![]() |
Ilustrasi tentang anggapan rezeki hanya berupa uang. Di antara sisi dorongan untuk menikah adalah dijanjikan mudah dalam ekonomi, namun justru makin sulit, kenapa? |
M enikah bukan hanya soal cinta dan kebersamaan, tetapi juga merupakan ibadah yang sangat dianjurkan dalam Islam.
Salah satu keyakinan yang berkembang luas di kalangan umat Islam adalah bahwa menikah membuka pintu rezeki.
Banyak yang mengutip QS An-Nur ayat 32 sebagai dalil kuat bahwa pernikahan membawa keberkahan finansial:
"Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin maka Allah akan menjadikannya kaya dari karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui."
Namun, realita di lapangan tak selalu sejalan.
Banyak pasangan yang setelah menikah justru menghadapi tantangan ekonomi yang lebih berat.
Janji Allah tentu benar, namun pemahaman terhadap janji tersebut seringkali kurang utuh.
Baca juga: Menikah demi bahagia? Siap-siap dihancurkan oleh harapanmu sendiri
Artikel ini akan membahas secara mendalam: Apakah benar menikah menjamin kelapangan rezeki?
Dan bagaimana jika setelah menikah hidup justru terasa makin sempit?
Memahami Janji Rezeki dari Pernikahan dalam Islam
Dalam tafsir Ibnu Katsir, ayat di atas dijelaskan bahwa Allah memotivasi umat Islam, baik orang merdeka maupun budak, untuk menikah.
Ibnu Abbas menyebut bahwa Allah menjanjikan kekayaan kepada mereka yang menikah, walaupun sebelumnya mereka dalam keadaan miskin.
Begitu pula dalam riwayat lain dari Abu Bakar As-Siddiq radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata:
"Taatilah Allah dalam perintah-Nya untuk menikah, maka Dia akan menyempurnakan janji-Nya kepadamu berupa kekayaan."
Begitu kuat keyakinan para sahabat terhadap janji Allah ini.
Bahkan Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu mendorong agar orang mencari kekayaan melalui pernikahan.
Ini menunjukkan bahwa menikah bukan sekadar ibadah spiritual, tetapi juga diyakini sebagai jalan ikhtiar finansial.
Baca juga: Kisah Ibnu Hajar menimba emas dari sumur zamzam untuk istrinya
Hadis Rasulullah tentang Tiga Golongan yang Ditolong Allah
Rasulullah saw. bersabda:
"Tiga golongan yang pasti Allah tolong: orang yang menikah demi menjaga diri dari maksiat, budak mukatab yang ingin melunasi cicilan kebebasannya, dan mujahid yang berjuang di jalan Allah."
Hadis ini memperkuat makna bahwa pernikahan yang diniatkan secara benar akan mendatangkan pertolongan Allah, termasuk dalam hal rezeki.
Namun, di sinilah pentingnya satu kata kunci yaitu niat.
Simak juga: Ini alasannya kenapa wanita lain lebih cantik dari istrimu
Menikah Tapi Justru Makin Sulit Ekonomi? Mengapa Bisa Terjadi?
Meskipun janji Allah itu nyata, kita juga harus memahami bahwa pertolongan Allah datang sesuai dengan kehendak-Nya dan waktu-Nya.
Banyak pasangan yang setelah menikah malah menghadapi tantangan keuangan lebih besar.
Beberapa Penyebab Makin Sulit Ekonomi
Beberapa penyebabnya bisa jadi:
1. Salah Niat Saat Menikah
Menikah karena tren, paksaan keluarga, atau sekadar formalitas tanpa niat menjaga kesucian dan beribadah, bisa membuat rezeki tak mengalir sebagaimana dijanjikan.
Janji rezeki dalam QS An-Nur 32 diberikan kepada mereka yang menikah dengan niat lurus karena Allah.
Baca juga: Meninggal saat lahiran anak zina apakah berpahala syahid?
b. Tidak Mau Berusaha Keras
Rezeki bukan berarti langsung turun tanpa ikhtiar. Allah bisa saja memberikan peluang, tapi kalau pasangan malas bekerja, enggan belajar keterampilan baru, atau boros, maka tentu hidup akan semakin berat.
c. Ujian Setelah Ibadah Besar
Setelah amal besar seperti menikah, Allah bisa menguji ketulusan dan keteguhan kita.
Ujian ekonomi bisa jadi cara Allah mendidik dan menaikkan derajat kita.
