aNJDzqMa0Kj3po49qxTqapPaQ1OOt1CMotfJqXkz
Bookmark

Biografi Imam Jalal al-Mahalli: Ulama Mazhab Syafi’i Penulis Kanz Raghibin

Kitab Kanz al-Raghibin adalah salah satu karya fenomenal Imam Mahalli dan dipelajari sepanjang masa dan rujukan dalam hukum

I mam Jalaluddin al-Mahalli adalah salah satu ulama besar dalam sejarah Islam yang namanya harum hingga hari ini. 

Beliau dikenal sebagai penulis kitab Kanz Raghibin, syarah dari Minhaj al-Thalibin karya Imam Nawawi, serta merupakan salah satu dari dua penulis Tafsir al-Jalalain yang sangat populer di dunia Islam. 

Sebagai ulama mazhab Syafi’i, kontribusinya dalam bidang fikih, tafsir, dan ushul fiqih menjadi warisan keilmuan tak ternilai hingga masa kini.

Artikel ini akan mengulas lengkap biografi Imam Jalal al-Mahalli, perjalanan keilmuannya, karya-karya fenomenalnya, serta pengaruhnya terhadap perkembangan Islam, khususnya dalam mazhab Syafi’i.

Baca juga; Alasan ilmiah kenapa Imam Nawawi lebih didahulukan dibandingkan Imam Rafi'i

Latar Belakang dan Pendidikan Imam Jalal al-Mahalli

Nama lengkapnya adalah Jalaluddin Muhammad bin Ahmad bin Ibrahim al-Mahalli, lahir pada tahun 791 H di Kairo, Mesir. 

Julukan al-Mahalli merujuk kepada daerah asal keluarganya, Mahalla al-Kubra, sebuah kota di wilayah Delta Nil yang dikenal sebagai pusat intelektual dan keagamaan di Mesir pada masa Mamluk.

Sejak muda, Imam Mahalli dikenal sebagai pribadi yang cerdas, kritis, dan memiliki ketekunan luar biasa dalam menuntut ilmu. 

Ia menimba ilmu dari para ulama besar Mesir pada masanya, antara lain:

Guru-Guru Imam al-Mahalli

Imam al-Mahalli menimba ilmu dari puluhan ulama besar lintas disiplin ilmu. 

Beberapa guru beliau antara lain:

  1. Imam Birmawi (763–831 H) – Fiqh, Ushul Fiqh, Arabiyah.
  2. Imam Burhan al-Bajuri (750–825 H) – Fiqh.
  3. Imam Jalal al-Bulqini (763–824 H) – Hadis.
  4. Imam Waliyuddin al-‘Iraqi (762–826 H) – Ulumul Hadis.
  5. Qadhi Izzuddin bin Jama’ah (694–767 H) – Ushul Fiqh, Hadis.
  6. Syaikh al-‘Ujaimi – Ilmu Nahwu.
  7. Syaikh Syamsuddin Syathanufi (w. 873 H) – Nahwu dan Arabiyah.
  8. Imam ath-Thantadai al-Hanafi (w. 809 H) – Faraidh dan Hisab.
  9. Imam al-Aqsharai (w. 825 H) – Mantiq, Jadal, Balaghah, Arudh, Ushul Fiqh.
  10. Imam ath-Thai al-Bisathi al-Maliki (760–842 H) – Tafsir, Ushuluddin.
  11. Imam al-Bukhari al-Hanafi (779–841 H).
  12. Syaikh ash-Shairami al-Hanafi (777–833 H) – Fiqh dan ilmu aqliyah.
  13. Syaikh ad-Dairi (788–862 H).
  14. Syaikh al-Ghuraqi asy-Syafi’i (w. 816 H).
  15. Syaikh al-Maghrawi al-Maliki (w. 820 H).
  16. Syaikh ad-Damiri (742–808 H).
  17. Ibnu Imad (750–808 H).
  18. Syaikh ath-Thanbadi.
  19. Imam Ibnu Hajar al-‘Asqalani (773–852 H) – Hadis dan ulumul hadis.
  20. Syaikh Jamaluddin Abdullah bin Fadhlullah – Hadis.
  21. Syaikh Abu Thahir asy-Syafi’i (737–821 H).
  22. Ibnu Jazari (751–833 H) – Qira’ah.
  23. Syaikh al-Ajmi (w. 855 H) – Qira’ah (sejak kecil).

Imam Jalal al-Mahalli tidak hanya menguasai fikih mazhab Syafi’i, tetapi juga unggul dalam tafsir, ushul fiqih, ilmu kalam, logika, serta nahwu dan balaghah. 

Ia dikenal tajam dalam berpikir dan sangat kritis dalam menyikapi persoalan-persoalan keagamaan dan sosial.

Baca juga: Azan terakhir Bilal bin Rabah yang menggetarkan Madinah

Guru Besar Mazhab Syafi’i di Kairo

Kairo saat itu merupakan salah satu pusat keilmuan Islam dunia. 

Imam Mahalli mengajar di berbagai madrasah bergengsi seperti:

Murid-murid dari berbagai negeri datang ke majelisnya, termasuk dari wilayah Syam, Hijaz, Afrika Utara, dan Asia Tenggara. 

Kecermelangan beliau dalam mengajar dan menjawab berbagai persoalan keagamaan menjadikan namanya semakin harum dan disegani di berbagai penjuru dunia Islam.

