aNJDzqMa0Kj3po49qxTqapPaQ1OOt1CMotfJqXkz
Bookmark

Keluar Rumah dengan Dandan dan Parfum: Haramkah bagi Wanita?

Beragam alat makeup dan parfum di atas meja, menggambarkan dilema wanita modern: tampil cantik di luar rumah, antara hak atau pelanggaran syariat?

Oleh: Tgk. Muhammad Abdullah 

Deskripsi Masalah

F enomena wanita yang tampil cantik dan wangi saat keluar rumah telah menjadi bagian dari tren gaya hidup modern. 

Di jalanan, pusat perbelanjaan, tempat kerja, hingga media sosial, penampilan menjadi salah satu fokus utama perempuan masa kini. 

Tidak sedikit dari mereka yang merasa lebih percaya diri ketika memakai make up, mengenakan pakaian terbaik, serta menyemprotkan wewangian favorit sebelum melangkah keluar rumah.

Namun, di balik rutinitas ini, muncul pertanyaan besar yang seringkali memicu kontroversi dan diskusi panjang, terutama di kalangan muslimah.

Apakah benar jika seorang perempuan keluar rumah dalam keadaan berhias dan memakai parfum, maka hukumnya haram dan bahkan tergolong dosa besar?

Simak juga: Bolehkah wanita bepergian tanpa mahram? Simak perinciannya

Pertanyaan ini bukan sekadar isu fikih biasa. Ia menyentuh aspek moral, sosial, hingga spiritual seorang wanita muslimah. 

Sebab, dalam Islam, segala bentuk penampilan dan perilaku memiliki aturan yang bertujuan menjaga kehormatan, kesucian, serta ketertiban masyarakat. 

Maka tak heran jika pertanyaan ini menjadi bahan perbincangan di banyak forum kajian, hingga trending topic di media sosial.

Lalu, bagaimana sebenarnya pandangan Islam mengenai wanita yang keluar rumah dalam keadaan berhias dan memakai parfum? 

Apakah semua bentuk berdandan itu otomatis haram? 

Apa bedanya antara berhias untuk suami di rumah dan tampil cantik di hadapan umum? 

Bagaimana pula batasan syar’i yang bisa menjadi rambu-rambu bagi para wanita agar tidak tergelincir dalam dosa yang tak disadari?

Artikel ini akan menjawab dengan tuntas semua pertanyaan tersebut berdasarkan dalil-dalil yang shahih, serta pandangan para ulama terpercaya. 

Tidak hanya mengupas dari sisi hukum, tetapi juga menyoroti nilai-nilai hikmah di balik larangan dan anjuran Islam terkait adab berpakaian dan berhias bagi perempuan.

Jika kamu adalah seorang muslimah yang ingin menjaga kehormatan diri di mata Allah, atau seorang pria yang ingin memahami bagaimana Islam melindungi perempuan dari fitnah dan kerusakan zaman, maka artikel ini wajib kamu baca sampai tuntas.

Pertanyaan

  1. Benarkah wanita yang keluar rumah dengan make up dan parfum termasuk pelaku dosa besar?
  2. Apa hukum wanita berhias dan memakai wewangian saat keluar rumah dalam Islam?
  3. Apakah berdandan dan memakai parfum di luar rumah haram bagi perempuan muslimah?
  4. Mengapa Islam melarang wanita berhias dan memakai parfum di tempat umum?
  5. Apa batasan syar’i dalam berhias bagi wanita saat berada di luar rumah?
  6. Bagaimana pandangan ulama mengenai wanita yang tampil cantik dan wangi di hadapan publik?
  7. Apakah semua bentuk berdandan wanita di luar rumah tergolong dosa besar?

Jawaban

Menurut Imam Ibnu Hajar Al-Haitami dalam kitabnya Az-Zawajir

Beliau menjelaskan bahwa apabila seorang perempuan keluar rumah dalam keadaan berhias diri dan mengenakan wewangian yang tercium baunya oleh laki-laki, maka hukumnya haram dan termasuk dosa besar—meskipun ia keluar dengan izin suaminya.

Perlu diketahui bahwa perbuatan tersebut bukanlah dosa besar secara umum, namun masih ada perinciannya

Jika pasti terjadi fitnah (godaan yang membawanya kepada perbuatan zina) karena berhias atau memakai wewangian, maka perbuatan tersebut tergolong dosa besar.

Jika kuat sangkaan akan terjadi fitnah, maka hukumnya haram, tetapi belum sampai taraf dosa besar.

Jika hanya dikhawatirkan bisa terjadi fitnah, maka hukumnya makruh, yakni sebaiknya dihindari, tetapi tidak sampai berdosa jika dilakukan.

Berdasarkan beberapa hadis Nabi Muhammad ﷺ:

Sejumlah hadis yang diriwayatkan oleh para ulama seperti Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasa’i, Ibnu Hibban, dan Ibnu Khuzaimah menjelaskan bahwa perempuan yang keluar rumah dengan berhias dan memakai wewangian hingga menarik perhatian laki-laki, termasuk dalam kategori perempuan yang melakukan perbuatan zina.

Simak juga; Kenapa ipar dianggap seperti maut dalam islam? 

Referensi

1. Ibnu Hajar al-Haitami, Al-Zawajir jilid 2 hal71-72

(الكبيرة التاسعة والسبعون بعد المائتين: خروج المرأة من بيتها متعطرة متزينة ولو بإذن الزوج) أخرج أبو داود والترمذي وقال حسن صحيح أنه - صلى الله عليه وسلم - قال: «كل عين زانية والمرأة إذا استعطرت فمرت بالمجلس فهي كذا وكذا» يعني زانية. والنسائي وابن خزيمة وابن حبان في صحيحيهما: «أيما امرأة استعطرت فمرت على قوم ليجدوا ريحها فهي زانية وكل عين زانية» . ورواه الحاكم وصححه. وصح على كلام فيه لا يضر: «أن امرأة مرت بأبي هريرة - رضي الله عنه - وريحها يعصف فقال لها أين تريدين يا أمة الجبار؟ قالت إلى المسجد؛ قال وتطيبت له؟ قالت: نعم. قال: فارجعي فاغتسلي فإني سمعت رسول الله - صلى الله عليه وسلم - يقول: لا يقبل الله من امرأة خرجت إلى المسجد لصلاة وريحها يعصف حتى ترجع فتغتسل» . واحتج به ابن خزيمة إن صح.

وقد علمت أنه صح على إيجاب الغسل عليها ونفي قبول صلاتها إن صلت قبل أن تغتسل، وليس المراد خصوص الغسل بل إذهاب رائحتها. وابن ماجه: «بينما رسول الله - صلى الله عليه وسلم - جالس في المسجد دخلت امرأة من مزينة ترفل في زينة لها في المسجد، فقال النبي - صلى الله عليه وسلم -: يا أيها الناس انهوا نساءكم عن لبس الزينة والتبختر في المسجد، فإن بني إسرائيل لم يلعنوا حتى لبس نساؤهم الزينة وتبخترن في المسجد» . تنبيه: عد هذا هو صريح هذه الأحاديث، وينبغي حمله ليوافق قواعدنا على ما إذا تحققت الفتنة، أما مع مجرد خشيتها فهو مكروه أو مع ظنها فهو حرام غير كبيرة كما هو ظاهر.

2. Hasyiah I'anatutthalibin jilid 3 hal 301

وقوله أو مع أمن الفتنة: هي ميل النفس ودعاؤها إلى الجماع.

Posting Komentar

Posting Komentar