aNJDzqMa0Kj3po49qxTqapPaQ1OOt1CMotfJqXkz
Bookmark

Andai Kita Tak Berandai, Seni Memperoleh Klimaks Bahagia

Andai Kita Tak Berandai

Seringkali hal yang membuat kita terpengaruh dan tergoncang karena mempertimbangkan suatu perandaian. Andai saja perandaian itu tidak ada maka begitu mudah kita memperoleh bahagia yang klimaks.

Namun, perandaian tidak bisa dihindari maka perlu mengelolanya seperti seni agar indah dan on goal. Menghilangkan perandaian suatu hal yang mustahil karena sebagian besar kita merangkak dan berjalan di atas rel andai-andai alias angan-angan.

Benarkah Berandai-Andai Tidak Bisa Dihindari?

Mari kita buktikan ya! Setiap dari kita pasti sudah ada target untuk mencapai sesuatu serta telah menyusun rapi strategi yang akan ditempuh dalam memenagkan ekspektasi tersebut.

Baca Juga: Ini Alasan Ternyata Di Balik Kecemburuan Nabi Adam Kepada Umat Nabi Muhammad

Di antara sebagian banyaknya perandaian kita, mungkin kita bisa menjawab sendiri andai-andai di bawah ini:

Andai aku melakukan ini sebelumnya pasti....

Andai aku kaya pasti akan......

Andai aku pintar pasti......

Andai saja aku seperti dia tentu ......

Andai dia jodohku....

Alangkah beruntung aku andai saja....

Silakan lanjut sendiri sesuai dengan ekspektasimu....

Fakta dan Efek dari Berandai-Andai

Aktivitas berandai-andai adalah hal yang sangat menyenangkan. Biasanya apa yang kita andaikan merupakan hal-hal yang ingin terwujud dalam kehidupan nyata. Meskipun fakta berbicara sebaliknya.

Baca Juga: Digelari Tuli Demi Menjaga Privasi, Siapakah Beliau?

Ketika berandai, kita merasa semuanya mudah untuk diwujudkan karena skenario pencapaian semuanya sudah terdesain rapi dalam kepala kita. Bahkan hal mustahil pun bukan masalah serius.

Di samping itu, ketika banyak ekspektasi yang tidak terwujud, batin pun akan bergejolak emosi memarahi hasil pencapaian. Rasa kecewa, putus asa, marah, bahkan mempermasalahkan yang sebenarnya tidak bermasalah. Ini merupakan sumber utama dan akar permasalahan yang muncul.

Andai saja aku begini...

Kalau aja seandainya....

Coba seandainya......

Dan silakan lanjut sendiri semua perandaian sebagai pembelaan terhadap harapan dan keinginan yang tidak terwujud.

Sadarkah tidak kita, sejatinya bentuk pengandaian adalah bentuk protes terhadap pencapaian yang hasilnya nihil. Padahal semuanya merupakan takdir kehidupan yang mengajarkan kepada kita agar mampu berpikir dan bertindak secara bijak tanpa menyalahi takdir, protes Allah dan membenci diri sendiri.

Pengaruh Berandai-Andai

Berandai-andai menjadi biang kerok dan faktor utama yang menyedot seluruh energi positif dalam jiwa kita. Rasa tidak puas terhadap apa yang telah didapatkan mampu merubah pandangan kita terhadap perjuangan yang telah kita lakukan saat ini.

Baca Juga: Nabi Berpesan: Berhati-Hatilah dengan Iparmu Seperti Menghindari Kematian

Padahal perjuangan itu berat loh.. Butuh banyak pengorbanan untuk bangkit dan memotivasi diri sendiri. Tidak bisakah kita mentolerir diri sendiri dan mengapresiasi terhadap pencapaian sejauh ini.

Yaa, begitulah kekuatan berandai-andai. Di manakah letak kebahagian itu sebenarnya?

Hakikat Kebahagiaan

Hakikat kebahagian adalah bagaimana kita mampu mengekspresikan rasa syukur terhadap apa yang telah kita capai dan dapatkan saat ini. Bukan kebahagian itu dengan berandai-andai.

Karena andai-andai itu akan menuntut kita sukses dalam segala hal dalam pandangan logika. Padahal kita diajarkan untuk bersyukur dengan segala hal yang telah dimiliki tanpa menyalahkan diri sendiri dan putus asa.

Inti dari kebahagian adalah bersyukur terhadap bagaimanapun hasil pencapaian. Bukan berandai-andai yang menggugurkan semangat dan mencuat rasa putus asa.

Mari berhenti berandai-andai dan kuatkan diri untuk menghadapi segala kenyataan hidup agar lebih positif dan optimis. Syukuri apa yang ada dan menyadari semuanya adalah yang teerbaik bagi kita yang mana Allah lebih mengetahui dengan skenario kehidupan kita.

Raihlah klimaks kebahagian dalam hidup ini tanpa dipengaruhi oleh virus perandaian. Bersyukurlah setiap hasil apa saja yang telah anda perjuangkan.

Baca Juga: Hikmah Rasulullah Tumbuh Yatim

Jangan sakiti diri dan hati dengan memberi ruang “andai” dalam menyalahkan dan membenci diri anda sendiri. Kita tidak pantas melakukan hal tersebut pada diri kita sendiri. Hanya kita yang paham betul dengan kondisi kita saat ini.

Kesimpulan

Oleh karena itu, kunci sebenarnya dalam meperoleh kebahagiaan yang maksimal dan klimaks adalah bersyukur terhadap apa pun hasil yang diperoleh. Kita tidak terlalu over dalam dalam menuduh diri kita sendiri dan selalu bersikap optimis.

Hidup untuk dijalani dengan berbagai medan jalan yang kita hadapi. Mengeluh, menyesal maupun perasaan negatif lainnya tidak akan membuat kita sampai pada target dan tujuan kita.

Mudahnya adalah mari kita menikmati kebahagiaan meskipun dalam penderitaan. Cuma nikmati saja setiap detiknya bukan menciptakan bumerang perandaian yang dapat melukai jiwa dan perasaan kita.

Baca Juga: Melakukan Maksiat, Pilihan atau Takdir?

Rumit dalam menerepkan dan praktik dalam kehidupan dan ketika menghadapi suatu kondisi pelik, maka cara termudah adalah masa bodoh dengan itu semua.

Terima apa saja dengan semangat dan pandangan positif. Insyaallah itu akan menjadi magnet yang menarik energi dan kebahagian itu sendiri.

Posting Komentar

Posting Komentar