![]() |
Malas beribadah adalah salah satu indikasi Iman Menurun Akibat Dosa dan ketahuilah Rahasia di Balik Shalat |
Oleh: Tgk. Wandi Ajiruddin
Pernahkah kita merasa jenuh, malas dan berat untuk mengerjakan suatu ibadah? Misalnya malas melakukan shalat, membaca Al-Qur’an dan lain sebagainya.
Semua itu terjadi bukanlah tanpa diawali oleh sebuah sebab dan faktor yang kita lakukan. Karena sebab yang kita lakukanlah yang berefek kepada kemalasan beribadah.
Seseorang rajin melakukan ibadah, baik ibadah wajib maupun sunnah karena mendapat dorongan kuat dari keimanannya. Tanpa dorongan keimanan sudah pasti kita tidak akan melakukan semua ibadah yang diwajibkan kepada kita, apalagi ibadah yang notabenenya sunnah.
Apabila iman kita lemah, sangat berefek dengan ibadah kita. hal demikian terjadi karena tidak mempunyai api yang membakar tenaga untuk melakukan ibadah.
Sebaliknya, apabila iman kita kuat sudah pasti ibadah terjadi eskalasi yang signifikan. Baca Juga: Dua Syarat Mendapatkan Gelar Wanita Shalihah
Apakah Iman Bisa Melemah dan Menurun?
Ya, iman bisa melemah apabila jiwa kita sudah banyak dicoreti dengan tinta hitam dosa. Apabila dosa sudah menyelimuti hati maka iman akan berkurang. Iman berkurang, ibadah sudah pasti menurun.
Dalam hal di
atas selaras dengan ungkapan Abu Qasim Al-Anshary yang mengatakan bahwa dosa dapat
menyebabkan hati menjadi kotor, dan Iman menjadi turun sehingga timbul rasa
malas untuk beribadah:
قَالَ أَبُو القَاسِمِ الأَنْصَارِيُّ:
وَمِمَّا يُؤَثرُ فِي نَقصِهِ كَثرَةُ الزَّلَّاتِ فَإِنَّهَا تُكْسِبُ القَلْبَ
رَينَا
“Sebagian
penyebab terjadi penurunan keimanan adalah banyaknya berbuat dosa, maka dosa
tersebut dapat menutupi hati”. (Luqtatul Ajlan, Imam Zarkasyi).
Dalam Al-Qur’an, Allah mengatakan bahwa apa yang kita
kerjakan dalam kehidupan, itu juga yang akan memberi efek untuk hidup kita. Karena
itu apabila kita bermaksiat sudah pasti mendapati dosa sehingga hati ditutupi.
) كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا
يَكْسِبُونَ(
Artinya: “Sekali-kali
tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu untuk menutupi
hati mereka”. (Surah Al-Muthaffifin :14)
Di samping itu juga Rasulullah SAW menjelaskan bahwa dosalah penyebab hati menjadi hitam
dan tertutup sehingga jiwa kita menjauhi hal-hal yang baik. Tapi apabila kita
bertobat maka dosa itu akan terhapus dan hati menjadi bersih seperti sediakala.
Dalam sebuah hadis Rasulullah SAW menyatakan bahwa:
“Sesungguhnya seorang hamba jika melakukan suatu dosa maka akan diberikan titik hitam di hatinya, dan jika dia bertaubat meninggalkan dosa itu, dan memohon ampun maka hatinya akan dibersihkan kembali.
Namun jika ia kembali melakukan dosa itu maka titik hitamnya akan
bertambah hingga menutupi hatinya. Dan itulah 'Raan' yang disebutkan Allah
dalam Al-Qur'an.” (Imam Tirmidzi dari Abu Hurairah)
Lemahnya iman juga tidak selalu berefek dalam malasnya beribadah. Di sisi lain bisa juga dengan sebab lemah iman kita bisa jatuh dalam kemaksiatan. Baca Juga: Kisah Serigala Mampu Berbicara Pada Masa Rasulullah
Orang yang
bermaksiat seperti berzina, mencuri, membunuh dan lain sebagainya, semua itu
efek dari lemahnya keimanan seseorang.
Bagaimana Sih
Supaya Keimanan Kita Kuat dan Terhindar dari Maksiat?
Jawabannya sangat
mudah, kita cuma perlu memperbaiki shalat. Mengapa demikian? Karena Shalat adalah alat pengukur keimanan kita dan juga sebagai benteng
dari serangan ajakan bermaksiat. Orang yang shalatnya masih
memiliki kecacatan, sangat rentan jatuh dalam lubang kemaksiatan.
