aNJDzqMa0Kj3po49qxTqapPaQ1OOt1CMotfJqXkz
Bookmark

Biografi Lengkap Imam Bukhari: Sejarah, Guru, Murid, dan Karya Fenomenal Shahih Bukhari

Biografi Imam Bukhari Lengkap: Sejarah, Guru, Murid, dan Karya Fenomenal Shahih Bukhari

I mam Bukhari adalah salah satu ulama terbesar dalam sejarah Islam, khususnya dalam bidang hadis. 

Namanya abadi sepanjang zaman melalui karya monumentalnya, Shahih Bukhari, yang menjadi kitab paling shahih setelah Al-Qur’an. 

Kisah hidup beliau sarat dengan keteladanan, mulai dari masa kecil yang penuh ujian, kecerdasan luar biasa sejak muda, perjalanan panjang mencari hadis, hingga keteguhan sikap dalam menjaga kemuliaan ilmu.

Artikel ini akan mengulas biografi lengkap Imam Bukhari dari lahir hingga wafat, termasuk perjalanan rihlah ilmunya, karya-karya besar, hingga warisan intelektualnya yang terus hidup sampai hari ini.

Simak juga: Banyak yang bertanya-tanya adakah cinta yang terlarang?

Nama Lengkap dan Nasab Imam Bukhari

Nama asli Imam Bukhari adalah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Al-Mughirah bin Bardizbah. Beliau memiliki kuniyah Abu Abdillah. 

Karena lahir dan besar di Bukhara (sekarang wilayah Uzbekistan), beliau dikenal dengan sebutan Al-Bukhari.

Ayahnya, Ismail bin Ibrahim, adalah seorang ulama hadis sekaligus murid dari para tokoh besar seperti Imam Malik bin Anas, Hammad bin Zaid, dan Abdullah bin Mubarak. 

Selain seorang ulama, ayah Imam Bukhari juga seorang pedagang yang jujur. 

Ia menjaga hartanya dengan sangat hati-hati, menjauhi syubhat, apalagi yang haram.

Ketika sakit menjelang wafat, Ismail berkata:

“Aku tidak mengetahui ada satu dirham pun dari hartaku yang haram atau syubhat.”

Warisan paling berharga dari ayah Imam Bukhari bukan harta benda, melainkan ketakwaan dan kehati-hatian dalam menjaga agama. 

Hal inilah yang membentuk karakter Imam Bukhari sebagai ulama besar penuh keberkahan.

Baca juga: 6 Orang masuk neraka salah satunya ulama, mengapa?

Kelahiran dan Masa Kecil Imam Bukhari

Imam Bukhari lahir pada hari Jumat, 13 Syawal 194 H (810 M), di kota Bukhara, sebuah kota yang indah dan menjadi pusat ilmu pengetahuan di kawasan Khurasan pada masa itu.

Beliau tumbuh di keluarga ulama. Namun, sejak kecil ia sudah merasakan ujian hidup karena ditinggal wafat oleh ayahnya. 

Imam Bukhari menjadi yatim dan dibesarkan oleh ibunya yang dikenal sebagai perempuan salehah dan ahli ibadah.

Simak juga: Hadis rawan sesat, benarkah?

Mengalami Kebutaan di Masa Kecil

Saat masih kecil, Imam Bukhari pernah mengalami kebutaan. 

Matanya melemah hingga tidak bisa melihat. 

Ibunya tidak pernah berhenti berdoa, terutama di sepertiga malam terakhir. 

Dalam sebuah mimpi, ia melihat Nabi Ibrahim ‘alaihissalam yang berkata:

“Allah telah mengembalikan penglihatan anakmu karena doa-doamu.”

Keesokan harinya, mata Imam Bukhari kembali sembuh total. 

Sejak itu, ia tumbuh menjadi anak yang sehat, cerdas, dan haus ilmu.

