![]() |
Ketika Santri Tertawan dengan Pandangan Pertama |
Oleh: Rini Dwi Ariyanti Makassar
Suasana pagi di pondok pesantren terlihat
begitu ramai dengan para santri yang sedang belajar. Ada yang menghafal,
membaca kitab, menulis dan lainnya. Setelah pelajaran usai, terlihat seorang
laki-laki bernama Fahri berlarian menuju ke kamarnya.
Fahri terkenal sebagai anak yang usil.
Terkadang iya sering mengganggu teman-temannya yang sedang belajar. Tingkah
lakunya banyak orang yang terkadang kesal kepadanya.
Meskipun sebenarnya ia adalah anak yang
sering jahil, tetapi iya adalah sosok yang rendah hati, sering menolong, dan
bahkan anak yang sangat pintar.
Pada suatu hari ketika Fahri mengunjungi
adiknya di pondok santri putri ia tidak sengaja berpapasan dengan seorang
wanita bernama zahra. Selain cantik, ia juga seorang wanita yang shalehah,
santun, rendah hati, pintar, penyabar, serta pemalu.
Banyak orang yang senang berteman dengannya, bahkan banyak laki-laki yang tertarik dengannya tapi tidak satu pun yang dapat meluluhkan hati si gadis itu. Baca Juga: 10 Kemampuan yang Harus Dikuasai Perempuan
Ketika Fahri pertama kali melihat Zahra, ia
merasa hatinya seperti berdebar-debar. Menyadari hal tersebut ia pun langsung
menundukkan pandangannya. Begitu pun dengan Zahra yang merasa malu sekaligus
risih ditatap seperti itu oleh seorang laki-laki yang baru ia temui.
Tidak ingin berlama-lama di sana,
Fahri pun langsung pamit dan bergegas menjauh dari wanita itu. Ketika ia
merasa sudah cukup jauh dari gadis itu, ia pun bernafas lega sambil memegang
dadanya yang sejak tadi berdebar tidak karuan. Ia pun mengatur nafas dan
bergegas menuju ke tempat adiknya berada.
"Abang kok lama banget sih. Aku tungguin
dari tadi, kirain ngak mau datang" Protes Dhea.
"Iya-iya maaf. Ya udah yuk."
Ajak Fahri
Mereka pun berangkat menuju ke sebuah toko yang tidak jauh dari pondok pesantren.
Saat ini Fahri sedang berbaring di kamarnya sambil memikirkan kejadian tadi siang. Wajah Zahra selalu menghantui pikirannya. Entah kenapa ia sangat tertarik dengan gadis itu. Baca Juga: 2 Syarat Bergelar Shalihah
Hari-hari telah berlalu dengan sangat cepat.
Tak terasa sudah sebulan kejadian di mana Fahri dan Zahra bertemu untuk
yang pertama kalinya. Tetapi wajah Zahra masih menghantui pikiran Fahri.
Fahri menjadi semakin penasaran dan ingin
mengetahui seperti apa sosok Zahra yang membuat dirinya sulit untuk melupakan
gadis yang ia temui sebulan yang lalu.
Di malam hari, ia pun melakukan shalat
istikharah untuk memantapkan hatinya. Setelah hatinya benar-benar mantap dan
yakin bahwa Zahra adalah seseorang yang telah Allah kirimkan untuk menjadi
pelengkap dalam hidupnya. Ia pun berniat melamar si gadis pujaannya itu.
Keesokan harinya, Fahri mencari
informasi tentang Zahra kepada teman-teman terdekat Zahra. Setelah berhasil
menemukan informasi dan alamat rumah Zahra.
Ia pun bergegas menuju ke rumah Zahra dengan
membawa mahar berupa cincin yang telah ia siapkan sebelumnya untuk melamar
gadis pujaannya itu. Sebelumnya juga ia telah memberitahu kedua orang tuanya
bahwa ia akan melamar seorang gadis hari ini juga.
Setelah tiba di rumah Zahra, hatinya menjadi berdebar-debar seperti saat ia bertemu dengan Zahra saat itu. Ia pun mengatur nafasnya dan perlahan-lahan mengetuk pintu rumah Zahra. Baca Juga: Jodoh Tak Kunjung Datang? Ini Obat Penawarnya
Tak lama kemudian ibu Zahra membuka pintu. Ia
terkejut melihat seorang pria yang tak ia kenali berada di hadapannya sekarang.
Tanpa bertanya sepatah kata pun ia mempersilakan Fahri masuk ke dalam
rumahnya dengan ramah.
Setelah Fahri masuk dan duduk di kursi
tamu begitu pun kedua orang tua Zahra, ia pun menyampaikan maksud kedatangannya
ke rumah Zahra tersebut. Setelah mendengar penjelasan Fahri, kedua orang tua
Zahra saling bertukar pandang.
Ayah Zahra hanya tersenyum dan meminta ibu
Zahra untuk menelepon Zahra agar pulang ke rumah. Zahra merasa heran karena
tidak biasanya ia disuruh pulang kalau bukan ada hal yang penting.
Setelah mendapat izin untuk pulang, ia pun
pulang dengan membawa barang-barang seperlunya. Di perjalanan hati Zahra serasa
berdebar tak karuan memikirkan apa yang terjadi sebenarnya sehingga ia disuruh
pulang saat ini juga.
Setelah sampai di rumah ia terkejut melihat
seorang laki-laki yang ia sangat kenali wajahnya. Fahri hanya terus
menunduk karena khawatir Zahra akan menolaknya. Zahra pun dipersilakan duduk di
dekat ibu.
Ibunya pun menceritakan semua kronologi mengapa Fahri bisa berada di rumah mereka. Baca Juga: Nabi Berpesan Berhati-hatilah dengan Iparmu Seperti Menghindari Kematian
Setelah mendengar hal tersebut ia langsung
merasa malu dan menundukkan pandangannya. Sebenarnya ia pun menyukai laki-laki
yang saat itu ia temui. Entah kenapa setelah kejadian di mana ia tidak sengaja
berpapasan dengan Fahri membuat hatinya berdebar dan selalu memikirkan
pria itu. Ia berusaha menenangkan perasaannya agar menjadi netral.
Dengan hati yang mantap ia pun menerima
lamaran pria itu. Fahri menjadi senang dan bersyukur tak menyangka bahwa
Zahra akan menerima lamarannya. Kedua orang tua Zahra yang menyaksikan hal
tersebut menjadi senang dan tersenyum lega.
Beberapa minggu kemudian hari yang telah ditunggu-tunggu pun akhirnya tiba. Fahri dan Zahra telah resmi menjadi sepasang suami istri. Baca Juga: Adakah Cinta yang Terlarang?
Mereka
sangat bersyukur dan sangat senang begitu pun dengan orang-orang yang
menyaksikan pernikahan mereka. Mereka pun menjadi keluarga yang Sakinah
Mawaddah Warahmah.
Posting Komentar