![]() |
Andai Kita Tak Berandai |
Seringkali hal yang membuat kita terpengaruh dan tergoncang karena mempertimbangkan suatu perandaian. Andai saja perandaian itu tidak ada maka begitu mudah kita memperoleh bahagia yang klimaks.
Namun, perandaian tidak bisa dihindari maka perlu mengelolanya seperti
seni agar indah dan on goal. Menghilangkan perandaian suatu hal yang mustahil
karena sebagian besar kita merangkak dan berjalan di atas rel andai-andai alias
angan-angan.
Benarkah Berandai-Andai Tidak Bisa Dihindari?
Mari kita buktikan ya! Setiap dari kita pasti sudah ada target untuk mencapai sesuatu serta telah menyusun rapi strategi yang akan ditempuh dalam memenagkan ekspektasi tersebut.
Di antara sebagian banyaknya perandaian kita, mungkin kita bisa
menjawab sendiri andai-andai di bawah ini:
Andai aku melakukan ini sebelumnya pasti....
Andai aku kaya pasti akan......
Andai aku pintar pasti......
Andai saja aku seperti dia tentu ......
Andai dia jodohku....
Alangkah beruntung aku andai saja....
Silakan lanjut sendiri sesuai dengan ekspektasimu....
Fakta dan Efek dari Berandai-Andai
Aktivitas berandai-andai adalah hal yang sangat menyenangkan. Biasanya apa yang kita andaikan merupakan hal-hal yang ingin terwujud dalam kehidupan nyata. Meskipun fakta berbicara sebaliknya.
Ketika berandai, kita merasa semuanya mudah untuk diwujudkan karena skenario pencapaian semuanya sudah terdesain rapi dalam kepala kita. Bahkan hal mustahil pun bukan masalah serius.
Di samping itu, ketika
banyak ekspektasi yang tidak terwujud, batin pun akan bergejolak emosi memarahi
hasil pencapaian. Rasa kecewa, putus asa, marah, bahkan mempermasalahkan yang
sebenarnya tidak bermasalah. Ini merupakan sumber utama dan akar permasalahan
yang muncul.
Andai saja aku begini...
Kalau aja seandainya....
Coba seandainya......
Dan silakan lanjut
sendiri semua perandaian sebagai pembelaan terhadap harapan dan keinginan yang tidak
terwujud.
Sadarkah tidak kita,
sejatinya bentuk pengandaian adalah bentuk protes terhadap pencapaian yang
hasilnya nihil. Padahal semuanya merupakan takdir kehidupan yang mengajarkan kepada
kita agar mampu berpikir dan bertindak secara bijak tanpa menyalahi takdir,
protes Allah dan membenci diri sendiri.
Pengaruh Berandai-Andai
Berandai-andai menjadi biang
kerok dan faktor utama yang menyedot seluruh energi positif dalam jiwa kita. Rasa
tidak puas terhadap apa yang telah didapatkan mampu merubah pandangan kita
terhadap perjuangan yang telah kita lakukan saat ini.
Padahal perjuangan itu
berat loh.. Butuh banyak pengorbanan untuk bangkit dan memotivasi diri sendiri.
Tidak bisakah kita mentolerir diri sendiri dan mengapresiasi terhadap
pencapaian sejauh ini.
Yaa, begitulah kekuatan
berandai-andai. Di manakah letak kebahagian itu sebenarnya?
Hakikat Kebahagiaan
Hakikat kebahagian
adalah bagaimana kita mampu mengekspresikan rasa syukur terhadap apa yang telah
kita capai dan dapatkan saat ini. Bukan kebahagian itu dengan berandai-andai.
Karena andai-andai itu
akan menuntut kita sukses dalam segala hal dalam pandangan logika. Padahal kita
diajarkan untuk bersyukur dengan segala hal yang telah dimiliki tanpa
menyalahkan diri sendiri dan putus asa.
Inti dari kebahagian
adalah bersyukur terhadap bagaimanapun hasil pencapaian. Bukan berandai-andai
yang menggugurkan semangat dan mencuat rasa putus asa.
Mari berhenti
berandai-andai dan kuatkan diri untuk menghadapi segala kenyataan hidup agar
lebih positif dan optimis. Syukuri apa yang ada dan menyadari semuanya adalah
yang teerbaik bagi kita yang mana Allah lebih mengetahui dengan skenario
kehidupan kita.
Raihlah klimaks kebahagian
dalam hidup ini tanpa dipengaruhi oleh virus perandaian. Bersyukurlah setiap
hasil apa saja yang telah anda perjuangkan.
Jangan sakiti diri dan
hati dengan memberi ruang “andai” dalam menyalahkan dan membenci diri anda
sendiri. Kita tidak pantas melakukan hal tersebut pada diri kita sendiri. Hanya
kita yang paham betul dengan kondisi kita saat ini.
Kesimpulan
Oleh karena itu, kunci sebenarnya
dalam meperoleh kebahagiaan yang maksimal dan klimaks adalah bersyukur terhadap
apa pun hasil yang diperoleh. Kita tidak terlalu over dalam dalam menuduh diri
kita sendiri dan selalu bersikap optimis.
Hidup untuk dijalani
dengan berbagai medan jalan yang kita hadapi. Mengeluh, menyesal maupun perasaan
negatif lainnya tidak akan membuat kita sampai pada target dan tujuan kita.
Mudahnya adalah mari
kita menikmati kebahagiaan meskipun dalam penderitaan. Cuma nikmati saja setiap
detiknya bukan menciptakan bumerang perandaian yang dapat melukai jiwa dan perasaan
kita.
Rumit dalam menerepkan
dan praktik dalam kehidupan dan ketika menghadapi suatu kondisi pelik, maka
cara termudah adalah masa bodoh dengan itu semua.
Terima apa saja dengan semangat dan pandangan positif. Insyaallah itu akan menjadi magnet yang menarik energi dan kebahagian itu sendiri.
Posting Komentar