aNJDzqMa0Kj3po49qxTqapPaQ1OOt1CMotfJqXkz
Bookmark

Perang Yarmuk: Detik-Detik Runtuhnya Kekaisaran Romawi Timur di Hadapan Islam

Ilustrasi prajurit berpakaian zirah besi lengkap menunggang kuda dalam suasana pertempuran, menggambarkan momen epik seperti dalam Perang Yarmuk. 

P erang Yarmuk adalah salah satu perang paling menentukan dalam sejarah dunia Islam. 

Terjadi pada tahun 636 M, perang ini mempertemukan pasukan Islam yang dipimpin oleh Khalid bin Walid melawan kekuatan besar Romawi Timur (Byzantium) yang dipimpin oleh Heraclius.

Kemenangan gemilang ini tidak hanya mengukuhkan posisi Islam di Syam (Levant), tetapi juga menjadi awal dari keruntuhan pengaruh Romawi di Timur Tengah. 

Dalam waktu yang singkat, daulah Islam menggantikan dominasi kekaisaran besar yang telah berdiri ratusan tahun.

Latar Belakang Perang Yarmuk

Setelah wafatnya Rasulullah saw., kekhalifahan Abu Bakar dan Umar bin Khattab melanjutkan ekspansi Islam ke luar jazirah Arab. 

Tujuan utamanya adalah menyebarkan dakwah Islam dan menghapus tirani serta kezaliman dua imperium besar saat itu yaitu Romawi dan Persia.

Syam (sekarang wilayah Suriah, Yordania, Palestina, dan Lebanon) berada di bawah kekuasaan Romawi. 

Penduduknya banyak yang tertindas oleh pajak tinggi dan pemerintahan yang represif. 

Maka ketika pasukan Islam datang, banyak rakyat menyambutnya sebagai pembebas.

Baca juga: Apa itu IsIam sekuler? 

Jalannya Perang

Kekuatan Tak Seimbang

Pasukan Islam diperkirakan berjumlah sekitar 30.000–40.000, sementara pasukan Romawi yang dikirim oleh Kaisar Heraclius berjumlah lebih dari 100.000.

Kekaisaran Romawi bahkan mengerahkan pasukan gabungan dari berbagai wilayah, termasuk Armenia dan suku-suku Kristen Arab. 

Namun, keunggulan jumlah tidak menjamin kemenangan.

Khalid bin Walid, Panglima Tanpa Tanding

Khalifah Umar mengangkat Khalid bin Walid sebagai panglima utama, menggantikan Abu Ubaidah bin Jarrah. 

Keputusan ini strategis karena Khalid dikenal sebagai "Pedang Allah yang Terhunus". 

Ia menyusun formasi pasukan Islam dengan barisan bersayap kiri, kanan, dan tengah, serta kavaleri cadangan yang bisa bergerak cepat.

Baca juga: Apa itu Islam Liberal? 

Lokasi Pertempuran: Sungai Yarmuk

Pertempuran terjadi di dekat Sungai Yarmuk, sebuah lembah berbukit yang terletak di perbatasan antara Suriah dan Yordania. 

Lokasi ini strategis dan menjadi tempat yang menguntungkan pasukan Islam karena bisa mengepung musuh yang bergerak lambat.

Pertempuran Enam Hari

Perang berlangsung selama enam hari, dengan;

  • Serangan balasan taktik dari pasukan Islam
  • Seruan semangat dari para sahabat dan para wanita Muslimah yang ikut serta menyemangati

Khalid bin Walid menggunakan taktik "pancing dan pukul balik", memancing musuh ke dalam jebakan kemudian menyerang dari belakang. 

Kekalahan Telak Romawi

Pada hari terakhir, pasukan Romawi panik dan mundur ke sungai, namun jembatan penghubung telah dihancurkan oleh pasukan Islam, menyebabkan ribuan tentara Romawi tewas tenggelam di Sungai Yarmuk.

Heraclius dikabarkan menangis saat mendengar berita kekalahan ini dan berkata, “Selamat tinggal Syria, selamat tinggal tanah yang subur, kamu tidak akan pernah kembali kepadaku.”

Baca juga: Apa itu Islam Plural? 

Dampak Kemenangan Perang Yarmuk

Berakhirnya Dominasi Romawi di Syam

Setelah perang ini, kota-kota penting seperti Damaskus, Homs, dan Baitul Maqdis jatuh ke tangan Islam. 

Kekuasaan Romawi yang telah bercokol selama ratusan tahun benar-benar lenyap dari kawasan tersebut.

Awal Kekuasaan Islam di Syam

Wilayah Syam menjadi bagian dari Daulah Islamiyah, dan hingga kini menjadi salah satu kawasan paling bersejarah dalam peradaban Islam.

Taktik Militer Islam Menjadi Legenda

Strategi Khalid bin Walid dalam perang ini dipelajari oleh banyak jenderal di masa depan. 

Ia dikenal sebagai salah satu komandan perang terhebat dalam sejarah dunia.

Islam Menjadi Kekuatan Dunia

Kemenangan ini menjadi simbol bahwa Islam bukan hanya agama lokal Arab, tapi agama dunia yang bisa berdiri sejajar bahkan mengalahkan imperium besar.

Baca juga: Apa itu aliran Neo-Khawarij di abad modern? 

Tokoh Kunci

Khalid bin Walid

Komandan utama pasukan Islam, otak di balik taktik gemilang

Abu Ubaidah bin Jarrah

Komandan senior, tokoh penting dalam diplomasi

Kaisar Heraclius

Pemimpin Kekaisaran Romawi Timur yang terpukul secara psikologis

Yazid bin Abi Sufyan dan Amr bin Ash

Komandan-komandan wilayah yang turut memimpin pasukan. 

Baca juga: Apa itu aliran Jabariyah? 

Pelajaran dari Perang Yarmuk

Keimanan Lebih Kuat dari Jumlah

Kemenangan pasukan kecil Islam atas jumlah besar pasukan Romawi menunjukkan bahwa keimanan dan taktik lebih penting dari kuantitas.

Persatuan Umat adalah Kunci

Pasukan Islam terdiri dari banyak suku dan kabilah, tapi mereka bersatu karena satu misi: menegakkan kalimat Allah.

Islam Adalah Peradaban

Islam bukan hanya ajaran spiritual, tapi peradaban yang memiliki struktur militer, politik, ekonomi, dan budaya.


Referensi Utama

Al-Bidayah wa an-Nihayah – Ibn Katsir

Futuh al-Buldan – Al-Baladzuri

Tarikh at-Thabari – Imam Thabari

Sirah Nabawiyah – Ibnu Hisyam

"The Sword of Allah: Khalid bin Al-Waleed" – A.I. Akram



Posting Komentar

Posting Komentar