Seperti dalam QS Al-Baqarah:286:
"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya."
Allah Tidak Menjanjikan Langsung Kaya, Tapi Memberi Peluang
Banyak yang salah memahami QS An-Nur: 32 sebagai janji kaya otomatis.
Padahal, ayat itu tidak menjanjikan kekayaan instan, tapi memberi jaminan bahwa Allah akan cukupkan kebutuhan dengan karunia-Nya.
Rasulullah saw. sendiri pernah menikahkan seorang sahabat miskin yang tak punya apa-apa selain sarungnya.
Namun pernikahan itu tetap dilangsungkan dengan mahar mengajarkan Al-Qur’an.
Bukankah ini pelajaran luar biasa bahwa barakah lebih penting dari pada harta saat memulai pernikahan?
Baca juga: Ketika mahar menjadi beban, menimbang kembali esensi syariat
Rezeki Bukan Hanya Soal Uang
Satu hal yang sering dilupakan bahwa rezeki bukan cuma harta.
Setelah menikah, seseorang bisa memperoleh:
- Ketenangan hati (Sakinah)
- Motivasi untuk lebih bertanggung jawab
- Jaringan sosial baru (keluarga istri/suami)
- Anak-anak yang saleh sebagai rezeki jangka panjang
- Pintu amal dan ibadah baru dalam rumah tangga
Jika kita hanya menilai rezeki dari saldo rekening, bisa jadi kita melewatkan banyak karunia Allah yang lain.
Bagaimana Agar Rezeki Setelah Menikah Mengalir?
Berikut beberapa langkah praktis agar rezeki dalam rumah tangga semakin terbuka:
Luruskan Niat
Pastikan menikah karena ingin menjalankan sunnah Rasul, menjaga diri dari maksiat, dan membangun rumah tangga yang penuh ibadah.
Berdoa dan Tawakkal
Mintalah langsung kepada Allah agar diberi rezeki yang halal, cukup, dan berkah.
Jangan remehkan doa karena itu senjata orang beriman.
Baca juga: 3 orang dijamin mustajabah doanya oleh Rasulullah, segera minta pada mereka!
Bekerja Sama dalam Mencari Nafkah
Jangan bebankan segalanya pada satu pihak.
Istri bisa membantu jika memungkinkan, terutama dalam hal manajemen keuangan.
Sederhana dalam Gaya Hidup
Hindari gaya hidup boros dan konsumtif. Banyak pasangan yang sebenarnya cukup, tapi merasa susah karena terlalu mengikuti gaya hidup mewah.
Perbanyak Sedekah
Ini hukum langit yang pasti: "Barangsiapa yang bersedekah, Allah akan balas dengan kelipatan berlipat ganda."
Baca juga: Perhatikan 4 kriteria penting ini agar tidak diremehkan pasangan
Belajar dari Kisah Nyata Ujian Setelah Menikah
Bayangkan seorang pemuda yang sebelum menikah cukup mapan.
Namun setelah menikah, ia kehilangan pekerjaan.
Istrinya hamil, biaya rumah tangga naik, dan ia sempat merasa Allah tidak menepati janji-Nya.
Namun di titik itulah ia mulai mendekat lebih dalam pada Allah.
Bangun malam, memperbaiki kualitas shalat, belajar lagi, dan mulai usaha kecil-kecilan.
Dua tahun kemudian, ia memiliki usaha sendiri dan istrinya mendukung penuh.
Rezeki memang tidak selalu instan, tapi janji Allah tak pernah dusta.
Quotes Inspiratif
“Rezeki bukan tentang siapa yang paling kuat, tapi siapa yang paling yakin bahwa Allah Maha Kaya.”
“Menikah itu bukan membawa beban, tapi membuka ladang ibadah dan berkah.”
Kesimpulan: Jangan Ragu Menikah, Tapi Siapkan Diri
Menikah tetap merupakan pintu besar rezeki tapi bukan tanpa syarat.
Jika setelah menikah kita merasa makin susah, mungkin itu bukan karena janji Allah yang salah, tapi pemahaman dan kesiapan kita yang kurang.
Luruskan niat, perbaiki ibadah, dan jangan lupa ikhtiar maksimal.
Percayalah, rezeki bukan cuma soal uang tetapi segala hal yang mendekatkan kita pada keberkahan Allah.
“Jika mereka miskin, maka Allah akan menjadikan mereka kaya dari karunia-Nya.”
Posting Komentar