![]() |
Deretan kitab Al-Musnad, karya fenomenal Imam Ahmad bin Hambal, tersusun rapi dan simbol keilmuannya yang luas dan dalam |
S alah satu tokoh besar dalam sejarah Islam yang memiliki kontribusi luar biasa dalam bidang fikih adalah Imam Ahmad bin Hanbal.
Namanya harum sebagai pendiri mazhab Hanbali, salah satu dari empat mazhab fikih Sunni yang diakui hingga kini. Simak juga penjelasan lengkap tentang aliran sunni
Sosoknya dikenal bukan hanya karena keluasan ilmunya, tetapi juga karena keteguhannya dalam mempertahankan akidah Islam, meskipun harus menghadapi siksaan dan penjara dari penguasa zalim.
Artikel ini akan mengulas secara mendalam tentang biografi Imam Ahmad bin Hanbal, keilmuannya, perjuangannya dalam membela aqidah, serta warisan ilmiah yang ditinggalkannya dalam mazhab Hanbali.
Nasab dan Kelahiran Imam Ahmad bin Hanbal
Imam Ahmad bin Hanbal memiliki nama lengkap Abu Abdillah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal bin Hilal bin Asad bin Idris bin Abdillah bin Hayyan bin Abdillah bin Anas bin 'Auf bin Qasid bin Mazin bin Syaiban bin Zuhli bin Tsa’labah bin 'Uqabah bin Sha’bin bin Ali bin 'Afdha bin Da’mi bin Jadilah bin Asad bin Rabi’ah bin Nizar bin Ma’din bin ‘Adnan.
Beliau lahir di Baghdad, Irak, pada bulan Rabiul Awwal tahun 164 H (780 M).
Baghdad pada masa itu merupakan pusat keilmuan dan peradaban Islam.
Di kota inilah Imam Ahmad tumbuh dan mulai menimba ilmu dari berbagai ulama terkemuka, meskipun pada usia sangat muda ia telah ditinggal ayahnya.
Wafatnya pun di kota kelahirannya, Baghdad, pada hari Jumat, bulan Rabiul Awwal tahun 241 H (855 M), dalam usia 77 tahun.
Ribuan umat Islam mengiringi jenazah beliau sebagai bentuk penghormatan kepada ulama besar yang telah mengorbankan segalanya demi menjaga kemurnian Islam.
Perjalanan Menuntut Ilmu: Dari Baghdad ke Hijaz dan Yaman
Tekad Imam Ahmad bin Hanbal dalam menuntut ilmu sangat luar biasa.
Ia tidak hanya belajar di Baghdad, tetapi juga melakukan perjalanan ke berbagai kota besar pusat ilmu saat itu seperti Makkah, Madinah, Syam, Yaman, Kufah, Bashrah, dan Jazirah.
Ia dikenal sebagai sosok yang sangat tekun dalam mencari hadis.
Baca juga: Benarkah hadis rawan sesat?
Imam Ahmad mengumpulkan ratusan ribu hadis dan menyusunnya dalam karya monumentalnya Musnad Ahmad, yang menjadi salah satu koleksi hadis terbesar dalam sejarah Islam.
Guru-Guru Imam Ahmad bin Hanbal
Keilmuan Imam Ahmad tak lepas dari pengaruh guru-gurunya yang merupakan ulama-ulama besar di masanya.
Di antara guru-guru beliau adalah:
- Sufyan bin ‘Uyainah
- Ibrahim bin Sa’di
- Yahya bin Qaththan
- Husyaimi
- Waqi’ bin Al-Jarrah
- Ibnu ‘Ulayyah
- Abdurrahman bin Mahdi
- Abdul Razzaq Ash-Shan’ani
- Khalaf bin Walid
Dari merekalah Imam Ahmad mewarisi kedalaman ilmu, terutama dalam bidang hadis dan fikih.
Ia juga sempat berguru kepada Imam Syafi’i, dan menjalin hubungan keilmuan yang sangat kuat dengan beliau.
Keunggulan Imam Ahmad dalam Ilmu Hadis
Imam Ahmad dikenal luas sebagai ahli hadis terkemuka.
Keunggulannya dalam menyeleksi dan meriwayatkan hadis menjadikannya rujukan utama dalam disiplin ilmu ini.
Simak juga; Ketika disuruh memilih antara hadis atau mazhab
Banyak ulama besar yang meriwayatkan hadis dari beliau, termasuk:
- Ibnu Razzaq
- Yahya bin Adam
- Abu Walid
- Yazid bin Harun
- ‘Ali bin Madini
- Imam Bukhari
- Imam Muslim
- Abu Daud
- Abu Zur’ah Az-Zuhli
- Abu Hatim
- Ibrahim Al-Harbi
Abu Hatim mengatakan bahwa Imam Ahmad adalah orang yang paling memahami tentang keaslian dan kecacatan suatu hadis.
