![]() |
Potongan labu kuning segar dalam mangkuk dan di atas meja kayu gelap, menggambarkan pohon yaqthiin yang disebut dalam kisah Nabi Yunus dalam Al-Qur’an. |
P ernahkah kamu bertanya-tanya, mengapa Allah menumbuhkan pohon labu untuk Nabi Yunus setelah beliau keluar dari perut ikan?
Kenapa bukan pohon kurma, zaitun, atau buah lain yang lebih sering disebut dalam Al-Qur’an?
Kisah ini bukan sekadar cerita sejarah, tetapi menyimpan hikmah dan pelajaran hidup yang sangat mendalam.
Dalam kisah yang disebut dalam Surat Ash-Shaffat ayat 142–147, Allah menyelamatkan Nabi Yunus dari kegelapan perut ikan, lalu memberinya keteduhan, makanan, dan penyembuhan melalui sebuah pohon yang bernama "yaqthiin".
Para ulama menafsirkan yaqthiin sebagai pohon labu. Ternyata, pilihan Allah bukan tanpa alasan.
Mari kita telusuri kisah penuh hikmah ini, dan temukan bagaimana manfaat labu menjadi simbol kasih sayang Allah kepada hamba-Nya yang bertobat dengan sepenuh hati.
Doa Nabi Yunus: Kunci Keselamatan dari Perut Ikan
Kisah ini dimulai saat Nabi Yunus AS meninggalkan kaumnya yang membangkang.
Dalam keadaan marah dan kecewa, beliau naik kapal, lalu terjadilah badai besar hingga harus diundi siapa yang harus dilemparkan ke laut.
Nama Nabi Yunus keluar dalam undian itu, dan beliau pun dilemparkan ke tengah laut.
Lalu datanglah ikan besar yang menelannya.
Di dalam kegelapan perut ikan, Nabi Yunus tidak putus asa.
Beliau tidak menyalahkan takdir. Simak juga: Apakah takdir bisa berubah? Dan Terjerumus dalam maksiat apakah faktor takdir atau pilihan?
Sebaliknya, beliau bersujud dan berdoa:
"Laa ilaaha illa anta, subhaanaka inni kuntu minazh-zhaalimin."
"Tidak ada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim."
Doa ini menjadi dzikir penyelamat. Karena itulah, Allah segera menyelamatkan Nabi Yunus dan memerintahkan ikan untuk memuntahkannya ke daratan.
Pohon Yaqthiin: Jawaban Ilahi untuk Pemulihan Nabi Yunus
Setelah keluar dari perut ikan, tubuh Nabi Yunus lemah tak berdaya.
Kulitnya terbakar oleh asam lambung ikan, tubuhnya kurus, dan tidak ada tempat berlindung.
Di saat seperti itu, Allah tidak membiarkan Nabi-Nya sendiri. Allah SWT berfirman:
“Kemudian Kami lemparkan dia ke tanah yang tandus, sedang dia dalam keadaan sakit. Lalu Kami tumbuhkan untuknya pohon yaqthiin (labu).”
Kenapa labu? Apa istimewanya pohon ini dibandingkan pohon-pohon lain.
Baca juga: Kisah pemuda dalam kubah di tengah laut ditemui oleh Nabi Sulaiman
Inilah 7 Keistimewaan Labu untuk Nabi Yunus
Labu bukan sekadar buah biasa. Ia memiliki sifat penyembuhan, perlindungan, dan nutrisi yang luar biasa.
Para ilmuwan Muslim dan ahli tafsir sepakat bahwa pohon yaqthiin adalah pilihan yang sangat tepat untuk kondisi Nabi Yunus saat itu.
Baca juga: Pohon Shahabi saksi sejarah Nabi yang masih hidup sampai sekarang
Berikut adalah kelebihan pohon labu yang menjadikannya anugerah istimewa bagi Nabi Yunus:
Daun Lebar Sebagai Pelindung dari Terik Matahari
Labu memiliki daun yang besar dan lebar. Di daratan tandus, pohon ini memberikan naungan alami dari sinar matahari yang menyengat.
Daunnya tumbuh cepat dan menutupi tanah di sekitarnya, menciptakan teduhan yang menenangkan.
Bayangkan, seseorang yang baru saja keluar dari perut ikan, dengan kondisi tubuh terbakar dan luka.
Teduhan seperti ini bukan hanya kenyamanan, tetapi juga penyembuh secara psikologis.
Mengusir Lalat dan Serangga
Daun labu memiliki aroma yang tidak disukai lalat.
Dalam Tafsir Ibnu Katsir, disebutkan bahwa lalat tidak suka mendekat pada daun yaqthiin.
Ini sangat penting karena luka-luka di tubuh Nabi Yunus akan sangat mudah terinfeksi jika dikerumuni lalat.
Buahnya Dapat Dimakan Langsung Tanpa Harus Dimatangkan
Labu termasuk jenis buah yang bisa dikonsumsi meski belum benar-benar matang sempurna.