Simak juga: Kisah ulama yang digelari tuli sepanjang masa karena menjaga privasi seorang wanita 

Kejeniusan Imam Bukhari Sejak Belia

Bakat kecerdasan Imam Bukhari terlihat sejak kecil. Pada usia 10 tahun, ia sudah hafal Al-Qur’an. 

Tidak hanya itu, ia juga mulai menghafal hadis-hadis tanpa perlu mencatatnya.

Ketika anak-anak sebayanya bermain, Imam Bukhari lebih memilih belajar di kuttab, membaca kitab, dan berdiskusi dengan guru-gurunya. 

Pada usia 11 tahun, ia sudah mampu mengoreksi kesalahan sanad hadis yang dibacakan oleh seorang ulama di majelis.

Contoh nyata kejeniusan beliau yaitu ketika seorang ulama salah menyebutkan sanad hadis, Imam Bukhari yang masih remaja berani membetulkannya dengan menyebutkan sanad yang benar. 

Setelah diperiksa, ternyata catatan ulama itu memang keliru, dan koreksi Imam Bukhari terbukti benar.

Pada usia 16 tahun, Imam Bukhari sudah menghafal kitab Musnad Abdullah bin Mubarak dan karya Waqi’. 

Di usia yang sama, ia berangkat menunaikan ibadah haji bersama ibunya. 

Sejak itulah dimulai perjalanan panjangnya (rihlah) menuntut ilmu hadis.

Rihlah Ilmiah Imam Bukhari

Untuk mengumpulkan hadis, Imam Bukhari melakukan perjalanan panjang ke berbagai negeri Islam. 

Ia rela menempuh perjalanan berbulan-bulan, bahkan setahun, hanya untuk memastikan kebenaran satu hadis.

Simak juga; Siapakah malaikat Ruman yang lebih dulu datang sebelum malaikat Munkar dan Nakir?

Guru-Guru Imam Bukhari

Dalam perjalanannya, Imam Bukhari berguru kepada 1.080 ulama hadits. 

Beberapa di antaranya:

  • Al-Humaidi di Makkah
  • Ibrahim bin Al-Mundzir di Madinah
  • Imam Ahmad bin Hanbal di Baghdad
  • Yusuf Al-Farabi di Syam
  • Utsman bin Ash-Shaigh di Mesir

Beliau belajar kepada ulama dari berbagai generasi, mulai dari tabi’ut tabi’in hingga ulama sezamannya.

Keteguhan dalam Menguji Hadis

Kisah terkenal terjadi saat Imam Bukhari diuji oleh para ulama Baghdad. 

Mereka mengacak 100 hadis lalu menanyakan sanadnya kepada Imam Bukhari. 

Beliau menjawab, “Saya tidak tahu,” hingga semua selesai. 

Setelah itu, beliau membacakan kembali 100 hadis tersebut dengan sanad yang benar tanpa salah satu pun. 

Para ulama pun kagum akan hafalan dan kejujurannya.

Simak juga: Doa agar bayi tidur nyenyak dan berhenti nangis di malam hari

Keilmuan dan Karya Imam Bukhari

Imam Bukhari dikenal memiliki hafalan luar biasa. 

Ia menguasai lebih dari 600.000 hadis, dengan 100.000 di antaranya shahih.

Karya Monumental: Shahih Bukhari

Dari ribuan hadis yang beliau hafal, Imam Bukhari menyaring dengan syarat paling ketat dan menulis kitab Al-Jami’ Ash-Shahih, yang lebih dikenal sebagai Shahih Bukhari. 

Kitab ini berisi 7.275 hadis (dengan pengulangan) dan menjadi rujukan utama setelah Al-Qur’an.

