aNJDzqMa0Kj3po49qxTqapPaQ1OOt1CMotfJqXkz
Bookmark

Mengapa Banyak Surat Al-Qur’an Bernama Hewan? Ini Rahasia yang Jarang Diketahui

Dua ekor semut saling berinteraksi di atas batang pohon, menggambarkan salah satu hewan yang disebut dalam Al-Qur’an, seperti dalam Surat An-Naml.

A l-Qur’an sebagai kitab suci umat Islam memiliki struktur dan sistematika yang penuh hikmah. 

Salah satu hal yang menarik perhatian banyak kalangan adalah penggunaan nama-nama hewan sebagai nama beberapa surat dalam Al-Qur’an. 

Di antara yang paling dikenal adalah Surat Al-Baqarah (sapi betina), Surat An-Naml (semut), dan Surat Al-‘Ankabut (laba-laba). 

Fenomena ini bukanlah sesuatu yang terjadi tanpa maksud atau sekadar simbolik, melainkan bagian dari kebijaksanaan ilahi yang mengandung pelajaran mendalam bagi umat manusia.

Penamaan surat-surat tersebut tidak dilakukan secara sembarangan atau atas dasar ijtihad para sahabat. 

Para ulama sepakat bahwa penamaan surat-surat dalam Al-Qur’an bersifat tauqifi, yaitu berasal dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan merupakan wahyu dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. 

Simak selengkapnya tentang Al-Quran bersifat tauqifi

Hal ini menunjukkan bahwa setiap nama surat, termasuk yang menggunakan nama-nama hewan, memiliki dasar spiritual dan makna substantif yang penting untuk dipahami.

Bagaimanakah Ketentuan Penamaan Surat dalam Al-Qur’an?

Penamaan surat dalam Al-Quran bersifat Tauqifi. Tidak berdasarkan hasil ijtihad para sahabat saat itu dan ulama-ulama. 

Imam Jalaluddin as-Suyuthi, seorang ulama besar dalam bidang ilmu Al-Qur’an, menjelaskan dalam kitab al-Itqān fī ‘Ulūm al-Qur’ān bahwa seluruh nama surat dalam Al-Qur’an ditetapkan melalui wahyu. 

Dalam salah satu kutipannya, beliau menyebut:

 قال السيوطي في الإتقان :

"وقد ثبت جميع أسماء السور بالتوقيف من الأحاديث والآثار، ولولا خشية الإطالة لبينت ذلك، ومما يدل لذلك ما أخرجه ابن أبي حاتم عن عكرمة قال: كان المشركون يقولون سورة البقرة وسورة العنكبوت يستهزئون بها، فنزل: (إِنَّا كَفَيْنَاكَ الْمُسْتَهْزِئِينَ)"

(al-Itqān fī ‘Ulūm al-Qur’ān, I/148)

Artinya:

"Telah tetap bahwa seluruh nama surat berasal dari tauqifi, yaitu petunjuk dari Rasulullah berdasarkan wahyu, baik bersumber dari hadis maupun atsar. Di antara dalilnya adalah riwayat Ibn Abi Hatim dari ‘Ikrimah: orang-orang musyrik dahulu mengejek dengan mengatakan: 'Surat Al-Baqarah' dan 'Surat Al-‘Ankabut', lalu Allah menurunkan ayat: 'Sesungguhnya Kami memelihara kamu dari orang-orang yang memperolok-olokkan kamu'"

(QS. Al-Hijr: 95)

Penegasan ini menjadi bukti bahwa pemilihan nama surat, termasuk yang menggunakan nama hewan, merupakan bagian dari wahyu dan tidak bisa diubah atau diganti sesuai keinginan manusia.

Baca juga; mana lebih utama membaca surat panjang atau pendek dalam shalat? 

Makna dan Hikmah Nama-Nama Surat yang Menggunakan Nama Hewan

Penggunaan nama hewan sebagai nama surat bukan semata karena hewan tersebut disebutkan dalam isi surat, tetapi karena keberadaannya dalam ayat-ayat tersebut memiliki makna mendalam dan menjadi simbol penting dari nilai-nilai atau kisah yang diangkat.

Surat Al-Baqarah

Surat Al-Baqarah menjadi simbol kekerasan hati bani Israil

Surat terpanjang dalam Al-Qur’an ini diberi nama Al-Baqarah karena mengangkat kisah Bani Israil yang diperintahkan oleh Allah untuk menyembelih seekor sapi betina. 

Perintah tersebut bukan sekadar ritual, melainkan ujian terhadap keimanan dan ketundukan mereka terhadap wahyu.

 وَإِذْ قَالَ مُوسَىٰ لِقَوْمِهِ إِنَّ ٱللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَن تَذْبَحُوا بَقَرَةً

“Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya: ‘Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyembelih seekor sapi betina...’”

(QS. Al-Baqarah: 67)

Penolakan dan banyaknya pertanyaan yang diajukan Bani Israil menggambarkan sifat keras kepala dan gemar berdebat terhadap perintah Allah, yang menjadi inti pesan dalam banyak bagian dari surat ini. 