Baca juga: Sejarah pemeliharaan Al-Quran

Karya-Karya Fenomenal Imam Jalal al-Mahalli

Salah satu karya monumentalnya yang hingga kini menjadi rujukan utama di kalangan ulama mazhab Syafi’i adalah:

Kanz Raghibin ‘ala Minhaj ath-Thalibin

Kitab ini adalah syarah (penjelasan) atas Minhaj ath-Thalibin, karya fiqih terkenal dari Imam Nawawi. 

Dalam Kanz Raghibin, Imam Mahalli mengupas secara mendalam dan sistematis berbagai masalah fiqih, lengkap dengan perbedaan pendapat dalam mazhab Syafi’i.

Kitab ini menjadi pegangan penting dalam pengajaran fiqih di berbagai lembaga keislaman, terutama di pesantren tradisional di Indonesia. 

Bahkan, Kanz Raghibin semakin sempurna dengan adanya dua hasyiah (komentar) besar yang selalu dicetak bersamaan:

  • Hasyiah Qalyubi oleh Imam Ahmad al-Qalyubi (w. 1069 H).
  • Hasyiah Amirah oleh Imam Ahmad Amirah al-Burullusi (w. 957 H).

Kombinasi ini dikenal luas sebagai Hasyiatani dan digunakan dalam studi mendalam tentang fikih mazhab Syafi’i.

Tafsir al-Jalalain

Imam Mahalli juga merupakan salah satu dari dua penulis Tafsir al-Jalalain, bersama dengan Imam Jalaluddin as-Suyuthi. 

Imam Mahalli memulai penulisan tafsir ini dari Surah al-Kahfi hingga akhir al-Qur’an, kemudian Imam Suyuthi menyempurnakannya dari awal hingga Surah al-Isra’.

Tafsir ini terkenal karena gaya bahasanya yang ringkas, padat, namun sangat kaya makna. 

Hingga kini, Tafsir al-Jalalain menjadi kitab tafsir dasar yang diajarkan di seluruh dunia Islam.

Baca juga: Kisah Ibnu Hajar menimba emas dari sumur zamzam

Karya Lainnya:

Syarh al-Waraqat

Penjelasan ushul fiqih dari kitab al-Waraqat karya Imam al-Juwaini.

Syarh Jam’ al-Jawami’

Kajian lanjutan dalam ilmu ushul.

Manhaj al-Wusul ila ‘Ilm al-Usul

Ringkasan sistematis ushul fiqih.

Kitab dalam ilmu logika (manthiq), puisi (‘arudh), dan kebahasaan (balaghah).

Ketegasan dan Kezuhudan Imam Jalal al-Mahalli

Imam Jalal al-Mahalli tidak hanya dikenal karena keluasan ilmunya, tetapi juga keteguhannya dalam memegang prinsip, keberanian menyuarakan kebenaran, serta kesederhanaan hidupnya.

Beliau menolak jabatan Qadhi al-Qudhat (hakim agung) saat ditawari Sultan. 

Alasannya sangat tegas:

"Aku tak sanggup menanggung panasnya api neraka."

Pernyataan ini mencerminkan keikhlasan dan rasa takutnya kepada Allah. 

Imam Mahalli juga menolak menerima tamu dari kalangan pejabat yang datang dengan niat mencari muka. 

Ia sangat hati-hati terhadap kemewahan dunia dan kekuasaan.

Dalam keseharian, beliau hidup sangat sederhana. Pakaian dan makanannya biasa saja. 

Untuk mencukupi kebutuhan hidup, beliau berdagang kain, tetapi tidak mengelola langsung tokonya. 

Ia menyerahkan kepada orang lain, agar bisa fokus penuh mengajar, menulis kitab, dan beribadah.

Sosok Ulama Zuhud dan Wara’ yang Disegani

Imam Jalal al-Mahalli dikenal sebagai ulama yang zuhud (tidak cinta dunia) dan wara’ (menjaga diri dari syubhat). 

Banyak ulama dan masyarakat umum yang menyaksikan sifat-sifat keistimewaan beliau. 

Bahkan, tidak sedikit yang menganggap bahwa pada diri beliau tampak tanda-tanda karamah.

Ketegasan dan keikhlasannya dalam berdakwah membuatnya sangat dihormati. 

Ia berani menyampaikan kebenaran kepada penguasa, memberi nasihat kepada para qadhi, dan menegur keras para ulama yang menyimpang dari jalan ilmu.

Baca juga; Ini alasan kenapa wanita lain lebih cantik dari istrimu

Wafatnya Imam Jalal al-Mahalli

Imam Jalal al-Mahalli wafat pada malam Jumat, 19 Muharram 864 H (bertepatan dengan 1459 M). 

Ia dimakamkan di Qarafah Kubro, Kairo, Mesir.

Wafatnya beliau menjadi duka mendalam bagi umat Islam. 

Dunia kehilangan seorang guru, ilmuwan, dan teladan keilmuan yang ikhlas.

Penutup: Warisan Tak Ternilai dari Ulama Besar Islam

Biografi Imam Jalal al-Mahalli menjadi bukti nyata bahwa seorang ulama agung tidak hanya dikenal karena karya-karya besarnya, tetapi juga karena akhlak, ketegasan, dan keikhlasannya. 

Kitab Kanz Raghibin dan Tafsir al-Jalalain hanyalah dua dari banyak warisan keilmuan yang ditinggalkannya, namun yang paling berharga adalah keteladanan hidupnya.

Sebagai seorang ulama mazhab Syafi’i, Imam Mahalli telah menunjukkan bahwa ilmu, amal, dan akhlak harus bersatu. 

Ia tidak hanya menjadi pengajar, tetapi juga menjadi teladan hidup yang membimbing umat dengan ilmu dan kasih sayang.


Posting Komentar

Posting Komentar