aNJDzqMa0Kj3po49qxTqapPaQ1OOt1CMotfJqXkz
Bookmark

Jejak Langkah Abi Rusydi: Ulama Muda Aceh yang Menginspirasi Umat

Abi Rusydi bin Muhammad salah satu ulama Aceh yang kehidupannya dipenuhi dengan dedikasi tinggi terhadap ilmu dan dakwah

Oleh: Tgk. Mursalin M. Yusuf (Dewan Guru Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga) 

Abi Rusydi bin Muhammad adalah sosok ulama muda asal Aceh yang kehidupannya dipenuhi oleh dedikasi terhadap ilmu, dakwah, pendidikan, dan pembangunan masyarakat. 

Beliau wafat pada 23 Dzulqa’dah 1443 H atau bertepatan dengan 23 Juni 2022 M, kepergiannya meninggalkan duka mendalam, khususnya bagi masyarakat Pidie Jaya, tempat di mana beliau mengabdikan sebagian besar hidupnya. 

Waktu wafatnya yang jatuh pada malam Jumat, malam penuh keberkahan dalam Islam kian menguatkan kesan keistimewaan sang ulama.

Kepergian Abi Rusydi terjadi hanya beberapa hari setelah berpulangnya Abu Lhok Nibong, ulama karismatik Aceh. 

Bagi banyak kalangan khususnya masyarakat Aceh, ini adalah kehilangan ganda yang sangat menyentuh hati umat. 

Dalam kenangan masyarakat, nama Abi Rusydi bukan sekadar dikenal, tetapi juga dihormati, diikuti, dan menjadi rujukan dalam persoalan keagamaan dan sosial.

Awal Perjalanan Ilmu: Menimba di Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga

Abi Rusydi adalah alumni dari salah satu dayah paling prestisius di Aceh yaitu Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga

Ia mulai menempuh pendidikan di sana sejak tahun 1986 dan terus berproses hingga 2007, total selama 21 tahun. 

Beliau bukan hanya sebagai santri, tetapi juga sebagai pengabdi dalam pengelolaan lembaga.

Dayah MUDI dikenal sebagai sentral pendidikan yang berpengaruh dan kiblat dalam mengorbit ulama di Aceh. 

Keberadaan Abi Rusydi selama dua dekade lebih di sana mencerminkan kegigihan, ketekunan, dan kecintaannya terhadap ilmu agama. 

Tak hanya mendalami ilmu, ia juga berperan penting dalam struktur organisasi dayah. Beberapa posisi yang pernah diamanahkan kepadanya antara lain:

  1. Ketua Bagian Humas 
  2. Ketua Bagian Ibadah 
  3. Penasehat Bagian Humas 
  4. Penasehat Bagian Ibadah

Kepercayaan yang diberikan kepada Abi Rusydi dalam struktur organisasi dayah membuktikan keilmuan, akhlak, dan kepemimpinannya yang diakui sejak muda. 

Ia adalah ulama yang terbentuk dari tempaan waktu, disiplin tinggi, dan lingkungan keilmuan yang mumpuni.

Pulang Kampung dan Mendirikan Dayah Irsyadul Ulum Al-Aziziyah

Setelah menyelesaikan pendidikannya, Abi Rusydi kembali ke kampung halamannya di Gampong Dayah Kruet, Kecamatan Meurah Dua, Pidie Jaya. 

Tidak berhenti pada dirinya sendiri, beliau membawa pulang ilmu dan semangat untuk membina generasi muda di kampung. 

Pada Oktober 2008, ia resmi mendirikan Dayah Irsyadul Ulum Al-Aziziyah, sebagai sarana pendidikan Islam berbasis dayah.

Dayah ini berdiri dengan prinsip pendidikan yang kuat, menggabungkan ilmu syariah klasik dengan pendekatan pembinaan moral dan karakter. 

Dalam waktu singkat, dayah ini menjadi pusat pembelajaran yang tumbuh pesat, menghasilkan para santri yang memiliki pemahaman agama mendalam sekaligus berakhlak luhur.

