![]() |
| Rukanah: Kisah Pegulat Terkuat Quraisy yang Akhirnya Tumbang di Tangan Rasulullah |
D i tengah riuhnya masyarakat Quraisy yang bangga dengan kekuatan fisik, nama Rukanah bergema sebagai legenda.
Ia bukan sekadar pegulat biasa, melainkan sosok yang ditakuti karena tak pernah terkalahkan di arena.
Tubuhnya kekar, perawakannya gagah, dan kemampuannya mengunci lawan seakan mustahil ditandingi.
Namun, sejarah mencatat sebuah peristiwa mengejutkan bahwa Rukanah yang sombong dengan kekuatannya akhirnya harus mengakui kehebatan Rasulullah ï·º di gelanggang gulat.
Bukan hanya sekadar kemenangan fisik, tetapi sebuah pintu hidayah yang membuka mata bahwa kebenaran Islam jauh lebih kokoh dari pada otot dan kekuatan manusia.
Sejarah juga mencatat bahwa gulat adalah salah satu olahraga tertua di dunia.
Bukti-bukti peninggalan Mesir kuno yang berusia lebih dari lima ribu tahun memperlihatkan lukisan para petarung yang saling mengunci tubuh.
Simak juga; Kisah pengkhianatan seekor ular dan sabarnya ahli wara'
Di Tiongkok, gulat bahkan sudah diajarkan sejak 2050 SM sebagai bagian dari latihan fisik para kesatria.
Tak heran, dalam berbagai peradaban, gulat identik dengan keberanian, kekuatan, dan kehebatan seorang lelaki.
Di tanah Arab pun gulat menjadi tontonan populer.
Ia bukan hanya hiburan, melainkan juga ukuran harga diri dan martabat.
Di tengah tradisi itu, muncul seorang pegulat hebat yang namanya melegenda: Rukanah, sosok kuat yang tidak pernah terkalahkan.
Namun, sejarah membuktikan bahwa keperkasaannya akhirnya takluk di hadapan Rasulullah Muhammad ï·º, bukan hanya dalam gulat, melainkan juga dalam hati.
Simak juga; Kisah serigala yang bisa berbicara masa Rasulullah
Siapakah Rukanah?
Rukanah bin Abdu Yazid bin Hisyam bin Abdul Muthalib bin Abdu Manaf al-Muthallibi adalah seorang tokoh Quraisy yang dikenal luas karena kekuatan fisik dan kegagahannya.
Posturnya kekar, tubuhnya besar, dan ototnya menonjol.
Bukan hanya ahli gulat, Rukanah juga tangkas menunggang kuda.
Ia dianggap sebagai simbol kekuatan laki-laki Quraisy.
Namun, pada masa awal dakwah Islam, Rukanah masih berada dalam kemusyrikan.
Namanya sangat disegani, bahkan ditakuti. Orang-orang tahu, menantang Rukanah berarti menandatangani kekalahan.
Tidak ada satu pun lawan yang berhasil menekuk tubuhnya ke tanah.
Di tengah keangkuhan fisik itulah, Rasulullah ï·º melihat celah dakwah.
Beliau tidak hanya menyeru dengan kata-kata, tetapi juga dengan pendekatan budaya, sosial, bahkan olahraga.
Dan di antara momen yang paling menarik adalah ketika beliau menantang Rukanah bergulat.
Simak juga: Meluruskan pemahaman terhadap peristiwa pembelahan dada Rasulullah
Adu Gulat yang Menggetarkan Makkah
Ibnu Ishaq meriwayatkan sebuah kisah menarik.
Suatu hari, Rasulullah ï·º bertemu dengan Rukanah di sebuah perkampungan di Makkah, sebelum hijrah ke Madinah.
Dengan penuh kelembutan, Rasulullah ï·º mengajaknya kepada tauhid:
“Wahai Rukanah, tidakkah engkau bertakwa kepada Allah dan menerima dakwahku?”
Rukanah menatap penuh percaya diri. Ia menjawab,
“Seandainya aku mengetahui apa yang engkau serukan itu adalah kebenaran, pasti aku akan mengikutimu.”
Rasulullah ï·º pun mengajukan tantangan yang unik:
“Bagaimana jika aku mengalahkanmu dalam gulat? Apakah engkau akan meyakini kebenaranku?”
Rukanah yang terkenal tidak pernah kalah itu menjawab mantap,
“Iya.”
Maka, duel pun dimulai. Orang-orang Quraisy mungkin menahan napas menyaksikan dua sosok ini berhadapan.
Namun, siapa sangka? Dengan kekuatan dari Allah, Rasulullah ï·º berhasil menjatuhkan Rukanah ke tanah.
Pegulat terkuat Quraisy itu tak berdaya.
Merasa tak percaya, Rukanah meminta untuk mengulanginya.
Sekali lagi mereka bergulat. Dan sekali lagi, Rasulullah ï·º mengalahkannya.
Bahkan hingga tiga kali berturut-turut, hasilnya sama Rukanah kalah.
Subhanallah…! Sebuah peristiwa yang bukan hanya menggetarkan tubuh, tetapi juga hati.
Simak juga: Anak shaleh dan Ayah munafik, kisah yang mengguncang Madinah
Mukjizat Pohon yang Bersaksi
Kekalahan demi kekalahan belum cukup membuat Rukanah luluh.
Dengan nada heran bercampur takjub, ia masih ragu.
