![]() |
| Muhammad Rasulullah sosok yang tegar dan menjadi teladan dalam bersikap ketika menghadapi ujian dalam hidup |
Oleh: Tgk. Wandi Ajiruddin
R asulullah saw. yang bernama Nabi Muhammad saw. lahir pada 12 Syawal 570 M di Kota Makkah dan Wafat pada 12 Rabiul Awal atau 8 Juni 632 M di Madinah Al Munawarah.
Beliau anak dari Abdullah dan Siti Aminah, dan memiliki darah Quraisy Makkah.
Beliau adalah ciptaan Allah Swt. yang paling mulia dari segala sisi.
Kemuliaan-kemuliaan itu tidak dihasilkan dari cuma-cuma, melainkan buah dari kesabaran beliau atas ujian-ujian yang menimpa dirinya.
Dari belia hingga wafat kehidupan beliau dipenuhi dengan ujian-ujian.
Ujian yang berhubungan dengan keluarga hingga ujian dalam berdakwah kepada umatnya.
Artikel ini, akan membahas beberapa ujian yang menimpa junjungan alam nabi Muhammad saw. semoga kita bisa mengambil hikmah di dalamnya.
Simak juga: Sejarah lengkap dan ringkas kelahiran Rasulullah dan beragam peristiwa yang mengirinya
Sejak Belia Rasulullah Diuji dengan Kehilangan
Sejak umur dua bulan di dalam kandungan Siti Aminah, Rasulullah saw. sudah berstatus yatim.
Ayahnya, Abdullah bin Abdul Mutthalib wafat di saat mengikuti ekspedisi bersama kafilah dagang ke negeri Syam.
Abdullah wafat di Madinah setelah diserang sakit yang parah.
Simak juga: Fakta jarang diketahui tentang sosok ayah Nabi Muhammad
Pada tahun keenam kelahirannya, Rasulullah saw. menjadi Piatu dengan wafat ibunda tercinta.
Siti Aminah wafat di Abwa' setelah mengajak nabi mengunjungi kerabatnya yang ada di kota Madianah.
Kemudian Nabi Muhammad kecil diasuh oleh kakek dari pihak Ayahnya.
Abdul Mutthalib mengasuh Nabi Muhammad selama 2 tahun lamanya.
Umur delapan tahun Nabi harus kehilangan sang kakek.
Kakeknya meninggal dunia menyusul anaknya Abdullah.
Setelah Abdul Mutthalib meninggal Nabi Muhammad saw. tinggal dan berada di bawah asuhan pamannya yang bernama Abu Thalib.
Simak juga; Hikmah Rasulullah tumbuh sebagai yatim
Abu Thalib merawat dan mendidik Rasulullah seperti anaknya sendiri.
Kasih sayang yang beliau berikan kepada Nabi Muhammad merupakan kasih sayang yang sama yang diberikan kepada anak-anaknya, tidak ada perbedaan sama sekali.
Di bawah asuhan pamannya, Rasulullah saw. menjadi anak yang bekerja sebagai pengembala milik penduduk Makkah.
Di saat remaja, beliau menjadi seorang pedagang.
Tepatnya pada usia 12 tahun beliau diajak oleh pamannya pertama sekali berdagang ke negeri Syam.
Pada usia 25 tahun beliau mulai berdagang secara mandiri.
Beliau berdagang membawa harta benda Siti Khadijah ke negeri Syam.
Sehingga beliau mendapat laba yang amat besar.
Simak juga; Rahasia terbesar di balik pernikahan Rasulullah dengan Sayyidah Khadijah
Menikah dan Diuji dengan Keluarganya
Keberhasilan Rasulullah dalam misi dagang membawa keuntungan besar hasil dari dagangannya ke negeri Syam.
Siti Khadijah sang pemilik modal jatuh hati kepada Rasulullah saw.
Lewat pamannya, Siti Khadijah menyampaikan maksud keinginannya untuk menikah dengan Rasulullah saw.
Pada umur 25 tahun Rasulullah Saw memperistrikan Siti Khadijah binti Khuwailid.
Seorang wanita sholeha yang hartawan di negeri Makkah.
Simak juga: Biografi lengkap dan ringkas Sayyidah Khadijah
Dari pernikahan Rasulullah dengan Siti Khadijah, beliau dikarunia empat orang anak perempuan dan tiga anak lelaki.
Namun, Rasulullah saw. diuji dengan kehilangan enam anaknya bersama Siti Khadijah di saat beliau masih hidup.
Sayyidina Qasim bin Muhammad, anak sulung Rasulullah saw. wafat sebelum genap umur 2 tahun.