Ini sangat penting karena Nabi Yunus berada dalam kondisi lemah dan membutuhkan asupan nutrisi secepat mungkin tanpa harus menunggu makanan matang.
Mudah Dipetik, Tidak Perlu Dipanjat
Berbeda dengan kurma atau pohon tinggi lainnya, labu menjalar di tanah.
Buahnya bisa dipetik dengan mudah tanpa harus berdiri atau memanjat.
Bagi seseorang yang sakit dan lemah, ini adalah kemudahan besar yang penuh kasih dari Allah.
Tekstur Lembut dan Mudah Dicerna
Labu memiliki tekstur yang mudah dikunyah dan ringan dicerna, cocok untuk kondisi tubuh Nabi Yunus yang lemah dan perutnya baru saja mengalami tekanan dari dalam ikan.
Tidak ada buah lain yang begitu lembut namun penuh gizi seperti labu.
Mengandung Banyak Air, Melembapkan dan Melepas Dahaga
Buah labu mengandung banyak air. Sehingga ketika dimakan, ia melembapkan tubuh dan menghilangkan rasa haus, meski tidak ada sumber air di sekitarnya. Satu buah, banyak manfaat.
Sifat Pendingin dan Penurun Panas Tubuh
Labu memiliki sifat mendinginkan tubuh secara alami.
Bagi Nabi Yunus yang mengalami panas dalam dan luka bakar ringan dari perut ikan, labu adalah buah dengan manfaat terapi alami dari Allah langsung.
Labu: Obat, Makanan, dan Naungan dalam Satu Pohon
Para ilmuwan dan ahli pengobatan Islam seperti Ibnu Qayyim mengatakan bahwa labu adalah tanaman multifungsi.
Ia bisa menjadi makanan, minuman, pelindung, bahkan obat luka.
Bahkan dalam pengobatan Nabi (thibbun nabawi), labu direkomendasikan sebagai salah satu makanan terbaik untuk menguatkan organ dalam dan mempercepat pemulihan tubuh.
Perumpamaan Tubuh Nabi Yunus Setelah Keluar dari Ikan
Tafsir Ibnu Katsir menggambarkan kondisi Nabi Yunus secara dramatis:
Ibnu Mas’ud berkata, “Tubuh beliau seperti ayam yang dicabuti bulunya.”
As-Suddy menyebutkan, “Keadaannya seperti bayi baru lahir, rapuh dan sensitif.”
Namun, lihatlah kasih sayang Allah—bukan hanya diselamatkan, Nabi Yunus juga langsung diberi tempat pemulihan yang sempurna, makanan yang bergizi, dan perlindungan yang menenangkan.
Labu: Simbol Cinta Allah kepada Hamba yang Bertobat
Setelah semua itu, Allah mengangkat kembali derajat Nabi Yunus dan mengutusnya kepada lebih dari seratus ribu orang:
“Kemudian Kami utus dia kepada seratus ribu orang atau lebih.”
Allah juga menyebut perlindungan-Nya sebagai “nikmat” dalam ayat lain:
“Sekiranya dia tidak segera mendapat nikmat dari Tuhannya, pastilah ia dicampakkan ke tanah tandus dalam keadaan tercela. Tapi Tuhannya memilihnya dan menjadikannya termasuk orang yang shalih.”
Ini adalah pelajaran bagi kita semua—tidak ada kata terlambat untuk kembali kepada Allah.
Bahkan dalam keadaan sekelam perut ikan, jika kita bersujud dan mengakui kesalahan, nikmat-Nya akan menyusul dengan cepat dan penuh cinta.
Baca juga:
Ibnu Hajar menimba emas dari sumur zam-zam
Keistimewaan wanita gemuk dalam Islam
Kisah nyata seoarang jamaah haji lumpuh yang ngesot ke Baitullah
Penutup: Apa yang Bisa Kita Pelajari dari Kisah Ini?
Kisah Nabi Yunus dan labu bukan hanya untuk dikenang, tetapi untuk diambil pelajaran:
- Ketika terpuruk, jangan putus asa. Ucapkan doa Nabi Yunus.
- Ketika tidak tahu jalan keluar, tetap berdzikir. Allah Maha Mendengar.
- Ketika lemah dan sakit, percayalah bahwa Allah punya cara terbaik menyembuhkanmu, bahkan dengan hal yang mungkin tak pernah kamu pikirkan—seperti labu.
Labu dalam kisah ini menjadi simbol keajaiban dan kasih sayang.
Maka jangan anggap remeh hal kecil yang Allah hadirkan dalam hidupmu.
Bisa jadi, itulah “labu” yang menyelamatkanmu hari ini.
Jika kamu sedang merasa tenggelam dalam kesulitan, mungkin sekarang saatnya untuk mengingat doa Nabi Yunus dan percaya bahwa "labu" dari Allah sedang tumbuh untukmu di suatu tempat.
Posting Komentar