Sementara itu, Abu Razzaq menyatakan:
“Tidak ada seorang pun yang lebih sempurna dari Imam Ahmad bin Hanbal. Padanya terkumpul sifat zuhud, wara’, fikih, dan keutamaan-keutamaan lainnya.”
Keteguhan Imam Ahmad dalam Menghadapi Mihnah (Ujian Akidah)
Salah satu ujian terbesar dalam hidup Imam Ahmad adalah ketika ia menghadapi ujian dari para khalifah Dinasti Abbasiyah yang menganut paham Mu’tazilah.
Pada masa itu, para penguasa memaksakan keyakinan bahwa Al-Qur’an adalah makhluk kepada para ulama.
Khalifah Al-Ma’mun merupakan penguasa pertama yang memulai inkuisisi (mihnah) terhadap para ulama.
Namun, sebelum sempat memaksa Imam Ahmad berdiskusi, Al-Ma’mun wafat.
Selanjutnya, Khalifah Al-Mu’tashim menangkap dan memenjarakan Imam Ahmad karena beliau enggan mengakui bahwa Al-Qur’an adalah makhluk.
Simak juga: Mengapa banyak surat dalam Al-Quran bernama hewan?
Selama 28 bulan beliau dipenjara dan bahkan disiksa, namun tidak sekalipun beliau mengubah pendiriannya.
Perjuangan Imam Ahmad berakhir saat kekuasaan beralih ke Khalifah Al-Mutawakkil, yang menghentikan mihnah dan memuliakan Imam Ahmad.
Bahkan, dalam setiap keputusan penting negara, Al-Mutawakkil tidak pernah mengambil tindakan tanpa terlebih dahulu bermusyawarah dengan Imam Ahmad.
Warisan Fikih Imam Ahmad bin Hanbal
Mazhab Hanbali adalah hasil ijtihad Imam Ahmad dalam bidang fikih.
Mazhab ini dikenal dengan karakter yang sangat berpegang teguh pada nash (teks) Al-Qur’an dan hadis, serta tidak banyak menggunakan qiyas atau analogi jika tidak diperlukan.
Simak juga: Penjelasan lengkap dan ringkaa tentang metodologi fikih
Ciri Utama Mazhab Hanbali
Ciri utama mazhab Hanbali antara lain:
- Mengutamakan hadis sahih dari pada pendapat akal.
- Lebih berhati-hati dalam berfatwa.
- Cenderung menghindari ra’yu (nalar spekulatif) dalam menetapkan hukum.
- Lebih dekat kepada semangat salafush shalih (generasi awal Islam).
Ulama Besar dari Kalangan Mazhab Hanbali
Setelah wafatnya Imam Ahmad, mazhab Hanbali terus berkembang melalui para murid dan penerusnya.
Beberapa ulama besar yang berasal dari mazhab Hanbali antara lain:
- Ajurri – Muhammad bin Hasan bin Abdillah
- Abu Khattab – Mahfud bin Ahmad bin Hasan
- Abu Najjar – Ahmad bin Sulaiman bin Hasan
- Abu Ya’la – Muhammad bin Husain bin Muhammad
- Ibnu Qayyim Al-Jauziyah – Muhammad bin Abi Bakar bin Ayyub
Ibnu Qayyim adalah tokoh besar yang berperan penting dalam membumikan kembali pemikiran-pemikiran Imam Ahmad di era pasca klasik.
Karya-karyanya seperti Zadul Ma’ad, I’lamul Muwaqqi’in, dan Madarijus Salikin masih menjadi rujukan umat Islam hingga kini.
Penutup: Teladan dari Imam Ahmad bin Hanbal
Imam Ahmad bin Hanbal adalah sosok ulama yang tidak hanya ahli dalam ilmu, tetapi juga kukuh dalam prinsip dan akidah.
Keberaniannya melawan tekanan kekuasaan demi menjaga kemurnian aqidah merupakan warisan moral yang sangat agung bagi umat Islam.
Mazhab Hanbali yang ia wariskan bukan hanya sekadar panduan hukum, tetapi juga cermin keteguhan iman, kesederhanaan, dan keberanian intelektual dalam membela kebenaran.
Warisan beliau tidak hanya dikenang dalam kitab-kitab, tetapi juga terus hidup dalam lisan dan praktik umat Islam yang mengikuti mazhab Hanbali di berbagai penjuru dunia.
Referensi:
- Kitab al-Madkhal ila Dirasah al-Mazahib al-Fiqhiyyah.
Posting Komentar