![]() |
Definisi Makhluk dan Korelasinya dengan Akal dan Nafsu dalam Islam |
Oleh: Tgk Wandi Ajiruddin
A lam semesta memiliki penghuni dari berbagai macam makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT, dari yang hidup bersayap hingga ada yang tidak punya kaki.
Alam semesta memiliki dua
dimensi kehidupan yaitu dimensi nyata dan dimensi ghaib. Di sisi lain makhluk ini juga sangat erat korelasinya dengan akal dan
nafsu. Sehingga ini menjadi kaca perbandingan dalam menilai makhluk yang mulia
yaitu manusia.
Kehidupan di
alam nyata (alam kasat mata) dihuni oleh beberapa makhluk hidup dan benda mati (menurut
biologi). Manusia, binatang, segala jenis tanaman, batu dan lain sebagainya
merupakan makhluk yang ada di alam nyata.
Sedangkan alam ghaib dihuni oleh bangsa jin dan para Malaikat Allah Azza Wa Jalla dan semua makhluk yang tidak bisa dilihat oleh kasat mata manusia. Para malaikat ada yang hidup di alam atas (langit) ada juga hidup di alam bawah (bumi).
Sedangkan bangsa jin hanya hidup dan menempati alam
bawah saja. Kendati demikian mereka pernah hidup di alam atas sebelum diusir
dari surga oleh Allah Azza Wa Jalla. Baca Juga: Cara Ampuh Menghadapi Syaitan
Secara ilmu
syariat yang namanya Makhluk meliputi
semua yang ada selain Allah. Yakni, selain Allah semuanya makhluk (الخلق ما سوا الله), dan semua mereka termasuk makhluk hidup.
Hal ini dapat kita pahami dari firman Allah SWT dalam Surah An-Nur Ayat 41.
اَلَمْ تَرَ اَنَّ اللّٰهَ يُسَبِّحُ لَه مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَالطَّيْرُ صٰۤفّٰتٍۗ كُلٌّ قَدْ عَلِمَ صَلَاتَه وَتَسْبِيْحَهۗ وَاللّٰهُ عَلِيْمٌۢ بِمَا يَفْعَلُوْنَ
Tidakkah engkau
(Nabi Muhammad) tahu bahwa sesungguhnya kepada Allahlah apa yang di langit dan
di bumi dan burung-burung yang merentangkan sayapnya senantiasa bertasbih.
Masing-masing sungguh telah mengetahui doa dan tasbihnya. Allah Maha Mengetahui
apa yang mereka lakukan. (QS An-Nur: 41).
Sudah sangat
jelas, makhluk hidup bukan hanya saja manusia, namun semua makhluk adalah hidup.
Akan tetapi kehidupan mereka tidak bisa kita diketahui sebagaimana kita mengetahui
kehidupan dunia hewan. Namun banyak para
ilmuan dan para intelektual membatasi makhluk kepada tiga pembagian.
Menurut mereka
makhluk adalah benda yang diciptakan oleh Allah SWT dan mereka diberi
nafsu dan akal, atau salah satu dari
keduanya. Di antara ilmuan tersebut salah satunya Maulana Syekh Ahmad bin Syekh
Hajazy Al Fasyany. Beliau menjelaskan di
dalam salah satu kitabnya tentang pembagian makhluk.
قسم الله تعالى الخلاءق ثلاثة أقسام قسم خلقوا بعقل و بغير
شهوة و هم الملاءكة و قسم خلقوا بشهوة بغير عقل وهم الدواب وقسم
خلقوا بعقل و شهوة وهم بنو آدم
“Allah SWT membagi makhluknya kepada
tiga pembagian. Pembagian pertama yaitu mereka yang diciptakan memiliki akal dan tidak
memilik nafsu. Mereka adalah para Malaikat. Pembagian kedua yaitu mereka yang
diciptakan memiliki nafsu dan tidak memiliki akal, yakni
binatang. Dan yang ketiga mereka yang diciptakan memiliki akal dan nafsu,
yakni Bani Adam (Manusia) dan bangsa Jin.” (Majlisusaniyyah: 10).
Dari penjelasan Syekh Ahmad di atas dapat kita simpulkan bahwa makhluk adalah sesuatu yang memiliki akal dan nafsu atau salah satu keduanya.
Namun, menurut penulis hal ini ditinjau dari segi makhluk yang memiliki dua unsur tersebut, dan tidak menafikan makhluk yang tidak memiliki nafsu dan akal. Baca Juga: Apakah Takdir Bisa berubah?
Karena sesuatu selain Allah adalah makhluk dan mereka
hidup dengan cara mereka masing-masing sebagaimana yang dikehendaki oleh Allah
SWT.
Kemudian di antara
Makhluk-makhluk Allah SWT yang paling mendekati sempurna yaitu manusia. Kenapa
manusia bisa menjadi makhluk yang mendekati kata sempurna? Ya, karena di
samping manusia diciptakan memiliki akal dan nafsu, ia juga memiliki
bentuk yang paling bagus dari makhluk-makhluk Allah yang lainnya.
Hal ini sebagaimana
pernyataan Allah dalam Al-Qur'an Surah At-Tin ayat 4 tentang keelokan manusia:
لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي
أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ
Artinya: “Sesungguhnya
Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”. Baca Juga: 12 Manusia terbaik Menurut Rasulullah, Apakah kita Termasuk?
Ayat di atas
jelas Allah menciptakan manusia dengan sebaik-baiknya dan seindah-indahnya bentuk.
Tegak lurus perawakannya, serasi anggota tubuhnya, indah struktur tubuhnya,
makan dengan tangan, dan dapat membedakan (baik dan buruknya segala sesuatu)
dengan ilmu, pikiran, dan ucapannya. Singkatnya, Allah menciptakan manusia
dengan bentuk terbaik.
Sedangkan dari segi ketaatan malaikatlah sebagai pemenangnya. Mereka makhluk terbaik dalam hal itu. Dikarenakan mereka tidak mempunyai nafsu, otomatis tidak ada kata maksiat kepada Allah SWT.
Namun, malaikat akan kalah dengan manusia
yang bisa menundukkan nafsunya, sebagaimana pernyataan Maulana Syekh Ahmad bin Syekh
Hajazy Al Fasyany dalam kitabnya.
فمن غلب عقله علي شهوته كان مع
الملاءكة و من غلبت شهوته علي عقله كان مع الدواب.
“Maka siapa saja yang akalnya dapat
mengalahkan syahwatnya (nafsu), orang itu adalah bagian dari para malaikat. Dan siapa saja
yang syahwatnya dapat mengalahkan akalnya, orang itu bagian dari binatang”. (Majlisusaniyyah: 10).
Demikianlah ulasan singkat mengenai makhluk dan korelasinya dengan akal dan nafsu. Semoga kita diberikan kemudahan dalam melawan hawa nafsu dan logika mampu mengarahkan kita untuk selalu konsisten dalam kebaikan untuk menggapai ridha Allah SWT. Amin amin amin.
Wallahu a’lam
bisshawab.
Posting Komentar