Maka Rasulullah ï·º menawarkan bukti lain:
“Maukah engkau kusaksikan sesuatu yang lebih menakjubkan dari ini? Jika engkau bertakwa kepada Allah dan menaatiku, engkau akan melihat tanda kebesaran-Nya.”
“Apa itu?” tanya Rukanah.
Rasulullah ï·º lalu menunjuk sebuah pohon di kejauhan dan berseru.
Pohon itu pun bergerak menghampiri beliau ï·º hingga berdiri di hadapannya, lalu kembali ke tempat semula setelah diperintah.
Namun, bukannya beriman, Rukanah pulang ke kaumnya sambil berkata,
“Wahai Bani Abdu Manaf, sungguh Muhammad telah menyihir masyarakat. Demi Allah, aku tidak pernah melihat penyihir yang lebih hebat darinya.” (Sirah Ibnu Hisyam 1: 390-391).
Kerasnya hati Rukanah membuat ia belum siap menerima cahaya Islam saat itu.
Tetapi benih hidayah sudah mulai ditanamkan oleh Rasulullah ï·º.
Simak juga: Misteri umur 40 tahun yang jarang disadari
Rukanah Memeluk Islam
Waktu terus berjalan. Makkah akhirnya ditaklukkan kaum Muslimin dalam peristiwa Fathu Makkah.
Di momen itu, Allah melapangkan hati banyak tokoh Quraisy untuk memeluk Islam. Termasuk di antaranya adalah Rukanah.
Ia datang kepada Rasulullah ï·º dengan penuh kerendahan hati dan bersyahadat.
Ia bahkan mengakui,
“Demi Allah, aku tahu ketika engkau bergulat denganku, engkau mendapatkan pertolongan dari langit.”
Setelah masuk Islam, Rukanah hijrah ke Madinah dan hidup bersama kaum Muslimin hingga wafat di awal pemerintahan Muawiyah radhiyallahu ‘anhu.
Subhanallah, betapa indah akhir kisah seorang pegulat yang awalnya angkuh, lalu Allah tundukkan hatinya.
Simak juga: Menyelami hikmah dan filosofi hijrah Rasulullah
Yazid bin Rukanah: Anak yang Juga Takluk
Kisah tak berhenti pada Rukanah. Putranya, Yazid bin Rukanah, juga tercatat dalam sejarah pernah menantang Rasulullah ï·º.
Ia datang membawa 300 ekor domba sebagai taruhan.
“Wahai Muhammad, maukah engkau bergulat denganku?” tanyanya.
Rasulullah ï·º menerima. Satu kali duel, Nabi menang. Yazid menyerahkan 100 ekor domba.
Namun, ia penasaran dan menantang lagi. Kedua kalinya, Nabi tetap menang. Demikian hingga tiga kali.
Akhirnya Yazid berkata penuh kejujuran,
“Wahai Muhammad, tidak ada seorang pun yang mampu menjatuhkanku ke tanah kecuali dirimu. Dahulu engkau yang paling aku benci. Kini engkau yang paling aku cintai. Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah, dan engkau utusan Allah.”
Dengan penuh kasih, Rasulullah ï·º mengembalikan seluruh domba itu kepadanya.
Sebuah pelajaran indah bahwa dakwah Nabi bukanlah untuk meraup harta, melainkan menyelamatkan manusia dengan hidayah.
Simak juga: Pohon sahabi, saksi sejarah Nabi yang masih hidup
Pelajaran dari Kisah Rukanah
Kisah Rukanah bukan sekadar cerita sejarah.
Akan tetapi juga menyimpan banyak hikmah yang bisa kita petik untuk kehidupan hari ini:
1. Dakwah Rasulullah ï·º selalu variatif.
Beliau tidak hanya berceramah, tetapi juga berdakwah dengan akhlak, sedekah, budaya, bahkan olahraga.
2. Tujuan dakwah Nabi bukan harta dunia.
Beliau menolak mengambil keuntungan materi dari gulat, karena yang beliau dambakan adalah hidayah.
3. Jangan pernah menyerah dalam berdakwah.
Meski awalnya ditolak keras, Rasulullah ï·º tetap sabar hingga hidayah masuk ke hati Rukanah dan anaknya.
4. Pendekatan sesuai profesi lebih mudah diterima.
Pegulat tersentuh oleh kehebatan dalam gulat.
Demikian pula di masa kini, dakwah bisa lebih menyentuh jika disampaikan oleh orang dengan latar belakang yang sama.
5. Rasulullah ï·º selalu ramah.
Bahkan terhadap musuh-musuhnya, beliau tetap sabar dan lembut, sehingga pintu hidayah tetap terbuka.
Simak juga; Kisah Rasulullah ditampar oleh badui
Penutup
Kisah Rukanah, pegulat terkuat Quraisy yang takluk di tangan Rasulullah ï·º, adalah bukti bahwa dakwah Nabi penuh dengan kelembutan, kreativitas, dan ketulusan.
Kekuatan fisik yang selama ini dibanggakan Rukanah akhirnya runtuh di hadapan kekuatan iman.
Hidayah Allah datang tepat pada waktunya, dan dari seorang yang dahulu menolak, lahirlah seorang Muslim yang setia.
Semoga kita bisa mengambil pelajaran dari kisah ini bahwa kekuatan sejati bukanlah pada otot dan tenaga, melainkan pada keteguhan hati dalam menerima kebenaran.



Posting Komentar