![]() |
Seseorang sedang melakukan ibadah di dalam mesjid sebagai upaya memaksimalkan meraih keistimewaan yang ada pada hari Jumat |
H ari Jum’at bukanlah sekadar akhir pekan dalam kalender. Dalam Islam, Jum’at disebut sebagai sayyidul ayyam-pemimpin seluruh hari.
Ia memiliki kedudukan yang sangat istimewa, tidak hanya dalam hal ibadah, tetapi juga dalam sejarah penciptaan manusia, momen-momen penting kenabian, dan diyakini sebagai hari terjadinya kiamat.
Artikel ini akan mengajak Anda menyelami lebih dalam tentang asal-usul penamaan hari Jum’at, keutamaannya, serta peristiwa penting yang terjadi di dalamnya.
Simak juga: Waktu terbaik berhubungan suami istri
Asal Usul Penamaan Hari-Hari dalam Islam
Dalam bahasa Arab, penamaan hari-hari mengikuti urutan angka:
-
Ahad: hari pertama (wahid)
-
Isnain: hari kedua (itsnain)
-
Tsulasa: hari ketiga (tsalatsah)
-
Arbi'a: hari keempat (arba'ah)
-
Khamis: hari kelima (khamsah)
-
Sabt: hari ketujuh (sab’ah)
Namun, hari keenam disebut “al-Jum’ah”, bukan “as-Sadis” (keenam). Mengapa?
Sebelum Islam: Hari 'Arubah
Sebelum kedatangan Islam, bangsa Arab menyebut hari Jumat dengan nama 'Arubah.
Menurut pendapat Ibnu Bar, hari ini adalah momen untuk menunjukkan kebanggaan, berhias, dan memamerkan diri.
Sebuah hari yang digunakan untuk tampil mencolok di hadapan publik.
Namun, ketika Islam datang, Rasulullah ﷺ mengganti nama hari 'Arubah menjadi al-Jum’ah, yang artinya “hari berkumpul”.
Baca juga: 30+ Muqaddimah Arab cocok untuk khutbah
Mengapa Dinamakan Jum’at?
Terdapat banyak pendapat tentang asal-usul penamaan “Jum’at”. Di antaranya:
1. Hari Penyempurnaan Penciptaan
Imam Abu Hanifah dan Ibnu Abbas mengatakan bahwa hari Jum’at adalah hari di mana semua penciptaan disempurnakan, termasuk penciptaan Nabi Adam ‘alaihissalam.
Maka dari itu, disebutlah hari itu sebagai hari “al-jam’u” (pengumpulan/penyempurnaan), yang menjadi akar kata dari Jum’at.
2. Hari Diciptakannya Nabi Adam
Dalam sebuah riwayat dari Ibnu Abbas disebutkan bahwa pada hari Jum’atlah Nabi Adam diciptakan.
Hal ini menguatkan makna bahwa hari itu adalah awal dari kehidupan manusia di bumi.
Simak juga: Ketika Nabi Adam cemburu kepada kita, mengapa?
3. Tempat Berkumpulnya Quraisy
Dalam Kitab al-Amali, disebutkan bahwa penamaan hari Jum’at berasal dari kebiasaan suku Quraisy yang berkumpul di tempat tertentu untuk membahas persoalan penting. Perkumpulan ini kemudian disebut “Jum’ah”.
4. Pertemuan Nabi Adam dan Siti Hawa
Imam ath-Tabari menambahkan bahwa hari Jum’at dinamakan demikian karena pada hari itu, Nabi Adam bertemu kembali dengan istrinya, Siti Hawa, setelah dipisahkan di bumi.
Simak juga: 3 Hikmah diciptakan Iblis dan Setan
5. Penjelasan Nabi Muhammad ﷺ
Dalam riwayat dari Ibnu Khuzaimah, Rasulullah ﷺ bersabda kepada Sulaiman:
"Wahai Sulaiman! Tahukah kamu mengapa dinamakan hari Jum’at?"
Sulaiman menjawab, "Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui."
Lalu Rasul bersabda, "Karena pada hari itu ayahmu dan ayah mereka dikumpulkan (diciptakan)."
Peristiwa-Peristiwa Penting pada Hari Jum’at
Hari Jum’at bukan sekadar hari untuk shalat berjamaah. Dalam sejarah Islam dan kenabian, banyak peristiwa besar yang terjadi pada hari ini, antara lain:
1. Diciptakannya Nabi Adam
Hari Jum’at merupakan hari dimulainya penciptaan manusia pertama, Nabi Adam.
Inilah awal mula kehidupan manusia yang memiliki konsekuensi besar dalam sejarah semesta.
2. Nabi Adam Dimasukkan ke Surga
Setelah penciptaannya, Nabi Adam dimasukkan ke dalam surga pada hari Jum’at.
