![]() |
| Biografi Ummul Mukminin Sayyidah Khadijah binti Khuwailid |
D iantara wanita mulia yang namanya diabadikan dalam sejarah Islam, Sayyidah Khadijah binti Khuwailid رضي الله عنها memiliki kedudukan yang sangat istimewa.
Beliau adalah istri pertama Nabi Muhammad ï·º, wanita pertama yang beriman kepada risalah Islam, dan pendamping setia yang memberikan seluruh jiwa dan hartanya untuk dakwah.
Kisah hidupnya bukan sekadar sejarah, tetapi juga teladan abadi bagi kaum muslimah di sepanjang zaman.
Artikel ini akan membahas biografi lengkap Sayyidah Khadijah binti Khuwailid, mulai dari nasab, masa kecil, perjalanan hidup di masa jahiliyah, pernikahannya dengan Nabi Muhammad ï·º, peran besar dalam dakwah Islam, hingga wafatnya.
Simak juga: Mengenal lebih dekat dengan seluruh istri-istri Nabi Muhammad saw.
Nasab dan Latar Belakang Keluarga
Sayyidah Khadijah binti Khuwailid bin Asad bin Abdul Uzza bin Qushay al-Quraisyiyah al-Asadiyah dilahirkan di Mekah pada tahun 68 sebelum hijrah (sekitar 556 M).
Ibunya bernama Fatimah binti Zaidah bin Jundub.
Dari jalur ayah, nasab Sayyidah Khadijah bertemu dengan nasab Nabi Muhammad ï·º pada kakek kelima, yaitu Qushay bin Kilab.
Hal ini menjadikan Sayyidah Khadijah berasal dari keluarga Quraisy yang terhormat.
Sejak kecil, ia tumbuh sebagai wanita yang berakhlak mulia, menjaga kehormatan, cerdas, dan disegani masyarakat Mekah.
Sayyidah Khadijah di Masa Jahiliyah
Sebelum menikah dengan Rasulullah ï·º, Sayyidah Khadijah dikenal sebagai wanita kaya raya yang sukses dalam perdagangan.
Di masa itu, hampir tidak ada wanita Quraisy yang menekuni bisnis sebesar dirinya.
Sayyidah Khadijah memiliki kecerdasan bisnis yang luar biasa.
Ia mempekerjakan para laki-laki untuk membawa barang dagangannya ke Syam dan wilayah lain, lalu membagi hasil keuntungan.
Salah satu pedagang yang ia percayakan adalah seorang pemuda Quraisy yang terkenal jujur dan terpercaya, yaitu Muhammad bin Abdullah.
Simak juga: Ini alasan kenapa wanita lain tampak lebih cantik dari istrimu
Pertemuan dengan Nabi Muhammad ï·º
Khadijah mendengar tentang sifat mulia Muhammad ï·º yang jujur, amanah, dan berakhlak luhur.
Ia kemudian mengajak beliau bekerja sama dalam perdagangan ke Syam.
Untuk memastikan reputasinya, Sayyidah Khadijah mengutus budaknya, Maisarah, mendampingi Muhammad.
Di perjalanan, Maisarah menyaksikan banyak tanda keistimewaan Muhammad ï·º, termasuk pernyataan seorang pendeta Nasrani bahwa:
"Tak seorang pun berteduh di bawah pohon ini kecuali seorang nabi."
Ketika Nabi Muhammad saw. kembali ke Mekah, keuntungan dagangannya berlipat ganda.
Maisarah pun menceritakan akhlak dan kejujuran Muhammad ï·º kepada Khadijah.
Dari sinilah hati Sayyidah Khadijah terbuka untuk mengenalnya lebih jauh.
Simak juga: keutamaan wanita gemuk dalam Islam
Pernikahan Sayyidah Khadijah dengan Nabi Muhammad ï·º
Sayyidah Khadijah pernah menikah dua kali sebelumnya, dengan Atiq bin A’id al-Makhzumi dan Abu Halah bin Nabbasy at-Tamimi, namun keduanya wafat.
Setelah itu, Sayyidah Khadijah memutuskan untuk hidup sendiri dan fokus pada perdagangan.
Namun, kisah Nabi Muhammad ï·º membuatnya kagum.
Ia pun mengutus Nafisah binti Maniyah untuk menanyakan kesediaan Nabi menikah.
Singkat cerita, keduanya menikah dengan mahar 500 dirham.
Saat itu, Nabi Muhammad ï·º berusia 25 tahun, sedangkan Sayyidah Khadijah 40 tahun.
Pernikahan mereka berlangsung penuh cinta dan kesetiaan selama 25 tahun.
