![]() |
Hampir Seluruh Para Nabi Penggembala |
M emasuki masa remaja, Rasulullah saw. mulai berusaha mandiri untuk mencari rezeki.
Beliau memilih untuk menggembalakan kambing milik penduduk kota Makkah dengan upah beberapa qiradh.
Kita menyadari bahwa setiap dari perbuatan beliau memilki hikmah tersendiri.
Dalam hal ini ada tiga pelajaran penting yang Rasulullah ajarkan kepada kita dari keputusan beliau untuk menggembala.
Nah, ini merupakan perkara yang penting untuk dibaca karena berkaitan dengan profesi setiap dari kita dalam mencari nafkah.
So, baca yang tuntas ya...
Kondisi Remaja Rasulullah SAW
Nabi Muhammad SAW Saat remaja sudah berfikir dan bersiasat agar tidak terlalu membebani pamannya Abu Thalib yang mengasuhnya setelah kakeknya meninggal.
Kehidupan Abu Thalib kondisinya jauh berbeda dengan paman-paman Nabi lainnya.
Hidup dengan penuh kesederhanaan dan apa adanya.
Sehingga kondisi itulah yang menggerakkan hati Rasulullah saw. untuk mulai mandiri dalam usaha dan mencari nafkah.
Rasulullah saw. juga pernah menuturkan tentang profesi pekerjaan yang dipilihnya yaitu menggembala.
Beliau bersabda:
"Aku dulu menggembalakan kambing penduduk Makkah dengan upah beberapa qiradh."
Hadis tersebut diriwayatkan oleh Imam Bukhari.
Masa muda Rasulullah SAW berbeda dengan lazimnya pemuda pada biasanya.
Selama masa mudanya, Allah menjaga dan memelihara beliau dari penyimpangan, berhura-hura, permainan nista yang biasanya dilakukan oleh pemuda seusianya.
Dalam sebuah hadis Rasulullah SAW menceritakan tentang dirinya:
“Aku tidak pernah punya keinginan sesuatu yang biasa mereka lakukan di masa jahiliyyah kecuali dua kali. Itu pun kemudian dicegah oleh Allah SWT. Setelah itu aku tidak pernah menginginkannya sampai Allah memuliakan aku dengan risalah."
Aku pernah berkata kepada seorang teman yang menggembala bersamaku di Makkah,
“Tolong awasi kambingku, karena aku akan memasuki kota Makkah untuk begadang sebagaimana para pemuda."
Kawan tersebut menjawab: "lakukanlah!" Kemudian aku keluar.
Ketika aku sampai pada rumah pertama di Makkah, aku mendengar nyanyian.
Lalu aku bertanya, "apa ini?" Mereka menjawab, “pesta”.
Kemudian aku duduk dan mendengarkannya.
Tetapi setelah itu Allah menutup telingaku dan aku tertidur dan tidak terbangun kecuali oleh terik panas matahari.
Kemudian aku kembali kepada temanku, lalu ia bertanya kepadaku dan aku mengabarkannya.
Kemudian pada malam yang lain aku katakan padanya sebagaimana malam pertama.
Maka aku pun masuk kota Makkah, lalu mengalami kejadian sebagaimana malam sebelumnya.
Setelah itu aku tidak pernah lagi menginginkan keburukan.
Tiga Pelajaran Penting Dari Rasulullah SAW
Sehubungan dengan usaha Rasulullah SAW menggembalakan kambing untuk memenuhi kebutuhan dan nafkahnya, terdapat tiga pelajaran penting bagi kita yaitu:
Pertama, Rasulullah SAW memiliki perasaan yang halus dan berkeinginan kuat yang dengan kedua sifat ini Allah SWT memperindah kepribadiannya.
Pamannya Abu Thalib mengasuh Rasulullah SAW layaknya seperti seorang ayah yang mengasuh dengan penuh kasih sayang.
Tetapi, ketika Rasulullah merasakan sudah mampu untuk bekerja secara mandiri, Rasulullah saw. segera melakukannya dan berusaha sekuat tenaga untuk meringankan beban dan tanggungan nafkah pamannya.
Barangkali hasil yang diperoleh dari menggembala tersebut tidak begitu banyak dan memberi pengaruh besar bagi pamannya, namun di balik itu menunjukkan akhlak yang mengungkapkan rasa syukur, kecerdasan watak dan kebaikan dalam berperilaku.
Kedua, pekerjaan Rasulullah saw. tersebut berkaitan dengan penjelasan tentang bentuk-bentuk kehidupan yang diridhai oleh Allah SWT untuk para hamba-hambanya di dunia ini.
Sebenarnya sangat mudah bagi Allah SWT untuk mempersiapkan Rasulullah SAW dengan segala sarana dan prasarana yang ideal serta kondisi dhahir dan batin yang sempurna, sehingga tidak perlu lagi beliau harus memeras keringat menggembalakan kambing dan risau dengan kondisi ekonomi yang dihadapinya.
Tetapi dari sini bisa belajar bahwa hikmah ilahiyah menghendaki agar kita mengetahui bahwa harta manusia yang terbaik adalah yang diperoleh dari usahanya sendiri berdasarkan imbalan pelayanannya.
Ketiga, para aktivis dakwah harus mampu meneladani Rasulullah saw. Beliau adalah pendakwah.
Siang malam mengajak umat dan memberi petunjuk yang baik.
Namun, beliau tetap berusaha untuk memperoleh penghasilan agar bisa mepertahankan ekonomi dan konsumsi sehari-hari.
Karena itu, para aktivis dakwah merupakan orang yang paling patut dan utama untuk memperbaiki kehidupannya secara finansial melalui usaha mandiri walaupun kecil-kecilan.
Ini bertujuan untuk tidak berhutang budi kepada seorang pun sehingga menghalanginya dalam menyampaikan kebenaran di hadapan seluruh manusia.
Jika ada ikatan hutang budi maka sangat diyakini akan berpengaruh dalam kita berdakwah.
Kesimpulan
Oleh karena demikian siapa saja yang memangku sebagai penyambung risalah Rasulullah jangan menjadikan dakwahnya sebagai ladang sumber rezekinya atau hidup dari mengharapkan pemberian sedekah orang.Namun seyogyanya kerahkan usaha untuk bisa menghasilkan apapun itu yang intinya sesuai dengan panduan syariat dan berkah.
Perlu kita sadari bahwa Nabi Muhammad saw. memiliki seluruh karakteristik manusia, sehingga setiap fase dari kehidupannya memiliki fitrah dan kecenderungan manusia pada umumnya.
Hak spesial yang Allah berikan kepada beliau adalah Allah menghindarkan beliau terjerumus dalam segala hal yang berbentuk negatif apa pun itu.
Demikianlah cara Allah menjaga beliau mulai dari persiapan hingga beliau menjadi utusan-Nya.
Semoga kita semua mampu mengikuti jejak beliau dan meneladani seluruh gerak-gerik beliau dalam beribadah kepada Allah SWT.
Semoga kita dipertemukan dengan Rasulullah dan mendapatkan syafaat dari beliau kelak. Amin amin amin
Wallahu a'lam bishsawab
Referensi:
· Fiqhu Sirah Nabawiyyah Karangan Syeikh Muhammad Said Ramadhan Al-Buthy
Posting Komentar