Ini adalah simbol bahwa hari Jum’at adalah hari penuh rahmat dan kenikmatan.
Simak juga; Dunia adalah jamban, tamu VIP atau ekonomi Anda?
3. Nabi Adam Dikeluarkan dari Surga
Namun, pada hari yang sama, Nabi Adam juga dikeluarkan dari surga karena melanggar larangan Allah.
Ini menjadi pengingat bahwa meskipun penuh kemuliaan, hari Jum’at juga menjadi momen refleksi.
4. Terjadinya Hari Kiamat
Menurut berbagai hadis shahih, hari kiamat akan terjadi pada hari Jum’at. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Hari terbaik di mana matahari terbit adalah hari Jum’at. Pada hari itu Adam diciptakan, pada hari itu pula ia dimasukkan ke surga, dan pada hari itu ia dikeluarkan darinya. Dan kiamat tidak akan terjadi kecuali pada hari Jum’at.”
5. Nabi Musa Diangkat Menjadi Rasul
Hari Jum’at juga menjadi momentum penting lainnya, yaitu saat Nabi Musa diangkat menjadi rasul, membawa misi besar untuk membebaskan Bani Israil dari penindasan Fir’aun.
Simak juga: Nabi Musa menangis di hadapan Rasulullah pada malam Mikraj, mengapa?
6. Nabi Yusuf Keluar dari Penjara
Peristiwa pembebasan Nabi Yusuf dari penjara dan diangkat menjadi penguasa Mesir juga terjadi pada hari Jum’at.
Ini menjadi simbol keadilan dan perubahan takdir yang luar biasa.
Keutamaan Hari Jum’at dalam Islam
Keistimewaan hari Jum’at tidak hanya terletak pada sejarahnya, tetapi juga dari sisi ibadah dan spiritualitas umat Islam.
1. Hari Raya Mingguan
Ibnu Qayyim al-Jauziyah menyebut hari Jum’at sebagai hari raya mingguan bagi umat Islam, sebagaimana hari raya Idul Fitri dan Idul Adha.
2. Shalat Jum’at
Shalat Jum’at adalah kewajiban bagi setiap laki-laki Muslim yang baligh dan bermukim. Bahkan dalam Al-Qur’an disebutkan:
“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila diseru untuk melaksanakan shalat pada hari Jum’at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli.”
Simak juga: 2 Sunnah yang diabaikan pada pagi Jumat
3. Doa yang Mustajab
Dalam satu hadis shahih disebutkan bahwa terdapat waktu mustajab pada hari Jum’at, yaitu waktu yang jika seorang hamba berdoa padanya, maka Allah akan mengabulkannya.
"Sesungguhnya pada hari Jum’at terdapat satu waktu, jika seorang Muslim berdoa dalam waktu tersebut, niscaya Allah akan mengabulkannya."
Simak juga: 3 Orang dijamin mustajabah doa, segera minta!
4. Membaca Surat Al-Kahfi
Rasulullah ﷺ menganjurkan membaca Surat Al-Kahfi pada hari Jum’at, karena akan memberikan cahaya yang menerangi hingga ke Jum’at berikutnya.
“Barang siapa membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum’at, maka akan terpancar cahaya untuknya di antara dua Jum’at.”
Refleksi: Jum’at Sebagai Hari Evaluasi Diri
Hari Jum’at bukan sekadar hari libur atau akhir pekan biasa. Ini adalah momen sakral yang seharusnya dijadikan sebagai hari evaluasi diri, memperbarui iman, dan memperkuat koneksi spiritual dengan Allah.
Alih-alih menjadikan Jum’at hanya sebagai momen tidur panjang atau liburan, seharusnya kita gunakan untuk:
-
Memperbanyak dzikir
-
Shalat sunnah
-
Membaca Al-Qur’an
-
Bersedekah
-
Bershalawat kepada Nabi ﷺ
Penutup
Dari sejarah, nama, hingga keutamaannya, hari Jum’at memang bukan hari biasa. Ia penuh makna, simbolisme, dan peluang spiritual. Maka, tak heran jika ia disebut sebagai “pemimpin segala hari”.
Mari kita jadikan hari Jum’at sebagai momentum untuk memperbaiki diri, memperbanyak amal, dan memperkuat iman.
Referensi:
-
Syarah Abi Dawud, Jilid 4, hal. 361
-
Targhib wa Tarhib, Jilid 1, hal. 502
-
Al-Amali karya Syaikh Syihabuddin
-
Shahih Muslim
-
Tafsir Ath-Tabari
-
Kitab Al-Jumu’ah karya Ibnu Qayyim
-
HR. Bukhari dan Muslim
Posting Komentar