Tidak hanya sebagai pendiri, Abi Rusydi juga menjadi pengasuh utama. Setiap pengajian, halaqah, dan majelis taklim dipimpin langsung olehnya. 

Ia membangun hubungan erat dengan santri, tidak sekadar sebagai guru, melainkan sebagai sosok ayah, pembimbing, dan panutan.

Kalam Hikmah dan Petuah yang Menyentuh Jiwa

Salah satu murid beliau yang kini juga menjadi pimpinan dayah, Waled Jalasus Sayuti, mengisahkan betapa kuatnya semangat Abi Rusydi dalam mengabdi. 

Dalam satu momen spiritual, Abi Rusydi pernah berkata:

“Ulon Tuan hana susah lon wo bak Allah, sebab na ureung droneuh yang seumeubeut jadi fahala dilee sabe.”

(“Saya tidak merasa gundah untuk menghadap Sang Ilahi, sebab ada kalian yang terus mengajar. Pahala dari mengajar itu akan terus mengalir.”)

Petuah ini menggambarkan keyakinan seorang ulama yang ikhlas, menyadari bahwa amal jariyah dari ilmu akan terus mengalir meski raganya tak lagi di dunia. 

Keyakinan tersebut menjadi cermin betapa kuatnya pondasi spiritual yang beliau bangun, dan betapa besar kepercayaan beliau terhadap murid-muridnya.

Tokoh Organisasi dan Pejuang Dakwah di Banyak Lini

Selain mendidik santri, Abi Rusydi juga aktif di berbagai organisasi keagamaan dan sosial. 

Keberadaannya sebagai pengurus inti di banyak lembaga menunjukkan bahwa ia bukan hanya ulama tekstual, tapi juga ulama kontekstual yang memahami dinamika masyarakat. 

Beberapa jabatan dan keterlibatannya antara lain:

1. TASTAFI (Tasawuf, Tauhid, Fikih)

Organisasi ini digagas oleh Abu MUDI, ulama besar Aceh dan Mustasyar PBNU. 

Abi Rusydi menjadi ketua TASTAFI Kab. Pidie Jaya dan tokoh sentral dalam pengembangan Majelis Zikir dan Pengajian TASTAFI Meurah Dua, yang pada masa beliau mengalami kebangkitan luar biasa. 

Majelis ini berhasil menghimpun umat dari berbagai kalangan untuk memperdalam pemahaman agama dan memperkuat spiritualitas.

2. HUDA (Himpunan Ulama Dayah Aceh)

HUDA menjadi rumah besar ulama dayah se-Aceh. Keterlibatan Abi Rusydi yang menjabat sebagai Wakil Ketua HUDA (Himpunan Ulama Dayah Aceh) Pidie Jaya, menandakan bahwa keilmuan dan pandangannya diakui dalam forum ulama yang luas.

3. PWNU Pidie Jaya

Dalam struktur Nahdlatul Ulama tingkat wilayah, Abi Rusydi dipercaya sebagai Rais Syuriyah, posisi tertinggi dalam hirarki organisasi keulamaan ternama di Indonesia. 

Ini menjadi bukti kepercayaan kolektif para ulama dan tokoh terhadap kebijaksanaan dan ketokohan beliau.

4. Sirul Mubtadin

Sirul Mubtadin adalah organisasi yang fokus pada syiar dakwah dan pengajian (majelis taklim) di tengah masyarakat. 

Di bawah kepemimpinan Abi Rusydi yang mengemban amanah sebagai Ketua Majelis Sirul Mubtadi Pidie Jaya, organisasi ini berkembang pesat, menyentuh berbagai lini masyarakat bawah hingga elite.

5. MPU (Majelis Permusyawaratan Ulama) 

Sebagai lembaga fatwa daerah setingkat MUI, kepercayaan kepada Abi Rusydi untuk duduk sebagai anggota teras dalam beberapa periode merupakan bentuk penghargaan terhadap kedalaman ilmu dan independensinya dalam menilai persoalan umat.