Sayyidina Abdullah bin Muhammad, anak kedua Rasulullah saw. juga wafat sebelum genap umur 5 tahun.
Siti Zainab wafat dalam usia 29 tahun dan Rasulullah saw. masih hidup.
Siti Ruqayah wafat pada umur 21 tahun dan Rasulullah saw. masih hidup.
Siti Ummul Kulsum juga wafat saat Rasulullah saw. masih hidup.
Dan hanya Siti Fatimah sajalah yang wafat saat Rasulullah saw. juga sudah wafat.
Rasulullah saw. juga memiliki anak bernama Sayyidina Ibrahim yang juga wafat pada umur 70 malam.
Ibrahim merupakan anak nabi bersama Istrinya yang bernama Saiyidah Mariah Al Qibtiyah.
Simak juga; Mengenal lebih dekat dengan anak-anak Rasulullah saw.
Tahun Kesedihan
Pada tahun ke 10 kenabian, Rasulullah saw. diuji dengan kehilangan istri tercintanya, yakni Siti Khadijah.
Rasulullah saw. sangat mencintai Siti Khadijah, sehingga beliau tidak pernah menikah dengan perempuan lain semasa Siti Khadijah masih hidup.
Siti Khadijah sangat berperan penting dalam kehidupan dakwah Rasulullah.
Harta demi harta, pengorbanan-demi pengorbanan, Siti Khadijah berikan untuk mendukung dakwah Rasulullah saw. sehingga Siti Khadijah pernah berucap:
"Wahai Rasul utusan Allah, tiada lagi harta dan hal lainnya yang bersamaku untuk aku sumbangkan demi dakwah. Andai selepas kematianku, tulang-tulangku mampu ditukar dengan dinar dan dirham, maka gunakanlah tulang-tulangku demi kepentingan dakwah yang panjang ini”.
Khadijah Al-Kubra juga orang yang pertama beriman kepada Rasulullah saw. dan mempercayai risalah yang dibawa oleh Rasulullah.
Wafatnya Siti Khadijah membuat hati Rasulullah sangat berduka.
Kehilangan sang kekasih yang telah memberikan jiwa dan raganya kepada Rasulullah dalam berdakwah.
Simak juga; Mengenal lebih dekat dengan seluruh istri Rasulullah saw.
Juga pada tahun yang sama Rasulullah saw. diuji dengan wafatnya Abu Thalib.
Paman yang merawatnya sejak kecil hingga dewasa.
Paman yang menjadi tameng pelindungnya di saat kebanyakan Kafir Qurasy ingin membunuhnya.
Sehingga tahun kesepuluh kenabian itu dinamakan dengan Am Hazm (Tahun Kesedihan).
Pada tahun itu Rasulullah saw. mendapat undangan untuk Isra dan Mikraj sebagai obat pelipur laranya setelah kehilangan dua orang yang sangat dia cintai dan berpengaruh dalam hidupnya.
Simak juga; Kisah lengkap peristiwa israk dan mikraj Nabi Muhammad saw.
Ujian dalam Berdakwah
Bukan saja diuji dari sisi keluarga, nabi juga diuji dalam melaksanakan dakwah.
Nabi dibenci dan dimusuhi oleh sukunya sendiri.
Suku yang pernah memberikan kepadanya gelar "al-Amin".
Suku yang pernah mempercayai dirinya sebagai hakim tatkala kekisruhan terjadi pada saat renovasi ka'bah.
Simak juga; Misteri hilangnya Hajar Aswad selama 22 tahun
Bahkan Nabi diuji dengan dimusuhi pamannya sendiri, yakni Abu Lahab yang pernah merayakan hari kelahirannya.
Abu Lahab bukan hanya sebagai paman juga pernah menjasi besan.
Dua putri Rasulullah saw. pernah menikah dengan dua putra Abu Lahab.
Tidak hanya dimusuhi oleh kaumnya, Rasulullah saw. juga dimusuhi oleh orang-orang Thaif.
Rasulullah saw. dilempar batu di saat berdakwah di tempat yang amat indah itu.
Tapi dakwah beliau dibalas dengan luka-luka di tubuhnya akibat dari batu yang dilempar penduduk Thaif.
Di saat beliau hijrah di Madinah, beliau diuji dengan bangsa Yahudi dan kaum munafik yang ada di Kota Madinah.
Simak juga: Kisah heroik anak shaleh dan ayah munafik yang mengguncang kota Madinah
Buah dari Kesabarannya
Apakah ujian-ujian itu merupakan hukuman bagi Rasulullah?
