau penduduk suatu daerah.
Rasulullah SAW mengancam kita selaku masyarakat dan penduduk suatu daerah dengan ancaman neraka disebakan ketidakpahaman kita dalam urusan agama.
Bodoh dalam urusan agama adalah pangkal kehancuran bagi suatu masyarakat.
Mengapa demikian? Karena akan mudah terseret dalam kezaliman dan jauh dari cahaya kehidupan yang diridhai oleh Allah SWT.
Kehidupan duniawi mungkin terlihat biasa-biasa saja namun sikap, hati dan kedamaian hidup seperti gersang dan tidak tenang.
Baca Juga: Cara Sederhana Menjalani Hidup
Oleh karena itu, setiap dari kita harus mampu menguasai hal-hal pokok dan yang terpenting dalam urusan agama agar kita mampu melaksanakan kewajiban yang telah dibebankan oleh syariat.
Karena hanya dengan demikian kita baru bisa menikmati ketenangan hidup.
6. Para Ulama
Titel ulama disematkan kepada orang-orang yang meneruskan estafet perjuangan Rasulullah SAW dalam mendidik, membina dan menyeru umat menuju cahaya Islam yang berkilau seperti perjuangan Rasulullah SAW selama hidupnya.
Meskipun demikian, Rasulullah juga mengingatkan para ulama agar terlepas dari ancaman neraka.
Faktor atau penyebab terjerumusnya para alim ulama ke dalam neraka adalah penyakit hati yang sering timbul yaitu sifat hasad atau dengki.
Imam al-Ghazali menjelaskan secara gamblang terhadap persoalan penyakit hati para ulama yaitu hasad ini.
Beliau menerangkan bahwa: Hasad adalah salah satu sifat yang tercela dan juga merupakan penyakit yang kronis bagi ahli Qurra’ (pembaca atau ahli Al-Quran) dan para ulama yang parah penyakitnya melebihi dari pada orang awam dan orang-orang yang jahil.
Sehingga dengan sebab sifat tersebutlah menjadi pemicu yang dapat membinasakan mereka dan juga dapat memasukkan mereka ke dalam nerakanya Allah. Na'uzubillah.
Siapakah Ulama yang Dimaksudkan di Sini?
Ulama yang dimaksudkan di sini ialah ulama yang dengan ilmunya mencari kehidupan dunia sehingga ia bersikap hasad antara satu sama lainnya.
Mengapa dikatakan demikian? karena seorang ulama dengan ilmunya mencari kehidupan akhirat ia tidak akan pernah dengki kepada orang lain dan begitu juga sebaliknya orang lain tidak akan dengki kepada si alim tersebut.
Pada dasarnya, hasad bukan cuma dapat memasukkan kita ke dalam neraka tetapi juga dapat menghapuskan segala amalan yang telah kita kerjakan, sesuai dengan sabda nabi ï·º
Ø§Ù„ØØ³Ø¯ يأكل Ø§Ù„ØØ³Ù†Ø§Øª كما تأكل النار Ø§Ù„ØØ·Ø¨
“Hasad dapat memakan segala kebaikan sebagaimana api memakan kayu.”
Maksud dari hadis di atas adalah sebegitu cepatnya Allah Ta'la menghapuskan amalan-amalan yang telah kita kerjakan.
Maka jangan sekali-sekali wahai saudara sekalian dengki kepada sesama manusia karna perbuatan demikian sangat tidak disukai oleh Allah.
Kesimpulan
Oleh karena demikian marilah kita memperbanyak muhasabah diri terhadap apa yang kita lakukan saat ini.
Apakah kita termasuk dalam 6 golongan tersebut yang diancam dengan neraka?
Berdoalah dan minta perlindungan kepada Allah agar kita selamat dari segala sifat-sifat tercela. Amiin ya Allah.
Wallahu a’lam bisshawab
Referensi:
Kitab Minhajul 'Abidin
Kitab Siraj al-Thalibin
Kitab Siraj al-Salikin
Posting Komentar