Imam Abu Hanifah |
Abu Hanifah merupakan penggagas mazhab Hanafi. Beliau memiliki pengaruh besar dalam dunia Islam.
Nasab Imam Abu Hanifah
Nama aslinya adalah Nu’man bin Tsabit bin Zutha maula Taiymillah bin
Tsa’labah, beluai lebih dikenal dengan Imam Abi Hanifah. Beliau dilahirkan pada tahun
80 hijriah dan wafat di negeri Baghdad pada tahun 150 hijriah pada usia 70 tahun.
Beliau dijuluki dengan ashabu al-ra'yi (ahli pikir) dan pakar ilmu fiqih penduduk Irak serta dikategorikan sebagai penghafal hadis nabawi.
Sanad Keilmuan Imam Abu Hanifah dibidang Fiqh
Imam Abu Hanifah belajar ilmu fiqh dari Hammad bin Abi Sulaiman. Pada masanya ada beberapa sahabat yang masih hidup, diantaranya :
- Anas bin Malik
- Abdullah bin abi
Aufa
- Sahl bin sa’di
- Abu Thufail
Sayangnya Imam Abu Hanifah tidak mengambil ilmu dari mereka.
Al-laknawi berkata : ketahuilah bahwa mazhab Abu Hanifah bersumber dari
sahabat nabi yang menetap di Kufah dan para ulama-ulama sesudah mereka dan
Imam Abu Hanifah berpegang teguh pada mazhab (pijakan keilmuan) Ibrahim
an-Nakha’i (wafat 96 H). Beliau adalah seorang perawi hadist dan seorang ulama
fiqh di Kufah.
Imam Abu Hanifah berkata : aku bertamu di kediaman Abi Ja’far (Amirul mukminin),
kemudian abi Ja’far berkata : dari mana kau mengambil ilmu ?
Akupun menjawab : aku mengambil ilmu dari Hammad (Ibna abi Sulaiman), Hammad
dari Ibrahim (an Nakha’i), Ibrahim dari Umar bin Khattab dan Ali bin abi Thalib
dan Abdullah bin Mas’ud dan Abdullah bin abbas.
Abi Ja’far pun merasa kagum dan ta’jub atas sanad keilmuan Imam abi Hanifah.
Murid Imam Abu Hanifah
Abu Yahya Al-hamani,
Husyaim bin Basyir,
‘Ammad bin ‘Awwam,
Abdullah bin Mubarak,
Waqi’ bin Jarrah,
Yazid bin Harun,
Ali bin ‘Asam,
Yahya bin Nasir,
Abu Yusuf al-Qadi,
Muhammad bin Hasan,
Umar bin Muhammad,
Haudah bin Khalifah,
Abu Abdirrahman mukriy,
Abdul Razzaq bin
Hammam.
Kisah Kezuhudan Imam Abu Hanifah
Ibnu Hubairah berdialog dengan
Imam Abu Hanifah dan menawarkannya menjadi qadhi yang memutuskan masalah agama di
negeri Kufah. Imam Abu Hanifah menolak tawaran tersebut dan Ibnu Hubairah pun
menghukuminya dengan 150 kali cambukan.
Manakala Ibnu Hubairah melihat Imam Abu Hanifah tetap teguh dengan jawaban yang sama, lantas Ibnu Hubairah pun
menginggalkannya.
Diriwayatkan dari Ismail bin Salim, dia
mengatakan : Imam Abu Hanifah menolak saat dipaksa menjadi Qadhi.
Ismail bin
Salim berkata lagi : Imam Ahmad bin Hambal menangis saat mengigat kisah ini dan
merasa kasih sayang kepada imam Abi Hanifah.
Dari Bisyr bin al Walid, dia mengatakan, “Al Manshur mencari Abu Hanifah
lalu menginginkannya agar menjadi qadhi. Al Manshur bersumpah dia harus
menjabat sebagai qadhi, tetapi Abu Hanifah menolaknya dan bersumpah dia tidak
akan melakukannya.
Melihat hal itu, ar Rabi’ al Hajib mengatakan, “Engkau
melihat Amirul Mukminin bersumpah, sementara engkau juga bersumpah?”
Dia
menjawab, “Amirul Mukminin lebih mampu menebus sumpahnya daripada aku.”
Khalifah kemudian memerintahkan agar menjebloskannya ke dalam penjara. Abu
Hanifah dipenjara dan disiksa hingga akhir hayatnya di penjara Baghdad.
Pendapat
yang kuat imam Abi Hanifah meninggal dunia di dalam penjara.
Ref:
kitab المدخل الي دراسة المذهب الفقهية hal. 95.
1.
Posting Komentar