Karya-Karya Lain Imam Bukhari

Selain Shahih Bukhari, beliau juga menulis banyak kitab lain, di antaranya:

  • Adab Al-Mufrad
  • At-Tarikh Al-Kabir, Al-Ausath, dan Ash-Shaghir
  • Khalqu Af’alil ‘Ibad
  • Al-Asyribah
  • Birrul Walidain
  • Al-Wihdan
  • Al-Hibah

Kitab-kitab tersebut tidak hanya membahas hadits, tetapi juga sejarah, fiqih, dan adab.

Simak juga: Alasan ilmiah di balik lebih diunggulkan Imam Nawawi terhadap Imam Rafi'i

Akhlak, Ibadah, dan Zuhud Imam Bukhari

Ilmu yang tinggi tidak membuat Imam Bukhari sombong. 

Beliau dikenal sebagai ulama yang sangat tawadhu’, zuhud, dan wara’.

Contoh Ketekunan Ibadah

Beliau rutin shalat malam 13 rakaat.

Pada bulan Ramadhan, beliau mengkhatamkan Al-Qur’an hingga 60 kali.

Saat disengat 17 kali oleh serangga ketika shalat sunnah, beliau tidak menghentikan shalatnya karena sedang membaca surat panjang.

Ketaatan dan kekhusyukan Imam Bukhari adalah bukti bahwa ilmunya benar-benar diamalkan.

Murid-Murid Imam Bukhari

Imam Bukhari memiliki murid yang banyak sekali.

Banyak di antara mereka menjadi ulama besar, seperti:

  • Imam Muslim (penulis Shahih Muslim)
  • Imam Tirmidzi (penulis Sunan Tirmidzi)
  • Imam An-Nasa’i (penulis Sunan An-Nasa’i)
  • Ibnu Khuzaimah

Melalui murid-murid inilah ilmu Imam Bukhari terus diwariskan dari generasi ke generasi.

Simak juga: Apakah takdir bisa berubah?

Ujian Hidup dan Wafatnya Imam Bukhari

Di masa tuanya, Imam Bukhari mendapat ujian berat. 

Amir Bukhara, Khalid bin Ahmad Adz-Dzahuli, memintanya mengajar khusus anak-anak istana. 

Imam Bukhari menolak karena menurutnya ilmu harus didatangi, bukan mendatangi penguasa.

Akibatnya, beliau difitnah, diusir dari Bukhara, dan hijrah ke Samarqand. 

Tidak lama kemudian, pada malam Idul Fitri tahun 256 H (870 M), Imam Bukhari wafat dalam usia 62 tahun.

Ribuan kaum muslimin hadir dalam pemakamannya, memberikan penghormatan terakhir kepada ulama besar penjaga Sunnah Rasulullah SAW.

Warisan Abadi Imam Bukhari

Meskipun jasadnya telah tiada, warisan Imam Bukhari tetap hidup hingga kini:

1. Kitab Shahih Bukhari yang menjadi rujukan utama setelah Al-Qur’an.

2. Teladan dalam keilmuan: ketelitian, kejujuran, dan kesungguhan menuntut ilmu.

3. Akhlak mulia: zuhud, wara’, dan ketakwaan.

Seperti kata Ibnu Khuzaimah:

“Tidak ada manusia di bawah langit ini yang lebih mengetahui hadits dari pada Imam Bukhari.”

Simak juga: Detik-detik wafatnya Imam Ghazali 

Penutup

Biografi Imam Bukhari adalah cermin bagaimana ilmu, ketakwaan, dan keteguhan dapat melahirkan karya besar yang abadi sepanjang zaman. 

Dari seorang anak yatim yang sempat buta, beliau tumbuh menjadi ulama hadits terbesar dalam sejarah Islam.

Kisah beliau mengajarkan kita pentingnya keikhlasan dalam menuntut ilmu, kesungguhan dalam beramal, serta keberanian menjaga prinsip meski menghadapi penguasa. 

Hingga kini, setiap kali kaum muslimin membaca Shahih Bukhari, doa dan pahala terus mengalir kepada Imam Bukhari rahimahullah.



Posting Komentar

Posting Komentar