R asulullah Saw. adalah sosok yang sempurna. Beliau rela memperjuangkan segala hal bahkan apapun demi melihat senyum sumringah umatnya kelak di surga.
Tetapi banyak dari kita yang kurang memahami ataupun pura-pura tidak peduli
Kalau berbicara soal umat, Nabi Muhammad tidak sanggup membayangkan jika penderitaan dan kesengsaraan abadi menimpa umatnya.
Bahkan di
ujung kehidupannya, masih memohon keringanan agar sakit sakratul maut yang akan
dihadapi umatnya, beliau saja yang tanggung penderitaannya. baca juga spirit cinta rasulullah kepada kita.
Rasulullah memahami bahwa banyak beban yang akan dihadapinya kelak.
Bukan hanya persoalan umatnya saja, tetapi seluruh umat akan mendatangi Rasulullah untuk dapat berlepas diri.
Hal ini tergambar jelas di
dalam sebuah hadis.
عن عبد الله بن مسعود رضي الله
عنه قال :قال لى رسول الله : أقرأ علي،
فقلت : يا رسول الله أقرأ عليك وعليك أنزل ؟ قال : إني أحب أسمعه من غيري، فقرأت
سورت النساء حتى بلغتوَ ((جِئْنَا بِكَ عَلَىٰ هَٰٓؤُلَآءِ شَهِيدًا)) قال :
فرأيت عيني رسول الله تمهلان
Diriwayatkan dari Abdullah Bin Mas’ud RA, beliau bercerita: Rasulullah saw. berkata kepadaku: lantunkanlah ayat suci Al-Quran kepadaku!
Aku menjawab: wahai Rasulullah aku yang membacakan Al-Quran kepadamu? sedangkan Al-Quran
diturunkan kepadamu.
Rasulullah SAW menjawab: aku suka mendengar bacaan al-quran dari orang lain.
Maka aku membaca surah An-Nisa kepadanya hingga sampai
pada ayat ke 41:
جِئْنَا بِكَ عَلَىٰ
هَٰٓؤُلَآءِ شَهِيدًا
“Kami
jadikan engkau sebagai saksi bagi mereka”
Abdullah Bin Mas’ud berkata: maka ketika itu aku menyaksikan air mata Rasulullah saw. berlinang.
Kenapa Rasullulah tiba-tiba menangis? Apa gerangan Rasulullah sehingga membuat beliau sedih ketika mendengar ayat tersebut?
Coba
kita perhatikan makna yang dikandung dari ayat di atas:
جِئْنَا بِكَ عَلَىٰ
هَٰٓؤُلَآءِ شَهِيدًا
“Kami
jadikan engkau sebagai saksi bagi mereka”.
Kenapa mesti Rasulullah yang menjadi
saksi, apa yang terjadi? padahal masih banyak nabi-nabi yang lain.
Inilah salah satu dari mukjizat Nabi Muhammad saw. Beliau
telah terlebih dahulu mengetahui apa yang akan terjadi di hari kebangkitan.
Di dalam kitab tafsir Jalalain dijelaskan pada kata-kata (هؤُلَآءِ) bahwasanya kalimat tersebut ditujukan kepada umat-umat nabi terdahulu yang kafir dan mengingkari ajaran yang dibawa oleh nabi-nabi mereka.
Umat
menjawab: tidak pernah sampai kepada kami para rasul yang menyampaikan
risalahmu.
Allah bertanya kepada para rasul: apakah kalian tidak menyampaikan risalah kami?
Para rasul pun menjawab: ya Allah, tidak ada satu pun
risalah yang engkau amanahkan kepada kami melainkan telah kami sampaikan
semuanya kepada mereka.
Allah
berkata: apakah kalian mempunyai bukti?
Para
rasul menjawab: Muhammad dan umatnya.
Maka Nabi Muhammad beserta umatnya datang dan mengikrarkan kebohongan umat-umat nabi terdahulu.
Setelah kesaksian
tersebut barulah para nabi terdahulu terbebas dari tuduhan
umatnya.
Oleh karena itu, kita menyadari bahwa banyak sekali tanggungan beban yang dihadapi oleh Rasulullah saw.
Meskipun lahir untuk umat akhir zaman tetapi persoalan yang dihadapinya lintas zaman.
Maka sudah
sepantasnya kita tidak lagi membebani Rasulullah dengan tindakan-tindakan yang
membuat Rasulullah bersedih ketika melihat kondisi kita. baca juga Jumpai Kami Ya Rasulullah
Tidak ada keinginan lain dari Rasulullah SAW melainkan kebahagian abadi yang akan diperoleh oleh seluruh umatnya.
Rasulullah saw. rela
memperjuangkan hak umatnya dibandingkan kebutuhan pribadinya.
Kalau kita membaca catatan sejarah, Rasulullah adalah orang yang berani berkorban bahkan diluar kewajaran seorang kekasih demi memberi contoh teladan kepada umatnya.
Beliau rela menjadi contoh terhadap siapa pun itu. Baik dari level paling bawah dalam kasta kehidupan sampai derajat tinggi sebagai bangsawan.
Itu adalah contoh langka dalam dunia ini. Tapi sangat disayangkan banyak yang membuang dan tidak mau mengadopsi pola hidup Rasulullah dalam menghadapi lika-liku kehidupan ini.
Baca juga : Nabi Adam Cemburu Kepada Umat Nabi Muhammad, Kok Bisa?
Padahal kunci teka-teki kehidupan ini ada di potret kehidupan Rasulullah.
Banyak yang berpaling dari model kehidupan ala Rasulullah dan lebih memilih melakukan riset pribadi dan uji kebenarannya.
Pada akhirnya hasil
riset dan fakta menunjukkan bahwa kebenaran itu sesuai dengan apa yang diterapkan
oleh Rasulullah saw.
Lantas bagaimana agar kita tahu kunci tersebut? Tidak ada
cara selain mencari tau dengan menghadiri majelis ilmu dan bertanya kepada para
alim ulama.
Maka solusi dari segala persoalan kehidupan ini ada pada potret kehidupan Rasulullah.
Ayo kita lebih mengenal Rasulullah dan jadikan
role model dalam kehidupan ini serta mengajari generasi-generasi kita agar mampu
berakhlak seperti Rasulullah SAW.
Shallu alan nabi!!
Wallahu a’lam bisshawab..
Referensi:
Tafsir
Jalalain H. 291-292,
Syamail Muhammadiah wa Khasail Mustafa H. 145
Posting Komentar