Jawabannya sudah pasti "Tidak".
Justru Nabi Muhammad saw. yang diuji paling berat dan berkali-kali, merupakan makhluk ciptaan Allah yang paling mulia, ditandai sebagai penghulu segala Nabi dan Rasul.
Itu menunjukkan bahwa ujian dari Allah adalah bukti perhatian, bukan kebencian.
Dari kesabaran itu, Allah meninggikan derajatnya.
Menjadikan beliau manusia terpopuler no. 1 di dunia versi dahulu hingga saat ini, baik di kalangan Intelektual Muslim maupun kafir.
Hal tersebut tercantum dalam buku The 100: A Ranking of the Most Influential Persons in History.
Ujian yang dialami sejak masih di kandungan hingga ujian dalam berdakwah tidak membuat hatinya runtuh.
Tantangan dari kaum Quraisy dan berbagai rintangan membuat Rasulullah saw. harus terusir dan hijrah dari tanah kelahirannya pindah ke negeri Yatsrib, atau yang lebih kita kenal dengan sebutan Madinah Al Munawarah.
Berkat kesabannya, di Madinah Rasulullah saw. mendapat sambutan hangat dan kemulian, sehingga menjadi awal kebangkitan Islam.
Simak juga: Kisah Rasulullah saw. ditampar oleh orang badui
Rasulullah saw. tetap tegar dalam ujian, teguh dalam pendirian, pemaaf dalam kesalahan, sabar dari cercaan.
Sehingga dakwah-dakwah risalah beliau diterima hingga saat ini, hampir ke seluruh pelosok dunia.
Dari ujian-ujian itu beliau mendapat gelar ulul azmi (para rasul yang memiliki ujian-ujian yang banyak.
Bukan hanya bergelar Ulul Azmi, beliau juga mendapat gelar Sayyidul para Rasul wal Ambiya (pemimpin para rasul dan nabi).
Apa Hikmah Dibalik Ujian Terhadap Rasulullah?
Melalui ujian-ujian, Nabi memberi contoh nyata bahwa kesulitan hidup bisa dilalui dengan iman dan ketakwaan, bukan hanya berbentuk kata.
Nabi mengalami kesulitan sejak kecil: yatim, miskin, dicemooh.
Semua itu mempersiapkan beliau menjadi pemimpin yang rendah hati dan bijaksana.
Menjadikan beliau manusia, bahkan makhluk paling mulia dan mendapat gelar Ulul Azmi (Rasul dan Nabi yang banyak ujian)
Dari kesabaran di Mekkah hingga hijrah ke Madinah, ujian demi ujian berakhir dengan kemenangan yang gemilang.
Ujian yang ditanggung Nabi bukan untuk merendahkan, melainkan untuk mengangkatnya ke derajat tertinggi sebagai kekasih Allah (Habibullah).
Maka hendaknya kita selalu bersabar atas ujian yang menimpa kita.
Kita harus selalu Husnudzan dengan hasil ujian tersebut.
Kita harus selalu senatiasa menanamkan dalam diri kita إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا "di balik kesusahan pasti ada kemudahan."
Jangan pernah bekecil hati atas kesusahan yang menimpa kita.
Baik berbentuk ujian kemiskinan atau ujian kehilangan.
Simak juga; Cara membedakan ujian dan azab dalam rumah tangga
Ingat ujian kemiskinan Rasulullah dan ujian kehilangan Rasulullah tidak sebanding ujian yang menimpa kita.
لا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّاوُسْعَهَاۗ
"Allah tidak membebani seseorang, kecuali menurut kesanggupannya"
Ujian-ujian yang menimpa kita tidak akan kekal.
Semuanya akan terselesaikan di waktu yang tepat.
Allah menguji kita karena Allah tau kita sangup atas ujian itu.
Bahkan balasan keindahan menunggu kita di masa depan.
Rasulullah saw. memiliki derajat yang tinggi karena sabar atas ujian yang menimpa dirinya.
اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيْنَ
"Sesunguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar."
Hendaknya kita selalu bersabar atas apa yang menimpa kita.
Sebab Allah selalu membersamai orang-orang sabar.
Jadilah sabar bagian dari diri kita.
Sabar atas kemiskinan, kehilangan, kebodohan, dan lain sebagainya.
Belajar dari kesabaran Rasulullah saw.
Sabar beliau mengahasilkan derajat yang tinggi.
Sabar beliau bisa kita nikmati hingga saat ini dengan risalah agama Islam.



Posting Komentar