Shalat merupakan pencegah
kita dari melakukan perbuatan maksiat, keji, dan kemungkaran. Bahkan shalat juga menjadi tameng bagi
kita dalam menghadapi serangan kemungkaran dan kekejian orang lain.
Dalam hal ini
Allah berfirman:
اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ
مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلَاةَ ۖ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ
الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ ۗ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ
مَا تَصْنَعُونَ
Artinya: “Bacalah apa yang telah diwahyukan
kepadamu (Muhammad), yaitu Al Kitab (Al-Quran) dan dirikanlah shalat.
Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Dan
sesungguhnya mengingat Allah (shalat) itu lebih besar (keutamaannya dari ibadah
yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S al-Ankabut: 45).
Kisah Lelaki Disyaratkan Shalat Subuh 40 Kali Agar Bisa Menikahi Istri Orang
Dalam kitab Tanzih karangan Imam Naisaburi menceritakan
bahwa ada seorang lelaki menggoda istri orang lain yang lagi dalam keadaan
sendiri. Karena merasa terganggu dengan perbuatan si lelaki, perempuan itu
mengadu kepada suaminya bahwa ada lelaki yang menggodanya.
Lantas suaminya tidak mengambil jalan kekerasan. Namun, dia
menyuruh istrinya memberi syarat kepada si lelaki kalau ingin memiliki dia. Syaratnya
dia harus shalat jama’ah subuh di belakang suaminya sebanyak 40 kali shalat subuh.
Permintaan
wanita itu dilaksanakan oleh lelaki itu, karena hasrat keinginannya kepada si
wanita. Setelah 40 subuh, si wanita
memenuhi janjinya kepada si lelaki, namun lelaki itu menolaknya.
Dari cerita di atas dapat kita ambil hikmahnya dengan melakukan shalat kita bisa terhindar dari maksiat dan juga dari perbuatan keji yang ingin dilakukan oleh orang lain terhadap diri kita.
Maka jangan anggap remeh
tentang shalat karena di dalamnya mempunyai banyak hikmah. Baca Juga: Mencari IStri Shalihah Menggunakan Rumus Matematika Sederhana
Rasulullah Saw
menegaskan bahwa orang yang tidak dianggap shalatnya merupakan mereka yang tidak mengerjakan shalat. Dalam sabdanya Rasulullah SAW mengatakan:
لا صلاة لمن لم يطع الصلاة و من
انتهى عن الفحشاء و المنكر فقد اطاع الصلاة
artinya :
“Tidak shalat orang yang tidak mengerjakan shalat. Barang siapa yang
melarang perbuatan keji dan mungkar maka sungguh ia termasuk orang
yang mengerjakan shalat”. (Kitab Majlisusaniyah).
Apakah Pendosa yang Berlumuran Maksiat Dapat Diampunkan?
Apakah ada
harapan untuk membersihkan dosa yang telah kita lakukan di masa lampau? Tentu
saja ada harapan bahkan harapan bagi pendosa untuk bisa mendapat keampunan dari
Allah SWT sangat besar.
Dalam surah
Az-Zumar ayat 53, Allah SWT mencantumkan surat cintanya untuk mereka yang berputus asa atas
bergelimpangan dosa. Artinya
yaitu:
“Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku
yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa
dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya.
Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.”
Sesungguhnya
kasih sayang Allah SWT begitu luas bagi hambanya yang berlumuran dosa dengan mengampuni
dosa semuanya. Semua dosa akan diampuni oleh Allah SWT apabila hamba-Nya mau bertaubat. Jangan sekali-kali
kita meragukan kasih sayang dari Allah SWT, karena itu sama saja kita meragukan
kekuasaannya.
Kesimpulan
Berlumuran
dengan dosa jangan jadikan alasan untuk tidak beribadah, jangan jadikan alasan
untuk tidak melakukan shalat. Namun, shalatlah, bertaubatlah sehingga dosa-dosamu hancur
bagaikan debu berterbangan. Seratus jalan melakukan maksiat sudah tersedia seribu jalan menuju taubat.
Namun kita jangan terlena dengan kata Allah Maha pengampun, sehingga dengan mudahnya melakukan maksiat.
Anggapan demikian merupakan bentuk kebodohan jika kita meyakini Allah Maha
Pengampun lalu dengan sengaja dan semena-mena kita melakukan kemaksiatan.
Apakah kita tidak
sadar, kapan kematian mengunjungi kita? kapan waktu yang akan kita sisihkan untuk bertobat? Semoga kita
di permudah kan dalam kebaikan serta diberi kenikmatan dalam beribadah. Amin amin
amin.
Wallahu A’lam bishawab
Posting Komentar