Nama Al-Baqarah menjadi representasi dari karakter ini.

Simak juga: Kisah menangisnya Nabi Musa a.s. di hadapan Rasulullah pada malam Mikraj

Surat An-Naml

Kecerdasan dan Kepemimpinan dalam Dunia Binatang

Dalam Surat An-Naml, terdapat kisah Nabi Sulaiman yang diberikan kemampuan oleh Allah untuk memahami bahasa hewan, termasuk semut.

حَتَّىٰٓ إِذَآ أَتَوْا۟ عَلَىٰ وَادِ ٱلنَّمْلِ قَالَتْ نَمْلَةٌ يَـٰٓأَيُّهَا ٱلنَّمْلُ ٱدْخُلُوا۟ مَسَـٰكِنَكُمْ لَا يَحْطِمَنَّكُمْ سُلَيْمَـٰنُ وَجُنُودُهُۥ

“Hingga apabila mereka sampai di Lembah Semut, berkatalah seekor semut: ‘Wahai para semut, masuklah ke dalam sarangmu agar tidak diinjak oleh Sulaiman dan pasukannya...’”

(QS. An-Naml: 18)

Semut menjadi simbol kecermatan, komunikasi, dan organisasi sosial. 

Kisah ini menunjukkan bahwa bahkan makhluk kecil seperti semut memiliki sistem hidup yang mengagumkan dan patut dijadikan pelajaran bagi manusia.

Surat Al-‘Ankabut

Perumpamaan Rapuhnya Syirik

Surat ini dinamai Al-‘Ankabut karena memuat perumpamaan tentang orang-orang yang menjadikan selain Allah sebagai pelindung, yang diibaratkan seperti rumah laba-laba yang rapuh.

مَثَلُ ٱلَّذِينَ ٱتَّخَذُوا۟ مِن دُونِ ٱللَّهِ أَوْلِيَآءَ كَمَثَلِ ٱلْعَنكَبُوتِ ٱتَّخَذَتْ بَيْتًۭا ۖ وَإِنَّ أَوْهَنَ ٱلْبُيُوتِ لَبَيْتُ ٱلْعَنكَبُوتِ ۖ

“Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba.”

(QS. Al-‘Ankabut: 41)

Ayat ini menjadi kritik tajam terhadap akidah yang tidak berlandaskan tauhid, dan menjadi simbol dari kerapuhan keyakinan yang dibangun di luar Allah.

Pesan Moral dari Hewan dalam Al-Qur’an

Pemilihan nama-nama hewan sebagai nama surat bukan hanya strategi literer untuk menarik perhatian, tetapi juga cara Allah mengajarkan manusia melalui simbol-simbol yang sederhana dan familiar. 

Hewan-hewan tersebut hadir sebagai:

  • Simbol karakter manusia (keras kepala, rapuh, bijak)
  • Metafora dari kondisi sosial atau spiritual
  • Bahan refleksi untuk memahami kebesaran Allah

Melalui makhluk-makhluk kecil seperti semut dan laba-laba, Allah menunjukkan bahwa pelajaran hidup tidak selalu datang dari yang besar dan kuat, tapi juga dari yang kecil dan tampak lemah.

Simak juga: Nabi Adam cemburu kepada umat Nabi Muhammad, kenapa? 

Penamaan Surat dan Strategi Pembelajaran Ilahi

Salah satu tujuan dari penamaan surat dengan nama-nama yang unik seperti hewan adalah untuk mempermudah penghafalan dan pemahaman makna. 

Nama-nama ini bersifat representatif, mengandung kunci utama isi surat, dan mampu menancap kuat dalam ingatan manusia.

Dengan cara ini, Al-Qur’an menjadi lebih dari sekadar teks, tapi juga menjadi pengalaman belajar yang dinamis dan penuh simbolisme.

Kesimpulan

Setiap nama surat dalam Al-Qur’an memiliki makna yang mendalam, termasuk yang menggunakan nama-nama hewan. 

Penamaan tersebut bukan hasil ijtihad manusia, tetapi merupakan wahyu yang bersifat tauqifi. 

Melalui surat-surat seperti Al-Baqarah, An-Naml, dan Al-‘Ankabut, Allah mengajarkan manusia tentang nilai-nilai seperti ketundukan terhadap wahyu, kepemimpinan yang bijak, dan bahayanya membangun keyakinan di luar tauhid.

Dengan memahami makna di balik nama-nama ini, umat Islam diharapkan semakin menghayati isi Al-Qur’an, menyerap pesan-pesan moral yang tersimpan di dalamnya, serta menjadikan hewan-hewan dalam Al-Qur’an sebagai cermin untuk memperbaiki diri dan meningkatkan keimanan.

Jika Anda menyukai artikel ini dan ingin membaca artikel-artikel dakwah lainnya yang penuh makna dan wawasan, silakan eksplorasi blog ini. 

Artikel ini ditulis untuk memberikan inspirasi, pemahaman, dan penguatan iman melalui kajian tematik Al-Qur’an secara kontekstual dan ilmiah.


Posting Komentar

Posting Komentar