6. PAS Aceh (Partai Adil Sejahtera Aceh)

Abi Rusydi menjadi salah satu tokoh berpengaruh dalam pendirian partai lokal ini. 

Ia pernah menjabat sebagai Ketua MPW PAS Aceh Pidie Jaya, mencerminkan keterlibatannya dalam politik kebangsaan berbasis nilai keislaman.

7. IMNAD (Ittihadul Muballighin Nanggroe Aceh Darussalam)

Organisasi muballigh ini didirikan oleh Almarhum Tgk. H. Muhammad Yusuf (Ayah Sop di Jeunieb). Abi Rusydi termasuk salah satu inisiator penting di balik lahirnya ormas ini. 

Organisasi ini menjadi wadah para da’i Aceh untuk berkembang dalam dakwah di masyarakat. 

Magnet Masyarakat: Sosok Pencerah dan Penyejuk Hati

Abi Rusydi bukan hanya guru di dalam ruang kelas, tapi juga guru masyarakat. Ia menjadi rujukan spiritual dan intelektual bagi banyak orang, baik kalangan bawah hingga pejabat. 

Setiap kali masyarakat mengalami kegelisahan sosial, konflik batin, atau problematika moral, nama beliau selalu menjadi harapan.

Banyak testimoni menyebut bahwa ketokohannya bukan karena posisi, tetapi karena akhlak dan kepedulian. 

Ia mampu mendengarkan, menasihati, dan menjadi mediator dalam berbagai persoalan. 

Tidak sedikit pemerintah daerah, tokoh politik, hingga aparat keamanan yang menjadikan beliau sebagai penasihat dalam urusan sosial-keagamaan.

Visi Pembangunan Pidie Jaya sebagai Pusat Syariat Islam

Abi Rusydi memiliki cita-cita besar yakni menjadikan Pidie Jaya sebagai daerah percontohan penerapan syariat Islam yang inklusif dan mencerahkan. 

Meskipun impian ini belum sepenuhnya terealisasi hingga akhir hayatnya, namun jejak perjuangan beliau meninggalkan arah yang jelas. 

Majelis pengajian dan zikir yang digagasnya telah menjadi embrio kesadaran kolektif masyarakat terhadap pentingnya pembinaan spiritual dan moral.

Wafatnya Seorang Pencerah: Kepergian yang Dikenang

Malam Jumat, waktu yang penuh kemuliaan. Di waktu sakral itu, tepatnya menjelang Magrib, Abi Rusydi menghembuskan napas terakhir. 

Wafatnya seorang ulama besar pada malam Jumat bukan hanya kepergian biasa, tetapi bisa menjadi isyarat kemuliaan. 

Hal ini juga menjadi pengingat bahwa hidup penuh keberkahan adalah investasi menuju kematian yang husnul khatimah.

Warisan Ilmu yang Mengalir dan Generasi yang Siap Melanjutkan

Warisan terbesar Abi Rusydi bukanlah harta, tapi ilmu, nilai, dan manusia-manusia baik yang dilahirkannya melalui dayah dan aktivitas dakwah. 

Generasi murid-muridnya kini telah menjadi ulama, dai, pemimpin komunitas, dan agen perubahan di masyarakat. Inilah buah dari pengabdian yang konsisten dan tulus.

Kisah hidup Abi Rusydi bin Muhammad bukan sekadar biografi seorang ulama, tetapi kisah tentang perjuangan, pengabdian, dan cinta terhadap ilmu serta umat. 

Sosoknya mengajarkan bahwa ilmu harus dikembalikan kepada masyarakat; bahwa dakwah bukan sekadar ceramah, tapi aksi nyata; bahwa ketulusan akan menemukan jalannya dalam hati banyak orang.

Semoga Allah Swt. menempatkan beliau dalam rahmat-Nya yang luas, dan semoga keteladanan beliau terus menginspirasi generasi Aceh dan Indonesia untuk menjadikan Islam sebagai jalan cahaya, ilmu sebagai kekuatan, dan dakwah sebagai pengabdian abadi.

Posting Komentar

Posting Komentar