Dari pernikahan ini lahirlah enam anak:
- Qasim
- Abdullah
- Zainab
- Ruqayyah
- Ummu Kultsum
- Fatimah
Dukungan Sayyidah Khadijah dalam Dakwah
Wanita Pertama yang Beriman
Ketika Nabi ï·º menerima wahyu pertama di Gua Hira’, beliau pulang dalam keadaan gemetar dan ketakutan.
Sayyidah Khadijah menyambutnya dengan kata-kata yang menenangkan:
"Demi Allah, Allah tidak akan menghinakanmu. Engkau menyambung silaturahim, jujur dalam perkataan, memuliakan tamu, menolong orang yang lemah, dan menegakkan kebenaran."
Ucapan Sayyidah Khadijah ini menjadi penopang mental dan spiritual bagi Nabi ï·º di awal dakwah.
Ia adalah orang pertama yang beriman kepada Islam.
Simak juga: Benarkah jodoh takkan ke mana? Begini fakta psikologis sebenarnya
Pengorbanan dalam Boikot Quraisy
Ketika kaum Quraisy memboikot Bani Hasyim, kaum muslimin terisolasi di Syi’ib Abu Thalib selama tiga tahun.
Mereka mengalami kelaparan hingga harus memakan daun-daunan.
Dalam keadaan itu, Sayyidah Khadijah yang sebelumnya bergelimang harta ikut menanggung penderitaan, mendampingi Nabi ï·º tanpa sedikit pun mengeluh.
Simak juga: Menikah demi bahagia? Siap-siap dikecewakan oleh ekspektasi
Keutamaan Khadijah binti Khuwailid
1. Termasuk Empat Wanita Terbaik
Rasulullah ï·º bersabda:
"Cukup bagimu empat wanita terbaik di dunia: Maryam binti Imran, Khadijah binti Khuwailid, Fatimah binti Muhammad, dan Asiyah istri Firaun."
2. Mendapat Salam dari Allah dan Jibril
Dalam sebuah hadis sahih, Malaikat Jibril menyampaikan salam dari Allah langsung kepada Sayyidah Khadijah dan memberi kabar gembira rumah di surga yang penuh ketenangan.
3. Dicintai Nabi Muhammad ï·º
Rasulullah ï·º tidak pernah melupakan Khadijah. Beliau bersabda:
"Aku telah dianugerahi cinta Khadijah."
Bahkan setelah wafatnya, Nabi sering menyebut-nyebut namanya dan memuliakan sahabat-sahabat Sayyidah Khadijah.
Wafatnya Ummul Mukminin Khadijah
Sayyidah Khadijah wafat tiga tahun sebelum hijrah, pada usia 65 tahun.
Tahun itu juga wafat Abu Thalib, sehingga Nabi ï·º menyebutnya sebagai ‘Aamul Huzn (Tahun Kesedihan).
Rasulullah ï·º sendiri yang turun ke liang lahat dan memakamkan istrinya tercinta.
Wafatnya Sayyidah Khadijah menjadi pukulan berat bagi Nabi ï·º, karena beliau kehilangan penopang utama dakwah dan belahan jiwa.
Simak juga: Benarkah wanita juga bisa mimpi basah?
Pelajaran dari Kehidupan Khadijah
1. Kesetiaan dan dukungan tanpa syarat.
Beliau mendampingi Nabi ï·º dalam suka dan duka, menjadi teladan bagi pasangan hidup muslim.
2. Kecerdasan dalam mengambil keputusan.
Sayyidah Khadijah tidak gegabah memilih pasangan, tetapi menilai akhlak dan amanah Muhammad ï·º terlebih dahulu.
3. Pengorbanan demi agama.
Beliau rela meninggalkan kemewahan dunia demi mendampingi Nabi ï·º dalam dakwah.
4. Kedudukan mulia di sisi Allah.
Beliau termasuk wanita terbaik sepanjang masa, mendapat salam dari Allah dan Jibril.
Simak juga: Cara membedakan ujian dan azab dalam rumah tangga
Kesimpulan
Biografi Khadijah binti Khuwailid رضي الله عنها adalah cermin keteladanan.
Ia adalah wanita pertama yang beriman, pendukung dakwah Nabi ï·º yang tak tergantikan, dan istri penuh kesetiaan.
Kisah hidupnya bukan hanya catatan sejarah, tetapi juga inspirasi bagi umat Islam hingga kini.
Setiap muslimah dapat belajar dari kecerdasan, keteguhan, dan pengorbanan Khadijah.
Ia membuktikan bahwa keberhasilan dakwah besar Rasulullah ï·º tidak lepas dari peran seorang istri yang bijaksana.
اللهم صل وسلم على سيدنا Ù…ØÙ…د وعلى آل سيدنا Ù…ØÙ…د



Posting Komentar